Sejarah Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi, Saksi Bisu Ambisi Belanda di Masa Kolonial

Sukabumiupdate.com
Kamis 10 Apr 2025, 16:15 WIB
Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi. Foto: IG/@mgs_tv

Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi. Foto: IG/@mgs_tv

SUKABUMIUPDATE.com - Jembatan Kuning Bagbagan di Sukabumi adalah salah satu peninggalan bersejarah dari masa kolonial Belanda.

Jembatan Kuning Bagbagan adalah bukti nyata dari perjalanan sejarah Sukabumi dan pentingnya pelestarian warisan budaya.

Berikut beberapa fakta menarik tentang Sejarah Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi, yang dirangkum dari berbagai sumber:

Sejarah Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi

Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi. Foto: IG/@mgs_tvJembatan Kuning Bagbagan Sukabumi. Foto: IG/@mgs_tv

Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi dibangun pada tahun 1922 dan selesai pada tahun 1923 oleh pemerintah kolonial Belanda. Awalnya dikenal dengan nama Kabelbrug Tjimandiri atau Hangbrug Tjimandiri karena melintasi Sungai Cimandiri.

Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi dirancang untuk menghubungkan wilayah Palabuhanratu dengan Pajampangan, yang merupakan jalur penting untuk mobilitas ekonomi, termasuk perdagangan gula.

Baca Juga: Riset: 19 Desa di Sukabumi Terdampak Bahaya Letusan Gunung Gede

Di masa pembangunannya, pada November 1914, bagian kanan jembatan telah rampung, sementara sisi kiri baru selesai pada Agustus 1915. Meski rencana penggalian pondasi telah dimulai sejak 1916, berbagai kendala, termasuk bencana alam, sempat menghambat prosesnya.

Konstruksi Jembatan Bagbagan Sukabumi akhirnya berhasil diselesaikan pada 1917. Namun, pada 2 November tahun yang sama, banjir besar melanda dan menyebabkan tiang penyangga serta fondasi kiri jembatan mengalami kerusakan parah.

Untuk mengatasi kendala yang muncul, B.O.W merancang pembangunan jembatan kabel, dikenal sebagai Kabelburg, yang menggunakan kabel sling baja sebagai struktur penguat. Namun, berbagai tantangan terus bermunculan selama proses pembangunan.

Meskipun menghadapi banyak hambatan, jembatan Tjimandiri akhirnya berhasil diselesaikan hampir satu dekade lebih lama dari rencana awal. Proyek Pembangunan Jembatan Bagbagan Sukabumi Zaman Belanda menelan biaya lebih dari 30.000 Gulden, hingga akhirnya jembatan diresmikan pada tahun 1923.

Arsitektur Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi

Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi. Foto: IG/@diella.dachlanJembatan Kuning Bagbagan Sukabumi. Foto: IG/@diella.dachlan

Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi memiliki panjang sekitar 117,5 meter dengan tinggi pylon (menara) mencapai 17,7 meter dan lebar 3,9 meter. Struktur ini menggunakan bahan besi yang kokoh, mencerminkan teknologi konstruksi pada masa itu.

Selain sebagai jalur transportasi, Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi juga menjadi simbol ambisi Belanda dalam membangun infrastruktur di Hindia Belanda di masa kolonial.

Melansir GNFI, pada masa itu, proyek pembangunannya menarik perhatian luas dan menjadi topik utama di berbagai media pemberitaan Hindia Belanda.

Ya, pembangunan Jembatan Bagbagan Sukabumi menarik perhatian berbagai media, termasuk koran De Sumatra Post (24 November 1923), De Preanger Bode (31 Desember 1918), dan Bataviaasch Nieuwsblad (28 November 1922).

Proyek Pembangunan Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi menjadi bahan perbincangan karena mengalami sejumlah penundaan. Pembangunannya bahkan tertunda hingga sembilan tahun sebelum akhirnya rampung pada 5 Mei 1923.

Baca Juga: Riset Ungkap 11 Kecamatan di Sukabumi dan Cianjur Terdampak Bahaya Letusan Gunung Gede

Kondisi Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi Saat Ini

Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi kini sudah tidak digunakan untuk kendaraan karena adanya jembatan baru di dekatnya. Namun, struktur aslinya masih berdiri sebagai saksi bisu sejarah Infrastruktut Sukabumi di masa kolonial.

Banyak warga dan sejarawan berharap Jembatan Kuning Bagbagan Sukabumi dapat direvitalisasi menjadi destinasi wisata sejarah, mengingat nilai historisnya yang tinggi.

Sumber: berbagai sumber.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini