3 Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan Anak: Mulai dari Kandungan Hingga Masa Pertumbuhan

Sukabumiupdate.com
Sabtu 22 Mar 2025, 11:04 WIB
Ilustrasi bahaya polusi udara pada bayi dan anak-anak (Sumber: Freepik/@teksomolika)

Ilustrasi bahaya polusi udara pada bayi dan anak-anak (Sumber: Freepik/@teksomolika)

SUKABUMIUPDATE.com - Anak-anak memiliki resiko lebih besar terpapar polusi udara dibandingkan orang dewasa. Risiko ini diperkirakan mencapai 60% lebih tinggi. Sebab, paru-paru anak masih berkembang, sehingga lebih rentan terhadap masuknya zat polutan. Selain itu, anak-anak sering beraktivitas di luar ruangan, menghirup lebih banyak udara yang berpotensi terkontaminasi.

Sebagai orang tua, melindungi anak dari polusi udara adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mereka, baik selama masa pertumbuhan maupun sejak dalam kandungan. Artikel ini membahas dampak polusi terhadap kesehatan anak serta cara melindungi mereka.

Polusi Udara Berdampak Sejak Dalam Kandungan

Sistem kekebalan bayi yang belum sempurna membuat mereka rentan terhadap polusi udara. Bahayanya bahkan dapat dirasakan sejak masa kehamilan. Penelitian di California menunjukkan bahwa paparan polusi udara berisiko meningkatkan kelahiran prematur. Tingkat paparan polusi yang tinggi maupun rendah tetap dapat merangsang kelahiran bayi lebih cepat dari waktunya.

Polusi udara, yang mengandung partikel halus dan gas berbahaya seperti karbon monoksida dan nitrogen dioksida, juga dapat menembus plasenta. Hal ini memungkinkan zat-zat berbahaya masuk ke tubuh janin dan mempengaruhi perkembangan organ vitalnya.

Dampak Polusi Udara pada Bayi dan Anak

1. Menghambat Perkembangan Paru-Paru

Paru-paru anak yang belum berkembang sempurna cenderung tidak dapat menyaring polutan secara efektif. Akibatnya, zat berbahaya mengendap di paru-paru dan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan.

Sebuah studi dari American Lung Association menyebutkan, anak-anak yang hidup di daerah dengan tingkat polusi tinggi mengalami keterbatasan perkembangan paru-paru. Polusi ozon, misalnya, dapat menurunkan fungsi paru-paru anak perempuan dan memicu asma pada anak laki-laki.

2. Menurunkan Kemampuan Kognitif

Anak-anak menghirup udara lebih banyak dibandingkan orang dewasa karena metabolisme tubuh mereka lebih aktif. Hal ini menyebabkan otak anak terpapar racun dari polusi dalam jumlah lebih besar. Polusi udara terbukti dapat menurunkan IQ, kemampuan verbal dan non-verbal, serta daya ingat anak.

Dalam jangka panjang, paparan polusi udara dapat mempengaruhi prestasi akademik anak. Anak yang tinggal di lingkungan dengan kualitas udara buruk cenderung mengalami gangguan kognitif yang menghambat proses belajar mereka.

3. Memicu Gangguan Mental dan Perilaku

Polusi udara tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga mental. Zat-zat polutan yang masuk ke tubuh dapat mempengaruhi perkembangan otak, sehingga meningkatkan risiko gangguan mental seperti ADHD, kecemasan, dan depresi. Paparan selama masa kehamilan juga berpotensi memperburuk risiko ini.

Cara Melindungi Anak dari Polusi Udara

Melindungi anak dari polusi udara tidak berarti melarang mereka beraktivitas di luar rumah sepenuhnya. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Hindari jalan yang padat kendaraan bermotor saat bepergian.

2. Gendong anak kecil agar posisinya tidak sejajar dengan knalpot kendaraan.

3. Ajarkan anak menggunakan masker saat berada di luar rumah.

4. Penuhi kebutuhan nutrisi untuk memperkuat daya tahan tubuh mereka.

5. Pantau indeks kualitas udara (AQI) di lingkungan tempat tinggal Anda. Jika AQI tinggi, batasi aktivitas luar ruangan.

Dampak polusi udara pada anak sangat serius, mulai dari kelahiran prematur, gangguan pernapasan, hingga hambatan perkembangan otak. Namun, dengan langkah pencegahan yang tepat, orang tua dapat meminimalkan risiko ini. Pastikan anak mendapatkan udara bersih, gizi yang cukup, dan perlindungan maksimal dari paparan polusi udara.

Sumber: blf.org.uk

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini