SUKABUMIUPDATE.com - Situ Gunung tidak hanya menyimpan keindahan alam, tetapi juga cerita sejarah dan legenda yang terus hidup dalam budaya masyarakat Sukabumi.
Pada tahun 1881, Situ Gunung sudah menjadi perkebunan yang cukup besar dan disebut sebagai danau yang indah dalam surat kabar Java-bode edisi 30 November 1888.
Situ Gunung kini menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, menawarkan keindahan alam dengan hutan damar yang eksotis dan fasilitas wisata seperti jembatan gantung yang menjadi daya tarik utama.
Baca Juga: 7 Hari Tanpa Jawaban: Proyektil, Senjata, dan Kronologi Peluru Nyasar Tewaskan Petani Sukabumi
Situ Gunung di Sukabumi memiliki sejarah yang kaya, dengan berbagai legenda dan kisah menarik yang berkembang di masyarakat setempat. Berikut cerita sejarah yang menarik tentang Situ Gunung Sukabumi:
Asal Usul dan Legenda Situ Gunung Sukabumi
-
Legenda Mbah Jalun di Situ Gunung Sukabumi
Konon, Situ Gunung dibuat oleh seorang bangsawan Mataram bernama Mbah Jalun, yang melarikan diri ke wilayah Priangan dan menetap di lereng Gunung Gede. Ia dipercaya mengeruk tanah menggunakan kulit kerbau hingga terbentuklah danau sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran anaknya, Jaka Lulunta.
Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah mengatakan, Mbah Jalun diperkirakan hidup pada 1770-1841.
"Itu dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur atas kelahiran anaknya yang bernama Jaka Lulunta," kata Irman kepada sukabumiupdate.com beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, berdasarkan informasi yang diperoleh Irman, masih ada keturunan Mbah Jalun yang hidup di kawasan Situ Gunung Sukabumi. Sebagian warga juga mempercayai cerita Mbah Jalun yang berhasil selamat dari hukuman gantungan Belanda di Alun-alun Cisaat pada 1814, lalu melarikan diri ke Bogor.
Irman yang juga Ketua Yayasan Dapuran Kipahare menyebut, Mbah Jalun memang dikenal ikut dalam pergerakan perjuangan. Meski begitu, hingga artikel ini ditayangkan, belum diketahui kisah Mbah Jalun hanya legenda atau kisah nyata.
Irman yang juga penulis buku "Soekaboemi The Untold Story", mengatakan, nama Situ Gunung sendiri mirip dengan danau Tasikardi di Banten, yang dibuat untuk keluarga kerajaan dan pengairan. Dalam "Poesaka-Soenda" keluaran 1922, dijelaskan tasik berarti situ atau talaga, sedangkan ardi artinya gunung. Sementara Situ Ardi merupakan danau buatan.
Baca Juga: Pelajar Berbudaya, 6 Cara Melestarikan Bahasa Sunda di Kalangan Anak Sekolah
-
Gunung Api Purba
Selain cerita mbah galun, secara ilmiah pembentukan danau situgunung juga dijelaskan oleh sejumlah ilmuan masa lalu.
Virendra Nath Misra dan Peter Bellwood dalam bukunya "Recent Advances in Indo-Pacific Prehistory" menyebutkan bahwa sedimentasi di danau Situ Gunung dimulai hampir 8.000 tahun lalu. Sehingga, sejarah vegetasi yang tercatat di sana seluruhnya berada pada masa Holosen.
Diketahui, sedimentasi di Situ Gunung dimulai hampir 8.000 tahun lalu, yang mengindikasikan bahwa danau di Sukabumi ini mungkin terbentuk akibat aktivitas gunung api purba.