SUKABUMIUPDATE.com - Liburan bukan hanya tentang bersenang-senang, tetapi juga memberikan dampak besar pada kesehatan mental dan fisik. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa mereka yang rutin mengubah suasana, seperti berlibur, lebih jarang mengalami stres dan kelelahan. Bahkan, manfaat ini bisa berdampak positif pada umur panjang dan kesehatan jantung.
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Applied Psychology, liburan memiliki efek langsung terhadap kesehatan fisik dan mental yang lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Salah satu temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa orang yang berlibur setahun sekali selama sembilan tahun berturut-turut meningkatkan umur panjang mereka sekitar 20%. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa risiko kematian yang berhubungan dengan penyakit jantung dapat berkurang hingga 30% berkat liburan rutin.
Baca Juga: 3 Curug di Jawa Barat yang Patut Masuk Daftar Liburan, Salah Satunya Ada di Sukabumi
Liburan juga membawa manfaat kesehatan lainnya, seperti menurunkan tekanan darah tinggi, kadar gula darah, serta menjaga kadar kolesterol dan trigliserida tetap terkendali. Kondisi-kondisi ini jika dibiarkan dapat menyebabkan gangguan jantung yang serius. Profesor Brooks B. Gump dari Universitas Syracuse, yang terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa orang yang berlibur cenderung mengurangi sindrom metabolik, yaitu kumpulan kondisi yang dapat memicu penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
Durasi Liburan yang Ideal
Menurut penelitian tersebut, durasi liburan yang ideal adalah seminggu. Meskipun begitu, liburan singkat pun tetap memberikan dampak positif bagi kesehatan. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengubah suasana, meskipun hanya untuk beberapa hari, lebih jarang merasa stres, lelah, atau tertekan dibandingkan mereka yang hampir tidak pernah menggunakan waktu cuti mereka.
"Liburan menyediakan penyangga terhadap stres kronis dan peradangan, yang keduanya bisa merusak tubuh," kata Gump kepada Washington Post. Selain itu, liburan juga memberikan kesempatan untuk "membayar utang tidur" yang terlewat selama rutinitas harian yang padat. Menurut Sune Lehmann, profesor ilmu data sosial di Universitas Kopenhagen, tidur di tempat baru bisa menjadi kesempatan untuk tidur lebih nyenyak dan mengejar kekurangan tidur yang sering terjadi di rumah.
Baca Juga: 10 Ciri Orang yang Rentan Terkena Gangguan Kesehatan Mental, Salah Satunya Stres Berkepanjangan
Generasi Milenial dan Masalah Cuti
Meskipun manfaat liburan sudah terbukti, banyak generasi milenial yang merasa bersalah ketika mengambil cuti. Survei yang dilakukan oleh YouGov untuk merek es teh Halfday mengungkapkan bahwa 58% milenial di AS merasa bersalah saat mengambil cuti. Hal ini kontras dengan hanya 55% dari Generasi Z yang merasa hal yang sama. Sementara itu, generasi boomer tidak merasa terbebani dengan mengambil waktu libur mereka. Kurang dari setengah dari generasi yang lahir antara 1946 dan 1964 merasa bersalah ketika menggunakan hari libur mereka.
Baca Juga: Buah Sawo: 5 Manfaat Tersembunyi Termasuk Menjaga Kesehatan Mental
Liburan adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Meskipun durasi liburan yang ideal adalah seminggu, bahkan liburan singkat pun dapat memberikan manfaat besar. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk meluangkan waktu cuti dan menikmati liburan tanpa merasa bersalah, karena tubuh dan pikiran Anda layak mendapatkannya.
Sumber : Tempo.co