SUKABUMIUPDATE.com - Sepeda motor menjadi salah satu alat transportasi yang banyak digunakan di Indonesia, bahkan tak jarang pemotor membonceng anak-anak saat bepergian seperti mengantar anak ke sekolah atau sekedar jalan-jalan.
Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar keselamatan si buah hati agar tidak celaka di jalan. Apalagi saat orang tua atau saudara membonceng anak pada posisi di depan. Hal ini tidak dianjurkan karena menimbulkan potensi bahaya tersembunyi atas kondisi tersebut.
"Biasanya orang tua membonceng anak di depan karena berbagai alasan sederhana. Misalnya anak bisa menikmati pemandangan dan merasa senang saat duduk di depan. Ada juga yang berpikir posisi anak di depan lebih aman dan mudah dikontrol saat tertidur. Padahal ini tidak benar," ujar Johannes Lucky, manajer Safety Riding Departemen PT Astra seperti dikutip dari Suara.com.
Cara membonceng seperti yang dipaparkan di atas memang bisa menimbulkan potensi bahaya seperti terbentur setang kemudi, terjepit, mendapatkan gangguan kesehatan, menutupi ruang lingkup pandangan pengemudi, mengganggu pengendalian, hingga salah komunikasi atau membaca informasi dari panel motor.
Lalu bagaimana sih tips aman membonceng anak saat naik motor? Berikut 6 tips yang bisa diterapkan agar bonceng anak tetap aman.
1. Perhatikan perlengkapan berkendara
Meski sebagai pembonceng, anak harus tetap menggunakan perlengkapan berkendara. Hal ini lantaran antara pengemudi dan pembonceng memiliki risiko yang sama di jalan.
Perlengkapan berkendara tersebut meliputi helm, jaket, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu.
2. Perhatikan posisi anak saat di motor
Posisikan anak membonceng di belakang dengan posisi lurus dengan tubuh pengendara dan rapat. Hal ini dimaksud agar anak bisa memegang tubuh pengendara untuk pegangan dan meningkatkan keseimbangan saat berkendara.
3. Pastikan anak siap dibonceng
Memastikan tangan anak sudah bisa memegang kuat pengendara untuk mencegah keseimbangan anak terganggu ketika membonceng.
Jika dirasa belum mampu, bias gunakan sabuk pembonceng sehingga keseimbangan dan posisi anak dapat lebih baik terjaga.
Lalu, kaki sudah bisa menginjak pijakan kaki pembonceng dan ingatkan anak kita untuk tidak memainkan kakinya ketika membonceng, untuk mencegah potensi tersenggol kendaraan lain.
4. Atur kecepatan berkendara
Tentunya mengontrol kecepatan saat membonceng anak sangatlah penting. Ada 3 hal penting mengontrol kecepatan berkendara saat bonceng anak yaitu untuk mencegah anak terpental ke belakang/ berguncang saat kita membuka gas karena pegangan anak yang belum kuat, atau anak tidak siap terhadap pergerakan tiba-tiba motor.
Lalu, mencegah anak terlempar saat bermanuver/ menikung dengan kecepatan tinggi. Hal ini berpotensi terjadi karena kekuatan pegangan anak ke tubuh pengendara tidak akan sekuat orang dewasa.
Dan terakhir mencegah terjadinya pengereman yang kuat. Saat menggunakan kecepatan tinggi, kita berpotensi untuk melakukan pengereman kuat yang akhirnya memberikan rasa tidak nyaman kepada anak kita.
5. Atur waktu, rute, dan jarak sebelum berkendara
Anak memiliki ketahanan fisik yang berbeda dengan orang dewasa, sehingga mereka tidak bisa diperlakukan sama. Mengatur waktu keberangkatan seperti berangkat lebih pagi untuk menghindari terik matahari akan dapat mengurangi ketidaknyamanan mereka ketika berkendara.
Mengatur rute keberangkatan juga diperlukan sehingga kita terhindar dari kemacetan dan dapat sampai lebih cepat. Namun, pastikan rute tersebut aman, layak dan tidak melanggar peraturan lalu lintas. Saat berkendara dengan anak , kita juga perlu mengatur jarak perjalanan sehingga kita bisa menentukan waktu istirahat yang baik untuk anak kita ketika berkendara.
6. Sering bertanya pada anak
Kita harus sering melakukan konfirmasi terhadap anak, apakah dia haus, mengantuk, capek dan lainnya. Ketika sering melakukan konfirmasi, kita dapat menemukan masalah pada anak sedini mungkin, sehingga dapat mencegah terjadinya potensi bahaya.
SUMBER: SUARA.COM