Sejarah Mukena, Pakaian Ibadah Muslimah Hasil Akulturasi Budaya Islam-Indonesia

Sukabumiupdate.com
Senin 17 Mar 2025, 14:45 WIB
Ilustrasi. Sejarah Mukena, Pakaian Ibadah Muslimah Hasil Akulturasi Budaya Islam-Indonesia. (Sumber : Freepik/@grakata_studio)

Ilustrasi. Sejarah Mukena, Pakaian Ibadah Muslimah Hasil Akulturasi Budaya Islam-Indonesia. (Sumber : Freepik/@grakata_studio)

SUKABUMIUPDATE.com - Mukena adalah pakaian yang identik dengan wanita Muslimah di Indonesia saat menunaikan shalat.

Berbeda dengan busana shalat di negara lain, mukena memiliki desain unik yang terdiri dari dua bagian: atasan panjang yang menutupi kepala hingga lutut dan bawahan berupa rok panjang.

Namun, tahukah Anda bahwa mukena bukan bagian dari pakaian Muslim di Timur Tengah atau negara Islam lainnya? Lalu, dari mana asal-usul mukena, dan bagaimana perkembangannya di Indonesia? Berikut ulasannya seperti dirangkum dari berbagai sumber!

Asal Usul Mukena: Adaptasi dari Tradisi Berpakaian Nusantara

Mukena bukanlah pakaian yang disebut dalam ajaran Islam secara spesifik, melainkan hasil akulturasi antara budaya lokal dengan ajaran Islam.

Sejarah Mukena di Indonesia tidak lepas dari masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke-13 melalui jalur perdagangan. Pedagang dari Timur Tengah, Gujarat, dan Persia menyebarkan ajaran Islam, termasuk aturan mengenai cara berpakaian yang sesuai dengan syariat.

Sebelum Islam masuk, wanita Nusantara terbiasa mengenakan kain panjang atau kebaya sebagai pakaian sehari-hari. Ketika Islam berkembang, muncul kebutuhan akan pakaian yang lebih praktis untuk beribadah. Dari sinilah konsep mukena mulai berkembang, menyesuaikan dengan tradisi berpakaian masyarakat setempat.

Pada awalnya, wanita Muslimah di Indonesia hanya menggunakan kain panjang dan kerudung sederhana untuk shalat. Namun, agar lebih praktis dan tetap memenuhi syariat Islam, berkembanglah mukena dalam bentuknya yang lebih longgar dan menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

Baca Juga: 7 Tips Agar Bibir Tidak Kering Saat Menjalani Puasa Ramadan

Perkembangan Mukena dari Masa ke Masa

Mukena mulai banyak digunakan sejak masa kerajaan Islam seperti Samudera Pasai, Demak, dan Mataram Islam. Awalnya, mukena hanya dibuat dari kain putih polos yang melambangkan kesucian. Namun, seiring perkembangan zaman, mukena mengalami berbagai inovasi dalam desain, bahan, dan motif.

Pada masa kolonial Belanda, industri tekstil mulai berkembang, sehingga bahan pembuatan mukena pun lebih bervariasi. Wanita Muslimah mulai menggunakan mukena dengan hiasan bordir dan renda yang lebih artistik. Salah satu daerah yang terkenal dengan produksi mukena berkualitas tinggi adalah Tasikmalaya, yang hingga kini menjadi pusat pembuatan mukena bordir terbaik di Indonesia.

Di era modern, mukena tidak lagi terbatas pada warna putih. Kini, mukena tersedia dalam berbagai warna, motif, dan bahan seperti sutra, rayon, hingga parasut yang lebih ringan dan praktis untuk dibawa bepergian.

Mukena juga mengalami variasi model, seperti mukena terusan, mukena instan, hingga mukena traveling yang mudah dilipat dan disimpan dalam tas kecil.

Mukena dalam Pandangan Islam

Dalam ajaran Islam, tidak ada ketentuan khusus yang mewajibkan wanita memakai mukena saat shalat. Hal yang penting adalah menutup aurat dengan pakaian yang longgar dan tidak transparan.

Hadis riwayat Ummu Salamah menyebutkan bahwa wanita Muslimah boleh shalat dengan pakaian yang cukup panjang untuk menutupi seluruh tubuh, selama tidak membentuk lekuk tubuh.

Di beberapa negara lain, wanita Muslimah biasanya shalat dengan pakaian yang mereka gunakan sehari-hari, seperti abaya di Timur Tengah atau shalwar kameez di Asia Selatan. Sementara itu, mukena tetap menjadi ciri khas Muslimah di Indonesia karena dianggap lebih praktis dan nyaman.

Baca Juga: 6 Ciri Lailatul Qadar di Bulan Ramadan, Cahaya Berbeda dan Malam yang Tenang

Mukena dan Identitas Budaya Muslimah Indonesia

Salah satu hal yang membuat mukena unik adalah bahwa penggunaannya hampir eksklusif ditemukan di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Brunei. Di negara-negara lain, wanita Muslim biasanya shalat dengan pakaian biasa yang sudah memenuhi syariat.

Selain sebagai pakaian ibadah, mukena juga sering dijadikan hadiah atau oleh-oleh khas dari berbagai daerah. Beberapa daerah di Indonesia memiliki ciri khas mukena masing-masing, seperti mukena bordir Tasikmalaya, mukena Bali dengan motif etnik, hingga mukena Madura yang terkenal dengan warna-warna cerahnya.

Mukena adalah hasil akulturasi budaya Islam dengan tradisi berpakaian di Indonesia. Sejak awal masuknya Islam ke Nusantara, mukena berkembang sebagai pakaian yang memudahkan Muslimah dalam menunaikan shalat. Dari kain putih sederhana hingga desain modern yang lebih stylish, mukena tetap menjadi bagian dari identitas Muslimah Indonesia.

Meskipun tidak diwajibkan dalam Islam, mukena tetap menjadi pilihan utama bagi Muslimah di Indonesia karena kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkannya. Seiring berkembangnya tren fashion Muslim, mukena terus berinovasi tanpa kehilangan fungsi utamanya sebagai pakaian ibadah.

Sumber:

  • Mirantika, Noni & Saortua Marbun. Pengaruh Modernisasi Terhadap Perkembangan Komodifikasi Mukena. Jurnal Studi Kultural, Vol. 1 No. 2, 2016.
  • Hanum, Siti. Perkembangan Busana Muslim di Indonesia. Jakarta: Penerbit UIN Jakarta, 2020.
  • Rahmawati, D. Identitas Busana Muslimah dalam Konteks Budaya Indonesia. Bandung: Pustaka Islam, 2019.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini