Sandekala, Legenda Hantu Senja dalam Mitos Masyarakat Sunda

Sukabumiupdate.com
Rabu 23 Apr 2025, 19:00 WIB
Ilustrasi - Sandekala adalah sosok hantu dari tanah Sunda yang dikatakan sering menculik anak-anak di waktu senja. (Sumber : Screenshot YouTube/@ Screenplay Films).

Ilustrasi - Sandekala adalah sosok hantu dari tanah Sunda yang dikatakan sering menculik anak-anak di waktu senja. (Sumber : Screenshot YouTube/@ Screenplay Films).

SUKABUMIUPDATE.com - Sandekala merupakan cerita rakyat yang termasuk dalam legenda dunia gaib, dikenal luas di kalangan masyarakat Sunda. 

Tokoh gaib ini sering dijuluki sebagai hantu senja, sebutan yang merujuk pada kebiasaannya menampakkan diri menjelang malam, tepatnya saat matahari mulai tenggelam.

Ciri khas dari wujud sandekala adalah tubuhnya yang besar menyerupai raksasa, dengan sorot mata yang menyala tajam. 

Berdasarkan kisah yang beredar, makhluk ini dikatakan gemar menculik anak-anak yang masih bermain di luar rumah saat waktu Magrib tiba—yakni saat umat Muslim bersiap melaksanakan salat Magrib.

Kisah sandekala dimanfaatkan oleh masyarakat Sunda sebagai sarana edukatif untuk mengingatkan anak-anak agar tidak berada di luar rumah menjelang malam. 

Dengan cara ini, anak-anak didorong untuk pulang dan berada di lingkungan aman saat waktu salat tiba, sekaligus menghindari hal-hal yang dianggap buruk atau berbahaya.

Inti dari cerita legenda ini adalah memberikan peringatan moral bahwa anak-anak sebaiknya sudah berada di rumah ketika senja datang. 

Dalam kepercayaan masyarakat Sunda, waktu senja dipercaya sebagai momen ketika makhluk halus mulai berkeliaran dan dapat mengganggu manusia.

Jurig Jarian Muncul di Waktu Menjelang Maghrib. | imdb.comIlustrasi - Hantu yang Muncul di Waktu Menjelang Maghrib. | imdb.com.

Kepercayaan ini selaras dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menyarankan umat Islam agar memperhatikan keberadaan anak-anak mereka saat waktu Magrib tiba, sebagai bentuk perlindungan terhadap kemungkinan gangguan atau bahaya yang tidak terlihat.

Rasulullah bersabda “Jika malam menjelang atau kamu masuk pada sore hari, tahanlah anak anak kecil kamu. Karena syaiton bertebaran pada waktu itu, dan Apabila malam telah terlewati sesaat, maka biarkanlah mereka, Kuncilah pintu-pintu dan sebut nama Allah (membaca: Basmillaah), karena Sesungguhnya setan tidak membuka pintu yang terkunci. Tutuplah tempat tempat air kalian ( qirbah) dan sebutlah nama Allah. Tutuplah bejana bejana kalian dan sebutlah nama Allah, meskipun kalian meletakan sesuatu yang melintang diatasnya. Dan padamkan lampu-lampumu kalian.” [288] Hadits Riwayat Al-Bukhari dengan Fathul Bari 10/88, Muslim 3/1595.

Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk rutin membacakan dan membiasakan anak-anak dengan doa atau dzikir pagi dan petang sebagai bentuk perlindungan spiritual. 

Di samping itu, berhati-hatilah menjelang waktu Maghrib karena waktu tersebut diyakini memiliki potensi gangguan dari makhluk halus.

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Sunda masih dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap kekuatan gaib dan makhluk halus. 

Kepercayaan ini berperan dalam banyak aspek kehidupan, seperti dalam membangun rumah, menanam padi, mengadakan khitanan, hingga mengikuti larangan-larangan mitos yang diyakini dapat membawa kesialan.

Walaupun zaman telah berubah dan teknologi berkembang, nilai-nilai dan kepercayaan turun-temurun dari leluhur tetap hidup dan menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Sunda hingga kini.



Berita Terkait
Berita Terkini