Sindrom Libur Lebaran pada Anak: 7 Strategi Efektif Orang Tua untuk Atasi Sindrom Liburan Panjang

Sukabumiupdate.com
Rabu 09 Apr 2025, 06:45 WIB
Libur usai, saatnya kembali ke rutinitas! Yuk, dampingi anak hadapi transisi dengan semangat. Jaga komunikasi, bangun rutinitas, dan beri dukungan agar anak siap sekolah lagi! (Sumber : shutterstock)

Libur usai, saatnya kembali ke rutinitas! Yuk, dampingi anak hadapi transisi dengan semangat. Jaga komunikasi, bangun rutinitas, dan beri dukungan agar anak siap sekolah lagi! (Sumber : shutterstock)

SUKABUMIUPDATE.com - Setelah sepuluh hari menikmati masa libur panjang Lebaran 2025, kini saatnya anak-anak kembali ke bangku sekolah. Namun, tak sedikit orang tua yang mengeluhkan perubahan suasana hati anak: mulai dari murung, susah tidur, hingga ogah kembali ke sekolah. Fenomena ini dikenal sebagai post holiday blues atau sindrom liburan panjang kondisi emosional yang muncul setelah masa libur berakhir.

Fenomena ini bukan hanya terjadi pada orang dewasa. Anak-anak pun rentan mengalaminya. Mereka mungkin merasa sedih, cemas, atau kesulitan berkonsentrasi ketika harus kembali ke rutinitas harian yang sempat terhenti. Dan sayangnya, anak-anak sering belum mampu mengungkapkan perasaan ini secara verbal.

Baca Juga: Hati-hati! Ini 7 Tips Aman Libur Lebaran di Wisata Pantai Sukabumi

Anak Juga Bisa Alami Sindrom Pascaberlibur

Dilansir dari Antara, psikolog dari Ohana Space, Husnul Muasyaroh, menyebut bahwa sindrom pascaliburan tak hanya menyerang orang dewasa, melainkan juga anak-anak. Gejalanya bisa muncul dalam bentuk sulit tidur, nafsu makan menurun, bahkan ketakutan atau kecemasan saat kembali ke sekolah.

Senada dengan itu, psikolog klinis dewasa dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Teresa Indira Andani, menyampaikan bahwa sindrom ini umum terjadi pada anak-anak usia 6 hingga 12 tahun. Di usia ini, anak sedang dalam tahap belajar mandiri dan ingin menunjukkan kemampuan diri. Namun, perubahan drastis dari suasana santai saat liburan ke rutinitas sekolah sering kali membuat mereka enggan kembali.

Baca Juga: Post Holiday Blues, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

7 Strategi Efektif Orang Tua untuk Atasi Sindrom Liburan Panjang

Agar anak tidak larut dalam kesedihan pasca liburan, peran orang tua menjadi sangat penting. Berikut ini beberapa langkah yang disarankan para ahli untuk membantu anak kembali ke rutinitas dengan semangat baru:

1. Beri Waktu dan Ruang untuk Beradaptasi

Anak membutuhkan waktu untuk membiasakan diri kembali dengan pola kehidupan sekolah. Hindari menuntut anak langsung tampil optimal sejak hari pertama masuk. Biarkan mereka membangun kembali rutinitas secara bertahap—mulai dari jam tidur, waktu bangun, hingga kebiasaan belajar di rumah.

2. Ajak Anak Mengungkapkan Perasaan

Komunikasi terbuka adalah kunci. Anak perlu didampingi untuk mengenali dan mengekspresikan perasaan cemas atau sedih yang mungkin mereka rasakan. Psikolog Saskhya Aulia Prima dalam diskusi “Bye Bye Post Holiday Blues” menyarankan agar orang tua mengajak anak membicarakan hal-hal menyenangkan yang akan mereka temui di sekolah, seperti teman-teman, kegiatan favorit, atau pelajaran yang mereka sukai.

3. Orang Tua sebagai Teladan Positif

Sikap orang tua terhadap rutinitas sangat memengaruhi anak. Jika orang tua menunjukkan semangat saat kembali bekerja atau menjalani aktivitas harian, anak akan belajar bahwa kembali ke rutinitas bukanlah hal yang menakutkan. Energi positif dari orang tua dapat menular ke anak.

4. Rencanakan Liburan Berikutnya

Memberi anak sesuatu untuk ditunggu bisa jadi strategi efektif untuk mengalihkan rasa kecewa karena liburan telah usai. Meskipun waktunya masih lama, membicarakan rencana liburan berikutnya dapat memberi harapan baru dan meningkatkan semangat anak untuk menjalani aktivitas sekarang.

Baca Juga: Masih Berlibur di Sukabumi? Kunjungi 8 Destinasi Wisata Ramah Anak Ini, Dijamin Betah!

5. Terapkan Strategi T.E.R.A.T.U.R

Psikolog Teresa Andani menyarankan pendekatan T.E.R.A.T.U.R yang meliputi:

  • Terapkan jadwal

  • Evaluasi kebiasaan belajar

  • Rangsang interaksi sosial

  • Aktifkan minat anak

  • Tumbuhkan perasaan positif

  • Ulangi rutinitas pagi

  • Ringankan kecemasan

Rutinitas pagi dan persiapan sekolah sebaiknya dimulai dua hingga tiga hari sebelum hari pertama masuk sekolah.

“Memberikan pujian atau hadiah kecil saat anak menunjukkan semangat kembali ke sekolah dapat menjadi dorongan positif,” kata Teresa, sebagaimana dikutip dari laporan Antara.

6. Perhatikan Pola Tidur dan Asupan Nutrisi

Pastikan anak mendapat istirahat yang cukup dan asupan gizi seimbang. Pola tidur yang kacau saat liburan sebaiknya dinormalkan kembali sebelum sekolah dimulai agar anak lebih siap secara fisik dan mental.

7. Libatkan Anak dalam Persiapan Sekolah

Mengajak anak berbelanja perlengkapan sekolah bisa jadi aktivitas menyenangkan sekaligus sarana membangun tanggung jawab. Kegiatan ini juga memberi anak kesempatan mengambil keputusan kecil yang berpengaruh pada kesiapan mereka menyambut masa sekolah.

Kembali ke rutinitas setelah libur panjang memang bukan hal mudah, terutama bagi anak-anak. Namun, dengan dukungan, komunikasi terbuka, serta strategi transisi yang tepat dari orang tua, masa pascaliburan bisa dilalui dengan lebih mulus. Ingat, semangat anak tumbuh dari rumah dan orang tua adalah sumber utama semangat itu.

Sumber : Tempo.co

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini