“Tiga Tumenggung” Asal-Usul Nama dan Sejarah Tigaraksa, Tangerang Banten

Selasa 25 Februari 2025, 19:00 WIB
Tigaraksa, yang kini dikenal sebagai ibu kota Kabupaten Tangerang, memiliki asal usul nama yang menarik dan kaya akan sejarah. (Sumber : Foto Tugu Instagram/@afsoneduiaji/Foto Ilustrasi Meta AI).

Tigaraksa, yang kini dikenal sebagai ibu kota Kabupaten Tangerang, memiliki asal usul nama yang menarik dan kaya akan sejarah. (Sumber : Foto Tugu Instagram/@afsoneduiaji/Foto Ilustrasi Meta AI).

SUKABUMIUPDATE.com - Tigaraksa adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Tangerang sekaligus menjadi ibu kota kabupaten tersebut. 

Kawasan ini dikenal sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang karena di dalamnya terdapat Kantor Bupati, DPRD, Polres Tangerang, serta berbagai kantor pemerintahan lainnya.

Seperti halnya daerah lain, Tigaraksa memiliki kisah sejarah mengenai asal-usul nama dan pembentukannya. Terdapat dua versi cerita yang berkembang di masyarakat mengenai asal-usul nama Tigaraksa.

Versi Pertama: Tiga Tumenggung Penjaga Wilayah

Dalam sebuah riwayat, pada pertengahan abad ke-16, Kesultanan Banten mengutus tiga Tumenggung pilihan dengan kemampuan perang luar biasa untuk menjadi benteng pertahanan dari serangan agresi militer Belanda yang datang dari arah Batavia. Mereka adalah:

  1. Tumenggung Aria Yudhanegara
  2. Tumenggung Aria Wangsakara
  3. Tumenggung Aria Jaya Santika

Ketiga Tumenggung ini mendirikan perkampungan yang berbatasan langsung dengan Batavia dan menjadi pusat pertahanan Banten, yang kini dikenal sebagai Tigaraksa

Nama Tigaraksa berasal dari kata "Tilu Tanglu Pangraksa," yang berarti "tiga penjaga wilayah," sebagai penghormatan kepada tiga pemimpin tersebut.

Pada saat yang sama, Putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten membangun sebuah tugu prasasti di bagian barat Sungai Cisadane, saat ini diyakini berada di Kampung Gerendeng

Tugu ini diberi nama Tangerang, yang dalam bahasa Sunda berarti "tanda." Seiring waktu, sebutan itu berubah menjadi Tangerang, seperti yang dikenal sekarang.

Peran Tigaraksa sebagai pusat pertahanan sangat penting dalam menghalau serangan musuh dari Batavia. Namun, setelah berbagai pertempuran, pada tahun 1684, ketiga Tumenggung harus tunduk setelah Kesultanan Banten menandatangani perjanjian dengan Belanda. 

Perjanjian ini menyebabkan wilayah Tangerang jatuh ke tangan Belanda, yang kemudian membentuk pemerintahan kabupaten dengan seorang bupati pilihan mereka. 

Sebagai bentuk penghormatan, nama ketiga Tumenggung tersebut diabadikan sebagai nama jalan di Kabupaten Tangerang.

Versi Kedua: Peran Syekh Mubarok dalam Penyebaran Islam

Versi lain menyebutkan bahwa asal-usul nama Tigaraksa berawal dari misi penyebaran Islam oleh seorang ulama bernama Syekh Mubarok. Beliau diutus oleh Kesultanan Banten untuk menggantikan Syekh Mas Masad, seorang ulama sebelumnya yang telah wafat dalam tugasnya.

Pada masa itu, masyarakat setempat masih banyak yang menganut agama Hindu karena wilayah tersebut berbatasan dengan Kerajaan Pajajaran. 

Kedatangan Syekh Mubarok di perbatasan diketahui oleh pihak Pajajaran, yang kemudian mengirim pasukan di bawah pimpinan Ki Mas Laeng dan Ki Buyut Seteng, dua panglima sakti dari Pajajaran.

Saat bertemu, Syekh Mubarok menjelaskan bahwa ia datang untuk menyebarkan Islam, bukan untuk berperang. Namun, pihak Pajajaran menolak dan menganggap kehadiran Syekh Mubarok sebagai pelanggaran batas wilayah. 

Akibatnya, pertempuran pun terjadi, berlangsung berminggu-minggu tanpa ada pihak yang menyerah. Di tengah peperangan, Syekh Mubarok berdoa kepada Allah agar diberikan petunjuk untuk mengakhiri konflik. 

Setelah bermunajat, Syekh Mubarok lalu mengundang Ki Mas Laeng dan Ki Buyut Seteng beserta pasukannya untuk bermusyawarah. 

Setelah perundingan yang panjang dan dengan sikap rendah hati, kedua panglima Pajajaran akhirnya menerima ajakan perdamaian serta memeluk Islam melalui bimbingan Syekh Mubarok.

Dari peristiwa ini, nama Tigaraksa muncul, yang berarti "tiga penjaga" atau "tilu pangraksa," sebagai simbol tiga tokoh yang menjaga perdamaian.

Sejarah asal-usul Tigaraksa memiliki dua versi utama, baik sebagai pusat pertahanan Kesultanan Banten maupun sebagai tempat penyebaran Islam yang berujung pada perdamaian. 

Kedua cerita ini mengajarkan kita akan pentingnya menjaga keamanan dan kedamaian di tengah kehidupan bermasyarakat.

Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar senantiasa menjaga kebaikan serta perdamaian antar sesama manusia.

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Kecantikan25 Februari 2025, 22:17 WIB

Rahasia Kulit Sehat dan Berseri? Ini 5 Langkah Sederhana yang Wajib Kamu Ketahui

Dengan melindungi kulit dari sinar matahari, berhenti merokok, membersihkan kulit dengan lembut, mengonsumsi makanan bergizi, dan mengelola stres, kulit yang sehat dan berseri akan datang sendiri.
Ilustrasi langkah sederhana agar kulit sehat dan berseri (Sumber: Freepik/@benzoix)
Sehat25 Februari 2025, 22:05 WIB

Gejala Serangan Jantung pada Wanita yang Perlu DiKetahui, Simak Ulasan Berikut

Penyakit jantung adalah ancaman serius bagi wanita dari segala usia. Mengenali gejala unik pada wanita dan memahami faktor risiko dapat membantu mencegah serangan jantung sebelum terjadi.
Ilustrasi gejala serangan jantung pada wanita (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat25 Februari 2025, 21:55 WIB

3 Cara Efektif Mengatasi Eksim Parah yang Bisa Mengganggu Kualitas Tidur

Eksim parah dapat mengganggu tidur dan memperburuk kondisi kulit jika tidak ditangani.
Ilustrasi cara mengatasi eksim parah yang mengganggu kualitas tidur (Sumber: Freepik/@freepik)
Sukabumi25 Februari 2025, 21:48 WIB

Pemilik Toko di Jalan Kapten Harun Kabir Kota Sukabumi Keberatan Dengan Pasar Ramadan

Surat keberatan ditandatangani oleh sekurangnya 20 pemilik toko sebagai bentuk penolakan terhadap surat rekomendasi kegiatan pasar ramadan yang diberikan Pemkot Sukabumi
Situasi di Jalan Kapten Harun Kabir Kota Sukabumi, Selasa (25/2/2025) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi25 Februari 2025, 21:27 WIB

Pemkot Sukabumi Targetkan Penurunan Stunting hingga 14 Persen di Tahun 2025

Pemerintah Kota Sukabumi menargetkan penurunan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2025 melalui berbagai program strategis
Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana saat menghadiri Forum Perangkat Daerah di Dinas P2KBP3A, Selasa (25/2/2025) | Foto : Dokpim
Sukabumi25 Februari 2025, 21:15 WIB

Viral, Tiga Pelajar SMP di Kota Sukabumi Nekat Serang Siswa Lain Saat Bubaran Sekolah

Viral di media sosial video yang memperlihatkan sebuah keributan terjadi tepat di gerbang masuk salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Sukabumi.
Ilustrasi pelajar berkelahi : Foto kibrispdr.org
Entertainment25 Februari 2025, 21:00 WIB

Profil Rachquel Nesia, Ratu FTV yang Kini Bermain di Preman Pensiun 9

Rachquel Nesia, sosok baru yang dijuluki ratu FTV kini sebagai pemain baru di Preman Pensiun 9.
Rachquel Nesia, sosok baru yang dijuluki ratu FTV kini sebagai pemain baru di Preman Pensiun 9. (Sumber : Instagram/@premanpensiun.mncp).
Sehat25 Februari 2025, 20:50 WIB

Kaitan Eksim dan Pola Makan: Panduan untuk Mencegah dan Mengatasi Kambuhnya Gejala

Eksim adalah kondisi kronis yang memerlukan manajemen jangka panjang. Selain salep topikal dan obat, mengidentifikasi dan menghindari pemicu makanan adalah langkah penting.
Ilustrasi kaitan eksim dan pola makan (Sumber: Freepik/@freepik)
Bola25 Februari 2025, 20:03 WIB

Innalillahi! Bejo Sugiantoro Legenda Timnas & Ayah Rachmat Irianto, Meninggal Dunia

Legenda Timnas Indonesia dan Persebaya, Bejo Sugiantoro, Meninggal Dunia saat Bermain Futsal.
Legenda Timnas Indonesia dan Persebaya, Bejo Sugiantoro, Meninggal Dunia saat Bermain Futsal. (Sumber : Instagram/@@bejoalbaja).
Sehat25 Februari 2025, 20:03 WIB

BPJS Ketenagakerjaan Sukabumi Gandeng DPR RI Sosialisasi Program dan Manfaat Kepesertaan

Kegiatan ini mengundang masyarakat pekerja di lingkungan desa tersebut dengan berbagai profesi seperti petani, dan pedagang yang merupakan masyarakat pekerja informal atau Bukan Penerima Upah
Sosialisasi Program dan Manfaat BPJS Ketenagakerjaan di MDTA Miftahul Huda Desa Cimahi, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, Senin (24/2/2025) | Foto : Asep Awaludin