SUKABUMIUPDATE.com - Komponen motor yang rusak terkadang tidak terlihat, namun akan terasa pada saat berkendara, seperti halnya oli mesin, jika tidak diganti melewati batas waktu yang tepat akan mengakibatkan panas berlebih pada mesin motor, bahkan jika dibiarkan akan merusak komponen mesin.
Pemilik bengkel di wilayah Parungkuda, Rama Mardyan mengatakan, mengganti oli mesin tepatnya setelah menempuh jarak 2000 kilometer, selain itu pada motor matic terdapat oli gardan, jika tidak diganti dalam waktu lama akan menimbulkan suara berisik dan menyebabkan keausan pada gear box, hal ini dikarenakan oli gardan yang digunakan untuk menggerakan gearbox sudah tidak kental lagi atau mulai encer.
"Mengganti oli gardan pada motor matic tepatnya setelah menempuh jarak 5000 kilometer atau bisa ganti oli gardan bersamaan dengan oli mesin, dengan catatan oli gardan baru diganti ketika sudah ketiga kali mengganti oli mesin.
Pada motor matic terdapat Continuously Variable Transmission (CVT) yang memiliki fungsi meneruskan putaran yang dihasilkan oleh mesin motor pada bagian roda ban. "Bagian ini ada kalanya dibersihkan, jika kotor akan mengganggu performa motor matic, baiknya membersihkan CVT setiap 4000 atau 6000 kilometer setelah jarak tempuh," kata Rama kepada sukabumi.update.com beberapa waktu lalu di bulan November 2022.
“Komponen di dalam CVT ada beberapa bagian, meliputi, kampas kopling yang idealnya diganti setiap jarak tempuh 25.000 kilometer, jika terlambat diganti, pengendara motor akan merasa getaran atau mengeluarkan suara aneh di CVT, tentunya performa juga menurun, karena kampas kopling pada motor matic menyalurkan dan memutuskan tenaga putaran mesin,” paparnya.
“Selain itu ada roller yang menjadi penggerak pulley depan dan mempengaruhi kinerja mesin, perlu diperhatikan jangka waktu pergantiannya, roller yang peyang atau sudah tidak bulat sepenuhnya akan menimbulkan suara kasar dan lebih boros bahan bakar, penggantian roller ini dilakukan setiap jarak tempuh 25.000 kilometer," sambung Rama.
Satu lagi yang tak kalah penting pada bagian CVT adalah V-belt, lanjut Rama. Punya peran penting dengan transmisi otomatis, seperti rantai motor yang menghubungkan gir depan dan gir belakang, di motor matic V-belt menjadi penghubung puli depan dan puli belakang, jika terjadi kerusakan tarikan motor terasa kurang atau ngempos.
Hal ini disebabkan karena kerja dari V-belt tidak maksimal, sehingga tenaga dari mesin tidak optimal disalurkan ke roda belakang, bahkan bila dipaksakan kemungkinan besar putus dan motor tidak bisa jalan walaupun mesin dalam keadaan menyala diiringi dengan memutar gas, V-belt diganti setiap pemakaian 24.000 kilometer," lanjutnya.
Beralih ke salah satu sumber dari tegangan listrik, pembakaran campuran udara dan bahan bakar sehingga menghasilkan percikan api yaitu busi, motor akan sulit menyala jika busi sudah mulai rusak, mengganti busi setiap pemakaian 15.000 kilometer, namun, biasanya busi bisa bertahan sampai dengan pemakaian 45.000 kilometer. "Beberapa komponen itu diganti sesuai dengan ketentuan jarak tempuh, karena jika dibiarkan bisa merogoh kocek lebih dalam lagi, bensin bisa menjadi lebih boros, bahkan kerusakan bisa merambat ke komponen lainya," pungkas Rama.
Reporter: Ibnu (magang)
#SHOWRELATEBERITA