Mengenal Emotional Masking, Dari Kepribadian Ko Gyeom Dalam Drama Melo Movie

Kamis 20 Februari 2025, 09:18 WIB
Cuplikan Drama Melo Movie, Mengenal Emotional Masking, Dari Kepribadian Ko Gyeom Dalam Drama Melo Movie (Sumber : X/@TarizSolis)

Cuplikan Drama Melo Movie, Mengenal Emotional Masking, Dari Kepribadian Ko Gyeom Dalam Drama Melo Movie (Sumber : X/@TarizSolis)

SUKABUMIUPDATE.com - Dalam drama Korea "Melo Movie," karakter Ko Gyeom, yang diperankan oleh Choi Woo-sik, menunjukkan fenomena psikologis yang dikenal sebagai emotional masking atau penutupan emosi. Fenomena ini merujuk pada upaya individu untuk menyembunyikan atau menekan perasaan mereka, sering kali untuk melindungi diri dari rasa sakit emosional atau untuk memenuhi harapan sosial.

Emotional masking adalah suatu mekanisme psikologis dimana seseorang menutupi perasaan atau emosi asli mereka, sering kali dengan tujuan melindungi diri dari rasa sakit emosional, menjaga citra diri, atau memenuhi ekspektasi sosial. Meskipun seringkali digunakan sebagai cara untuk menghadapi situasi yang sulit atau penuh tekanan, emotional masking bisa memberikan dampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan seseorang jika dilakukan secara berlebihan.

Apa itu Emotional Masking?

Emotional masking dapat didefinisikan sebagai upaya untuk "menutupi" atau "menyembunyikan" perasaan yang sebenarnya sedang dirasakan oleh individu, baik dalam situasi sosial maupun pribadi. Ini mungkin melibatkan ekspresi wajah yang berbeda dari perasaan yang sesungguhnya, seperti tersenyum meskipun sedang merasa cemas atau sedih, atau berpura-pura bahagia meskipun mengalami tekanan emosional yang besar.

Proses ini sering kali dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti norma sosial, tekanan dari keluarga atau teman, atau harapan dari tempat kerja. Banyak orang yang merasa perlu untuk memakai topeng emosional ini untuk diterima atau dianggap kuat di hadapan orang lain. Dengan kata lain, emotional masking sering kali menjadi cara untuk menjaga hubungan sosial atau profesional, meskipun dalam prosesnya bisa mengabaikan kebutuhan emosional yang lebih dalam.

Baca Juga: Baby Talk: Manfaat dan Dampak Negatif Berbicara dengan Bahasa Bayi Pada Anak

Penyebab Emotional Masking

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang terjebak dalam pola emotional masking adalah:

  1. Pengaruh Lingkungan Sosial: Keterikatan pada norma sosial atau tekanan untuk tidak menunjukkan kelemahan dapat membuat seseorang merasa bahwa mereka harus menutupi emosi mereka. Misalnya, dalam budaya tertentu, menangis atau menunjukkan kesedihan dianggap sebagai tanda kelemahan, sehingga seseorang lebih cenderung untuk menahan perasaan tersebut.
  2. Pengalaman Masa Lalu: Trauma atau pengalaman negatif di masa lalu juga bisa mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk menutupi perasaan. Seseorang yang pernah mengalami penolakan atau rasa sakit emosional mungkin merasa lebih aman dengan menyembunyikan emosinya daripada memperlihatkannya kepada orang lain.
  3. Kebutuhan untuk Menjaga Citra Diri: Banyak individu merasa perlu untuk mempertahankan citra diri yang "sempurna" atau "kuat" di mata orang lain, yang mendorong mereka untuk menutupinya emosi asli mereka, meskipun mereka merasa tertekan atau cemas.

Dampak dari Emotional Masking

Meskipun emotional masking bisa memberikan rasa perlindungan sementara, dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat membawa dampak negatif yang signifikan bagi kesehatan mental. Beberapa dampak yang sering terjadi akibat emotional masking adalah:

  1. Kelelahan Emosional: Menahan perasaan yang sebenarnya dapat menyebabkan kelelahan emosional. Seiring waktu, upaya untuk menjaga topeng ini dapat menguras energi dan menyebabkan perasaan burnout atau kehabisan tenaga.
  2. Kesulitan dalam Menjalin Hubungan: Ketika seseorang selalu menutupi perasaannya, hubungan dengan orang lain dapat menjadi kurang otentik. Orang lain mungkin kesulitan untuk benar-benar mengenal siapa mereka, yang dapat menyebabkan rasa kesepian meskipun berada di sekitar orang banyak.
  3. Gangguan Kesehatan Mental: Penyembunyian perasaan yang berkelanjutan bisa berkontribusi pada gangguan kecemasan, depresi, atau stres. Hal ini terjadi karena perasaan yang ditekan dan tidak diproses dapat muncul dalam bentuk fisik atau psikologis yang lebih merugikan.
  4. Peningkatan Risiko Penyakit Fisik: Penelitian menunjukkan bahwa menahan perasaan secara berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Stres yang terus-menerus bisa berkontribusi pada gangguan fisik seperti gangguan tidur, tekanan darah tinggi, atau masalah pencernaan.

Baca Juga: Mengenal Ketombe: Penyebab, Jenis, dan Cara Mengatasinya

Mengatasi Emotional Masking

Untuk mengurangi dampak dari emotional masking, penting bagi individu untuk belajar mengenali dan mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang sehat. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi emotional masking:

  1. Menjadi Sadar Diri: Langkah pertama adalah mengenali kapan dan mengapa kita merasa perlu menutupi emosi kita. Kesadaran ini memungkinkan seseorang untuk mulai mengidentifikasi pola masking dan mencari cara untuk mengekspresikan perasaan dengan lebih autentik.
  2. Membangun Dukungan Sosial: Memiliki dukungan dari teman, keluarga, atau terapis dapat sangat membantu dalam menciptakan ruang aman untuk mengungkapkan perasaan. Lingkungan yang mendukung dapat membantu seseorang merasa lebih nyaman dengan menunjukkan sisi emosional mereka.
  3. Berbicara dengan Terbuka: Mengungkapkan perasaan dengan jujur kepada orang lain, meskipun itu terasa sulit, dapat mengurangi tekanan dan kecemasan. Ini membantu menciptakan hubungan yang lebih dekat dan saling mendukung.
  4. Penerimaan Diri: Menerima diri sendiri dengan segala kekurangan dan perasaan yang ada adalah langkah penting dalam mengatasi emotional masking. Belajar untuk menerima bahwa memiliki emosi adalah hal yang normal dan manusiawi, yang tidak perlu disembunyikan.

Emotional masking adalah mekanisme pertahanan psikologis yang umum, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, dapat berisiko merusak kesejahteraan emosional dan hubungan interpersonal. Memahami dan mengenali pola ini serta belajar untuk mengekspresikan perasaan secara lebih otentik dapat membantu individu menjalani hidup yang lebih sehat dan lebih memuaskan.

"Melo Movie" menggambarkan bagaimana emotional masking dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan perkembangan pribadi. Melalui karakter Ko Gyeom, penonton diajak untuk memahami pentingnya menghadapi dan mengungkapkan perasaan, serta dampak positif dari keterbukaan emosional dalam membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung. 

Baca Juga: Sinyal Tubuh yang Harus Kamu Waspadai

Sumber : Psychology Today

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel22 Februari 2025, 05:30 WIB

Serunya Wisata Rafting Sambil Menikmati Keindahan Alam di Caldera Adventure Cikidang Sukabumi

Selain resort dan rafting, Caldera Adventure Cikidang Sukabumi juga menawarkan berbagai aktivitas outdoor.
Keseruan berwisata arung jeram atau rafting di Sungai Citarik Sukabumi bersama Caldera Adventure. (Sumber Foto: Dok. Caldera Adventure)
Sukabumi21 Februari 2025, 22:28 WIB

Temani Warga yang Dipanggil Polisi Pasca Kematian Samson, Massa Geruduk Mapolres Sukabumi

Puluhan warga Cihurang Simpenan Sukabumi geruduk Mapolres Sukabumi pasca kematian Samson.
Puluhan warga Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi mendatangi Mapolres Sukabumi pasca kematian Samson. (Sumber : SU/Ilyas)
Sehat21 Februari 2025, 21:00 WIB

5 Cara Ampuh Mengatasi Gejala Kolesterol Tinggi pada Kulit

Kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Tanda-tandanya biasanya tidak kentara, namun terkadang, Anda dapat melihat gejala Kolesterol tinggi pada kulit.
Ilustrasi cara mengatasi gejala kolesterol tinggi pada kulit (Sumber: Freepik/@freepik)
Sukabumi21 Februari 2025, 20:48 WIB

Aksi Indonesia Gelap di Sukabumi, Mahasiswa Kritisi Efisiensi Anggaran hingga MBG

Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi Rojab Asyari menilai semua tuntutan yang disampaikan mahasiswa cukup realistis dan sesuai dengan keadaan di masyarakat.
Aksi Indonesia Gelap di Kota Sukabumi, ratusan mahasiswa berunjukrasa di depan Kantor DPRD, Jumat (21/2/2025). (Sumber Foto: SU/Asep Awaludin)
Inspirasi21 Februari 2025, 20:18 WIB

Integrasi AI di Newsroom Media Lokal Tingkatkan Efisiensi dan Kualitas Konten

Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono, menekankan pentingnya adaptasi teknologi, termasuk AI, bagi media lokal
LMC Talk
Sehat21 Februari 2025, 20:16 WIB

Kenali 6 Gejala Kolesterol Tinggi pada Kulit yang Bisa Menyebabkan Masalah Kesehatan

Gejala kolesterol tinggi pada kulit bukan hanya masalah kosmetik, tetapi juga dapat menjadi indikator masalah kardiovaskular.
Ilustrasi gejala kolesterol pada kulit (Sumber: Freepik/@krakenimages.com)
Film21 Februari 2025, 20:00 WIB

Sinopsis Drama Korea Undercover High School, Anggota NIS Menyamar Sebagai Siswa SMA

Drama korea Undercover High School memiliki cerita unik mengenai seorang agensi badan intelijen nasional yang harus menyamar sebagai siswa Sekolah Menengah Atas untuk menjalankan sebuah misi.
Sinopsis Drama Korea Undercover High School, Anggota NIS Menyamar Sebagai Siswa SMA (Sumber : Instagram/@mbcdrama_wow)
Sukabumi21 Februari 2025, 19:50 WIB

Hasil Kesepakatan Emak-emak dan Peternakan Ayam di Cidahu Sukabumi soal Wabah Lalat

Berikut hasil kesepakatan pasca emak-emak geruduk peternakan ayam di Cidahu Sukabumi karena resah dengan lalat yang mewabah.
Kapolsek Cidahu AKP Endang Slamet dan jajaran saat mendengar aspirasi puluhan emak-emak yang protes soal wabah lalat ke peternakan ayam. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi21 Februari 2025, 19:48 WIB

Sempat Duel, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Tewas Diamuk Massa

Tubuh Samson tergeletak bersimbah darah penuh luka, tersiar kabar pria yang dijuluki preman ini dihabisi oleh massa.
Tubuh Suherlan alias Samson warga Simpenan Sukabumi tergeletak di pinggir jalan (Sumber: SU/Ilyas)
Kecantikan21 Februari 2025, 19:42 WIB

Terapkan 11 Tips Mudah untuk Membuat Kuku Tumbuh Cepat, Sehat dan Cantik

Wanita sering kali ingin memamerkan kuku panjang yang sehat dan cantik. Dengan memperhatikan kebersihan dan kesehatan kuku, Anda dapat memperoleh kuku yang panjang dan indah tanpa banyak usaha.
Ilustrasi cara mudah merawat kuku agar tumbuh cepat, sehat dan cantik (Sumber: pexels.com/@The Glorious Studio)