SUKABUMIUPDATE.com - Freemason, atau dalam bahasa Belanda disebut Vrijmetselarij, memiliki jejak sejarah yang menarik di Bandung, terutama pada masa kolonial Belanda.
Jejak Freemason di Bandung mencerminkan pengaruh budaya dan politik di masa kolonial Belanda.
Berikut beberapa fakta penting tentang Sejarah Freemason di Bandung, yang telah dirangkum dari berbagai sumber:
Baca Juga: Kearifan Lokal di Ujung Senapan: Insiden Peluru Nyasar dan Larangan Menyebut Bagong di Sukabumi
Asal Usul dan Perkembangan Freemason
Ilustrasi. Jejak Freemason di Bandung.
Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1808-1811), adalah seorang anggota Freemason. Di bawah kepemimpinannya, pusat kota Bandung dipindahkan dari Krapyak (Dayeuh Kolot) ke lokasi Bandung yang sekarang.
Freemason memiliki pengaruh besar dalam perencanaan tata kota Bandung, termasuk arsitektur bergaya Empire yang khas dengan pilar Doric, Ionic, dan Corinthian.
Selain itu, beberapa bangunan bersejarah di Bandung, seperti Gedung Landmark dan beberapa gedung kolonial lainnya, memiliki pengaruh arsitektur khas Freemason. Bahkan, Institut Teknologi Bandung (ITB) juga memiliki keterkaitan dengan Freemason dalam sejarah pendiriannya.
Bangunan Bersejarah Peninggalan Freemason
Bangunan Loji Sint Jan dulunya adalah tempat pertemuan anggota Freemason di Bandung. Jejak Freemason di Bandung masih bisa ditemukan dalam bentuk bangunan kuno dan tata kota yang dirancang dengan sentuhan arsitektur khas mereka.
Lokasinya berada di Jalan Wastukencana, tetapi kini telah digantikan oleh Masjid Al Ukhuwah.
Awalnya dikenal sebagai Van Dorp, gedung ini juga memiliki pengaruh arsitektur Freemason dan kini sering digunakan untuk pameran buku. Pendirian ITB juga mendapat dukungan dari anggota Freemason, yang berperan dalam pengembangan pendidikan teknik di Hindia Belanda.
Baca Juga: 23 Jam Tragedi Sukabumi: Tembakan Maut Peluru Nyasar hingga Duka di Pemakaman Otib
Makna dan Kontroversi Freemason
Freemason sering dianggap sebagai perkumpulan rahasia yang kontroversial karena ajaran teosofi yang dianut oleh anggotanya. Namun, mereka juga dikenal sebagai kelompok yang mendedikasikan diri pada ilmu pengetahuan dan seni bangunan.
Meski begitu, melansir telusuri.id, para anggota organisasi dalam loji tidak pernah melakukan praktik ritual hitam, meskipun banyak kabar yang beredar di masyarakat menyebutkan sebaliknya.
Sumber: berbagai sumber.