SUKABUMIUPDATE.com - Di tengah laju perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, dunia parenting pun ikut berubah. Jika dulu orang tua hanya mengandalkan buku, saran keluarga, atau pengalaman pribadi, kini lautan informasi ada di ujung jari. Namun, kemudahan ini bukan tanpa tantangan. Justru di sinilah pentingnya sikap open-minded dalam pengasuhan anak di era digital bukan sekadar tren, melainkan sebuah kebutuhan.
Parenting di Tengah Derasnya Informasi
Saat ini, informasi tentang pola asuh anak tersebar luas di berbagai platform media sosial dan internet. Dari Instagram, TikTok, YouTube, hingga forum parenting, para orang tua dapat dengan mudah mengakses ribuan konten terkait tumbuh kembang anak, teknik pengasuhan, hingga kesehatan mental keluarga.
Namun, tidak semua informasi yang beredar bersifat edukatif atau kredibel. Menurut laporansalah satu jurnal tentang psikologi, sebanyak 55,9% orang tua muda di Indonesia mengaku mendapatkan informasi pengasuhan dari media sosial, namun banyak di antara mereka yang kesulitan membedakan mana informasi yang sahih dan mana yang sekadar opini atau mitos.
Inilah mengapa sikap berpikiran terbuka sangat penting. Orang tua perlu memiliki kemampuan untuk menerima sudut pandang baru, namun tetap kritis dalam menyaring informasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan nilai keluarga mereka.
Baca Juga: Orang Tua Zaman Now: Mengapa Sikap Open Minded Penting untuk Anak
Tantangan Parenting di Era Media Sosial
- Paparan Konten Negatif
Anak-anak saat ini tumbuh dengan akses mudah ke internet. Tanpa pengawasan, mereka bisa saja mengakses konten kekerasan, pornografi, hingga berita hoaks. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan emosional dan mental anak. - Ketergantungan pada Gadget
Penggunaan perangkat digital yang berlebihan menjadi perhatian utama. Anak yang terlalu sering menggunakan gadget berisiko mengalami gangguan tidur, kurang aktivitas fisik, serta keterbatasan interaksi sosial. - Ekspektasi Sosial yang Tidak Realistis
Media sosial seringkali menampilkan “kesempurnaan semu” dalam kehidupan keluarga lain. Hal ini bisa memicu stres dan rasa tidak cukup baik pada orang tua yang merasa gagal memenuhi standar tertentu.
Mengapa Harus Open-Minded?
Memiliki sikap open-minded berarti orang tua bersedia mendengarkan dan mencoba memahami cara pandang yang berbeda, bahkan yang bertentangan dengan kebiasaan lama. Ini penting karena:
- Setiap anak unik dan membutuhkan pendekatan yang berbeda.
- Ilmu parenting terus berkembang, dan orang tua harus mau belajar hal baru.
- Dunia anak hari ini sangat berbeda dengan dunia saat orang tua tumbuh dulu.
Open minded bukan berarti mengikuti semua hal yang sedang tren, tapi memilih dengan bijak dan terbuka terhadap kemungkinan bahwa ada cara baru yang lebih baik.
Baca Juga: Dari Otoriter ke Open-Minded: Transformasi Pola Asuh di Abad 21
Tips Menerapkan Open Minded Parenting di Era Digital
- Saring Informasi, Bukan Menolak Langsung
Jangan langsung menolak metode atau pandangan baru yang tidak sesuai dengan kebiasaan. Pelajari dulu, cari sumber valid, dan sesuaikan dengan nilai keluarga. - Gunakan Teknologi dengan Bijak
Terapkan batasan waktu dan jenis konten digital. Gunakan fitur kontrol orang tua dan arahkan anak pada konten edukatif. - Bangun Komunikasi Terbuka dengan Anak
Tanyakan apa yang mereka lihat di internet, bagaimana perasaan mereka, dan jadikan obrolan digital sebagai bagian dari komunikasi harian. - Keseimbangan Dunia Nyata dan Maya
Ajak anak melakukan aktivitas offline yang menyenangkan seperti membaca buku, bermain di luar, atau olahraga keluarga. - Jadilah Role Model yang Belajar Sepanjang Hayat
Tunjukkan bahwa orang tua juga terus belajar dan tidak takut berubah. Ini akan mengajarkan anak untuk berpikir terbuka dan tidak anti-kritik.
Kunci Adaptif di Tengah Perubahan
Di era informasi dan media sosial, tidak ada satu pun pendekatan parenting yang benar-benar “sempurna.” Dunia terus berubah, dan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang jauh berbeda dari generasi sebelumnya. Maka dari itu, menjadi orang tua yang open-minded bukan hanya akan membantu anak-anak berkembang secara sehat, tetapi juga menjaga kesehatan mental orang tua itu sendiri.
Open-minded bukan tren sesaat. Ia adalah fondasi penting dalam membentuk keluarga yang tangguh, adaptif, dan siap menghadapi masa depan yang dinamis.
Baca Juga: Literasi, 5 Alasan Pentingnya Budaya Membaca di Era Media Sosial yang Semakin Masif
Sumber: Psikologi Today