SUKABUMIUPDATE.com - Bikers ini ingin berbagi cerita pilunya jadi korban bbm oplosan. Warga Sukabumi ini harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk memperbaiki motor maticnya yang mengalami knocking, setelah mengkonsumsi bbm oplosan.
Sebut saja namanya De, asli warga Kecamatan Waluran Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Ceritanya empat hari lalu ia ingin jalan bersama rekan-rekannya memotoran jarak dekat ke Tegalbuleud. Pemilik motor honda vario karbu ini kemudian membeli 1 liter bbm eceran jenis pertalite seharga Rp 12 ibu.
"Biasa beli eceran, SPBU juga lumayan jauh. Aya di Surade? ucap De, kepada sukabumiupdate.com, Selasa 25 Oktober 2022.
Ia dan kawan-kawannya tak curiga walaupun motor sudah mengalami 'kelainan' mesin saat perjalanan ke Tegalbuleud.
"Berangkatnya motor udah ngeden-ngeden. Pas pulang dari Tegalbuleud, lima kali motor," lanjut De.
Saat mogok pertama di daerah Cikarang, De coba cek bbm di tangki motornya karena khawatir sudah habis. "Pas dilihat bbm di tangki ngagolak kayak fanta klo dikocok-kocok. Dari sana motor teh terus mogok," bebernya.
Sesampai di rumah, De berinisial memeriksa mesin motor termasuk menguras bbm dalam tangki. Dugaannya benar, bbm jenis pertalite yang dibelinya memang 'aneh' warnanya tidak biru muda seperti biasanya, tapi semu coklat.
"Saya sengaja membeli pertalite ke SPBU untuk menguras mesin. Ternyata memang beda, pertalite yang saya beli sebelumnya warna semu coklat. Tak tahu dicampur apa tapi bisa jadi solar atau minyak apalah," ungkap De.
Akibat BBM oplosan ini, De harus mengeluarkan uang untuk memperbaiki motornya. "Mesin motor jadi knocling, klepnya kena tapi masih bisa dipakai. Habis Rp 300 ribu untuk perbaikan," lanjutnya.
Kondisi ini lebih baik, ucap De, karena dua motor matic temannya dengan sistem injeksi mati total. Kedua motor itu bahkan tidak sempat melakukan perjalanan jauh setelah diisi bbm oplosan. "Dua motor teman saya mati total, awalnya ngebul dan mesin langsung ngonci. Klep dan sehernya kena."
Ia pun sempat mempertanyakan kualitas bbm yang dibelinya di pedagang eceran tersebut. Bukan ini memperkarakan tapi De ingin tahu dari masa asal usul bbm merusak tersebut.
"Pedagangnya bilang, dia beli dari orang yang ngampas atau keliling menawarkan bbm. Dia juga nggak mengaku banyak yang komplen karena bbm itu bikin mesin rusak," masih kata De.
De berharap kejadian ini tidak terulang kepada orang lain. "Lebih hati-hati saja saat beli bbm di jalan. Periksa dulu minimal liat warnanya. Kemarin terus terang kami langsung isi, ternyata memang beda dari warna sudah ketahuan itu oplosan," pungkasnya.
#SHOWRELATEBERITA