SUKABUMIUPDATE.com - Depresi berat adalah gangguan kesehatan mental yang sangat serius dan dapat berdampak signifikan pada kehidupan seseorang. Salah satu manifestasi yang paling mengkhawatirkan dari depresi berat adalah munculnya pemikiran tentang bunuh diri atau "bisikan gelap" dalam pikiran penderita. Pemikiran ini sering kali tidak hanya berupa rasa putus asa, tetapi juga perasaan bahwa tidak ada jalan keluar dari penderitaan mereka.
Apa Itu Depresi Berat?
Depresi berat atau depresi mayor adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih, putus asa, dan kehilangan minat dalam aktivitas yang biasanya menyenangkan. Penderita depresi berat sering mengalami gangguan tidur, perubahan nafsu makan, kelelahan, dan perasaan tidak berharga atau bersalah yang mendalam.
Penyakit ini bisa mengganggu fungsi sehari-hari, dan jika tidak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan pemikiran atau tindakan bunuh diri. Depresi berat adalah gangguan yang sangat kompleks dan dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetik, stres psikososial, dan perubahan kimiawi di otak.
Baca Juga: Selain Makanan Pedas dan Asam, Ini Hal-Hal yang Perlu Dihindari Oleh Penderita Penyakit Lambung
Bisikan dalam Pikiran dan Hubungannya dengan Bunuh Diri
Dalam banyak kasus depresi berat, muncul ideasi bunuh diri atau pemikiran tentang mengakhiri hidup. Pemikiran ini sering kali berupa “bisikan” atau suara yang membuat individu merasa tidak ada harapan lagi. Gejala ini tidak hanya mengindikasikan rasa putus asa, tetapi juga bisa menjadi bentuk nyata dari apa yang disebut dalam psikologi sebagai distorsi kognitif.
Distorsi kognitif adalah pola berpikir yang tidak realistis dan salah, yang dapat memperburuk perasaan negatif seseorang. Dalam konteks depresi berat, distorsi kognitif ini sering kali berupa pemikiran yang sangat negatif, seperti:
- Perasaan tidak berharga: Penderita merasa mereka tidak pantas untuk hidup atau tidak memberikan kontribusi apa pun.
- Harapan yang hilang: Mereka merasa bahwa masa depan tidak akan pernah membaik, dan tidak ada solusi untuk masalah mereka.
- Perasaan terisolasi: Penderita merasa sendirian dan percaya bahwa tidak ada yang peduli dengan mereka atau dapat membantu mereka.
Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh American Psychological Association (APA), pemikiran bunuh diri sering kali muncul karena perasaan putus asa dan kehilangan harapan, yang diperburuk oleh distorsi kognitif yang membuat penderita merasa tidak ada jalan keluar.
Baca Juga: 7 Ciri Orang Guilt Trip, Suka Membesar-besarkan Keadaan Agar Merasa Bersalah
Mengapa Depresi Berat Bisa Menyebabkan Bunuh Diri?
Depresi berat yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan berbagai gangguan psikologis yang meningkatkan risiko bunuh diri. Beberapa faktor yang berkontribusi adalah:
- Rasa Putus Asa yang Mendalam Penderita depresi berat sering merasa bahwa mereka berada dalam situasi yang tidak dapat diperbaiki. Mereka merasa terjebak dalam kesedihan tanpa ada cara untuk keluar, dan hal ini dapat memicu pemikiran untuk mengakhiri hidup.
- Distorsi Pikiran dan Persepsi Gangguan kognitif dalam depresi menyebabkan penderita melihat dunia dan diri mereka sendiri secara sangat negatif. Pikiran tentang bunuh diri muncul sebagai cara untuk "mengakhiri penderitaan," meskipun itu bukan solusi yang sehat.
- Kehilangan Kontrol Emosional Depresi berat dapat menyebabkan seseorang merasa kehilangan kendali atas emosi mereka. Perasaan cemas, marah, atau kesedihan yang mendalam bisa sangat kuat sehingga individu merasa bahwa mereka tidak dapat menghadapinya lagi.
- Kurangnya Dukungan Sosial Penderita depresi sering merasa terisolasi dan cemas bahwa orang lain tidak akan mengerti atau peduli dengan perasaan mereka. Kurangnya dukungan sosial atau jaringan yang bisa memberikan bantuan memperburuk keadaan ini.
Baca Juga: Polisi Ungkap Penyebab Meninggalnya Kim Sae Ron, Diduga Bunuh Diri
Mengidentifikasi Gejala Depresi Berat yang Dapat Mengarah pada Bunuh Diri
Gejala-gejala depresi berat yang bisa mengarah pada bunuh diri meliputi:
- Perasaan putus asa atau tidak ada jalan keluar
- Penurunan drastis dalam minat atau kesenangan terhadap aktivitas yang biasa dilakukan
- Perubahan signifikan dalam pola tidur dan makan
- Pemikiran tentang bunuh diri atau kematian
- Perasaan tidak berguna, bersalah, atau terisolasi
- Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan
- Gejala fisik yang tak dapat dijelaskan, seperti rasa sakit atau kelelahan yang berkepanjangan
Jika seseorang mengalami gejala ini, sangat penting untuk segera mencari dukungan profesional untuk mencegah kondisi semakin memburuk.
Cara Mengatasi dan Mencegah Pemikiran Bunuh Diri
Pemikiran tentang bunuh diri tidak perlu dibiarkan berkembang tanpa penanganan. Beberapa langkah yang dapat membantu dalam mengelola depresi dan mencegah ideasi bunuh diri antara lain:
- Terapis atau Konselor Profesional
Terapi kognitif perilaku (CBT) dapat membantu penderita mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang salah, termasuk distorsi kognitif yang menyebabkan pemikiran bunuh diri. - Obat-obatan
Antidepresan dan obat-obatan lain yang diresepkan oleh dokter dapat membantu menyeimbangkan kimia otak dan mengurangi gejala depresi. - Dukungan Sosial
Memiliki jaringan dukungan sosial yang kuat, baik dari keluarga, teman, atau kelompok pendukung, dapat sangat membantu dalam memberikan rasa aman dan mengurangi perasaan terisolasi. - Menjaga Kesehatan Fisik
Pola hidup sehat yang mencakup olahraga, tidur yang cukup, dan makan dengan baik dapat membantu meningkatkan mood dan energi seseorang, serta mengurangi gejala depresi. - Mencari Bantuan Segera
Jika ada pemikiran untuk bunuh diri, sangat penting untuk segera mencari bantuan. Banyak negara memiliki saluran bantuan darurat yang tersedia untuk memberikan dukungan langsung bagi individu yang mengalami krisis mental.
Bisikan dalam pikiran yang muncul pada depresi berat dan yang bisa berujung pada pemikiran bunuh diri merupakan masalah yang sangat serius. Pemahaman tentang gejala depresi dan faktor-faktor yang memperburuk kondisi ini sangat penting dalam upaya pencegahan. Mengidentifikasi tanda-tanda depresi dan mencari bantuan profesional sejak dini dapat menyelamatkan nyawa. Penting untuk diingat bahwa bantuan ada, dan tidak ada masalah yang terlalu besar untuk dihadapi dengan dukungan yang tepat.
Baca Juga: Wanita Sukabumi Diduga Dipaksa Aborsi oleh Suami Siri, Kini Trauma dan Coba Bunuh Diri
Sumber : WHO