SUKABUMIUPDATE.com - Dalam Islam, kepemimpinan memiliki kedudukan yang sangat penting. Imam Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-Iman, pemimpin diibaratkan sebagai 'naungan Allah SWT di bumi', yang berarti mereka bertanggung jawab untuk menjaga kesejahteraan rakyat.
Seorang pemimpin yang adil akan mendapatkan tempat istimewa di sisi Allah, sementara pemimpin yang zalim justru mendapat ancaman berat.
Pemimpin zalim adalah mereka yang menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi, bertindak sewenang-wenang, dan menindas rakyat.
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda bahwa pemimpin yang curang terhadap rakyatnya akan diharamkan masuk surga.
Mengutip NU Online, dalam hadis riwayat Imam al-Bukhari:
ماَ مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيْهِ اللَّهُ رَعِيَّةً، يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ، وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Artinya: “Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga.” (Hadis riwayat Imam al-Bukhari)
Berikut adalah beberapa ciri pemimpin zalim dalam Islam yang dihimpun dari laman ibadah.
Ciri-ciri Pemimpin Zalim
Buku karya Rohidzir Rais berjudul “Khutbah Rasulullah”, menerangkan beberapa ciri-ciri pemimpin zalim diantaranya:
1. Akhlak Buruk
Pemimpin yang zalim cenderung memiliki moral yang buruk, seperti tidak jujur, angkuh, dan enggan menerima kritik. Mereka lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kesejahteraan rakyat.
2. Menindas dan Mengeksploitasi Rakyat
Salah satu tanda nyata pemimpin zalim adalah mereka menindas rakyat dengan kebijakan yang tidak adil, seperti pajak yang berlebihan tanpa manfaat bagi masyarakat. Mereka juga sering menggunakan kekuasaan untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.
3. Tidak Peduli terhadap Penderitaan Rakyat
Pemimpin yang zalim tidak memperhatikan keluhan atau kesulitan rakyat. Mereka lebih fokus mempertahankan kekuasaan dan kekayaan, bahkan dalam situasi krisis atau bencana.
4. Dibenci oleh Rakyatnya
Karena kebijakan yang menindas dan tidak berpihak pada rakyat, pemimpin zalim seringkali kehilangan legitimasi. Masyarakat mulai merasa kecewa, marah, bahkan melakukan protes terhadap kepemimpinannya.
5. Membenci Rakyatnya Sendiri
Pemimpin zalim sering melihat rakyatnya sebagai ancaman, bukan pihak yang harus dilayani. Mereka cenderung menekan kritik dengan cara represif, menggunakan aparat keamanan untuk membungkam suara rakyat.
Doa Mohon Perlindungan dari Orang Zalim
1. Doa Pertama Surat An-Nisa: 75
Doa memohon perlindungan dan diselamatkan dari orang-orang zalim.
رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا مِنْ هَٰذِهِ ٱلْقَرْيَةِ ٱلظَّالِمِ أَهْلُهَا وَٱجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا وَٱجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ نَصِيرًا
rabbanā akhrijnā min hāżihil-qaryatiẓ-ẓālimi ahluhā, waj'al lanā mil ladungka waliyyā, waj'al lanā mil ladungka naṣīrā
"Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!". (QS. An-Nisa: 75)
2. Doa Kedua Surat Al-Qashas: 21
Doa ini merupakan diambil dari ayat Al-Quran Surat Al-Qashas: 21 dan doa ini yang diamalkan Nabi Musa AS ketika menghadapi Firaun.
رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Rabbi najjini minal qaumidhalimin.
Artinya: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim."
3. Doa Ketiga Surat Yunus: 85
Doa agar terhindar dari orang zalim diambil dari ayat Alquran Surat Yunus: 85.
رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
Rabbana la taj'alna fitnatan lil qoumidh-dholimin.
Artinya: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi kaum yang zalim."
Akibat dari Kepemimpinan yang Zalim
Al-Qur’an dan hadis menyebutkan akibat yang akan dialami oleh pemimpin yang zalim:
Azab yang Pedih Surah Asy Syura 42
اِنَّمَا السَّبِيْلُ عَلَى الَّذِيْنَ يَظْلِمُوْنَ النَّاسَ وَيَبْغُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ٤٢
Latin: innamas-sabîlu ‘alalladzîna yadhlimûnan-nâsa wa yabghûna fil-ardli bighairil-ḫaqq, ulâ'ika lahum ‘adzâbun alîm
Artinya: Sesungguhnya alasan (untuk menyalahkan) itu hanya ada pada orang-orang yang menganiaya manusia dan melampaui batas di bumi tanpa hak (alasan yang benar). Mereka itu mendapat siksa yang sangat pedih.
Tafsir Wajiz
Sesungguhnya jalan untuk menyatakan kesalahan dan perbuatan dosa hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa mengindahkan kebenaran. Mereka itu mendapat siksa yang pedih atas perbuatan mereka di hari akhirat kelak.