SUKABUMIUPDATE.com - Bedug adalah alat musik tradisional yang sering digunakan dalam tradisi takbiran Lebaran di Indonesia. Suara bedug yang khas, dipadukan dengan lantunan takbir, menciptakan suasana meriah dan penuh semangat menyambut Hari Raya Idulfitri.
Pada malam takbiran, bedug sering dimainkan di masjid atau dalam pawai takbir keliling. Tradisi ini menjadi simbol kebersamaan dan rasa syukur atas keberhasilan menjalankan ibadah puasa selama Ramadan.
Selain itu, Bedug juga menjadi bagian dari seni budaya yang memperkaya perayaan Lebaran di Indonesia. Secara tidak langsung, hal ini menjadikan bedug sebagai simbol keberagaman budaya dan agama di Indonesia, mencerminkan perpaduan tradisi lokal dan pengaruh asing.
Baca Juga: UU Baru: TNI Operasi di Ruang Siber, Targetkan Pihak yang Lemahkan Kepercayaan kepada Pemerintah
Tahukan Anda fakta menarik tentang Asal Usul Bedug di Indonesia? Yuk, simak ulasan sejarah Alat Musik Tradisional Pengiring Suara Takbir Idulfitri ini, seperti merangkum dari berbagai sumber:
Sejarah Bedug di Indonesia
Sejak zaman prasejarah! Bedug diyakini berasal dari zaman logam, ketika nenek moyang Nusantara menggunakan nekara dan moko, sejenis genderang dari perunggu, untuk upacara keagamaan dan sosial.
Konon, Bedug diperkenalkan oleh Laksamana Cheng Ho pada abad ke-15. Kala itu, Laksamana Cheng Ho menginginkan penggunaan bedug di masjid-masjid, mirip dengan alat serupa di kuil Buddha di Cina.
Bedug juga telah digunakan sejak zaman Majapahit pada abad ke-14 hingga ke-16 sebagai alat komunikasi untuk mengumpulkan penduduk atau menandai waktu.
Sumber lain yang dilansir dari Akurat.co, Bedug pertama kali dibawa oleh para pedagang Arab dan Muslim ke Indonesia pada abad ke-13. Pada saat itu, Bedug digunakan sebagai alat musik sekaligus alat pengumuman dalam kegiatan keagamaan.
Baca Juga: 5 Dampak Buruk Tidur Siang Berlebihan di Bulan Ramadan, Ada Masalah Ritme Sirkadian!
Fungsi Bedug
Bedug terbuat dari pohon nangka atau batang kayu besar yang dilubangi di bagian tengahnya, dengan ujung yang ditutup kulit binatang seperti kerbau atau sapi sebagai membran.
Bedug biasanya yang dilapisi kulit hewan ini bertujuan untuk menghasilkan suara yang nyaring.
- Keagamaan
Bedug digunakan untuk menandai waktu salat di masjid, terutama sebelum azan dikumandangkan.
Bedug juga biasa digunakan untuk memeriahkan malam takbiran saat Hari Raya Idulfitri maupun Idul Adha.
- Sosial
Selain fungsi keagamaan, bedug juga digunakan sebagai tanda bahaya atau untuk mengumpulkan komunitas.
Sumber: berbagai sumber.