SUKABUMIUPDATE.com - Sulit makan adalah masalah yang sering dihadapi para orang tua. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari pengalaman negatif saat makan hingga faktor kesehatan atau psikologis. Masalah ini tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan emosionalnya terhadap makanan.
Ada beberapa penyebab utama mengapa anak sulit makan, di antaranya:
- Pengalaman buruk saat makan, seperti dipaksa atau diberi makanan dalam waktu terlalu cepat.
- Faktor kesehatan, seperti gangguan gigi, alergi, batuk, atau masalah pencernaan.
- Psikologis, seperti kecemasan, ketakutan, atau kebosanan terhadap makanan tertentu.
- Keterbatasan variasi makanan yang membuat anak kehilangan minat.
Cara Mengatasi Anak Sulit Makan
1. Identifikasi dan Atasi Penyebab
Langkah pertama adalah mencari tahu penyebab sulit makan pada anak. Apakah karena gangguan kesehatan seperti gigi berlubang, gusi bengkak, atau amandel yang membesar? Atau mungkin disebabkan oleh faktor psikologis seperti kecemasan atau ketakutan terhadap makanan tertentu. Jika masalahnya kesehatan, konsultasikan dengan dokter.
2. Hindari Memaksa Anak
Sebesar apapun keinginan orang tua untuk memenuhi nutrisi anak, jangan memaksanya makan. Memaksa hanya akan menciptakan pengalaman negatif terhadap makanan, yang bisa berdampak jangka panjang. Fokuslah pada menciptakan suasana makan yang positif dan nyaman.
3. Perkenalkan Makanan dan Rasa Baru
Anak-anak cenderung bosan dengan makanan yang itu-itu saja. Perkenalkan makanan baru secara perlahan dengan berbagai tekstur dan rasa. Misalnya, ubah makanan lembut menjadi lebih renyah atau tambahkan bumbu ringan untuk rasa berbeda. Letakkan makanan baru di piring anak meskipun ia tidak langsung memakannya. Beri waktu agar anak terbiasa mencium, menyentuh, atau mencicipinya.
4. Libatkan Anak dalam Proses Memasak
Ajak anak membantu memilih, mempersiapkan, atau memasak makanan. Misalnya, minta ia mencuci atau memotong sayuran. Anak cenderung lebih tertarik mencoba makanan yang mereka bantu buat. Ini juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keinginan makan.
5. Makan Bersama di Meja Makan
Anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Dengan makan bersama di meja makan, anak bisa melihat orang tua dan anggota keluarga lainnya makan dengan lahap. Jadikan momen makan bersama sebagai waktu berkualitas tanpa gangguan gadget atau televisi.
6. Tingkatkan Rasa Lapar Anak
Aktivitas fisik dapat meningkatkan rasa lapar. Dorong anak untuk bermain di luar ruangan, seperti berlari, bermain bola, atau aktivitas lainnya, sebelum waktu makan. Hal ini akan membuat mereka merasa lebih lapar dan bersemangat untuk makan.
Baca Juga: 8 Cara Mudah Atasi Batuk dan Pilek Anak di Rumah: Panduan Praktis untuk Ibu
7. Berikan Porsi Kecil
Jangan memaksa anak menghabiskan porsi besar sekaligus. Sebaiknya, tawarkan makanan dalam porsi kecil beberapa kali sehari. Misalnya, tiga kali makan utama dengan dua kali camilan sehat di antaranya. Anak lebih cenderung menerima makanan dalam jumlah kecil yang tidak terlalu membebani.
8. Atur Waktu Minum
Jika anak sering minum saat makan, ini bisa membuatnya cepat kenyang. Tawarkan minum di tengah atau setelah selesai makan. Selain itu, berikan jeda sekitar dua jam antara waktu makan dan pemberian ASI atau susu formula untuk memastikan lambungnya kosong sebelum makan.
9. Berikan Penghargaan
Berikan pujian dan penghargaan saat anak menghabiskan makanannya. Sampaikan betapa pentingnya makanan untuk pertumbuhannya dan ungkapkan rasa bangga Anda. Pujian sederhana seperti, “Wah, anak pintar sudah habis makannya!” dapat meningkatkan motivasi anak untuk makan.
10. Jauhkan Distraksi
Hindari memberikan makanan sambil menonton TV, bermain gadget, atau aktivitas lainnya. Fokuskan anak pada makanan yang ada di depannya. Makan di meja makan tanpa gangguan membantu menciptakan kebiasaan makan yang baik.
Baca Juga: Luncurkan Restoe Boemi, Wali Kota-Wawalkot Sukabumi Turun Bersihkan Sampah di Sungai
Mengatasi anak sulit makan membutuhkan kesabaran dan pendekatan yang konsisten. Dengan menciptakan suasana makan yang positif, mengenalkan variasi makanan, dan melibatkan anak dalam proses makan, Anda bisa membantu anak mengembangkan hubungan yang sehat dengan makanan. Ingatlah, hal terpenting bukan hanya apa yang dimakan anak, tetapi bagaimana perasaannya terhadap makanan itu sendiri.
Sumber: Mayo Clinic