Nyimas Gamparan: Panglima Perang Wanita Banten yang Bikin Belanda Kocar-kacir!

Selasa 04 Februari 2025, 19:30 WIB
Ilustrasi - Nyimas Gamparan adalah sosok perempuan tangguh yang menjadi simbol perlawanan rakyat Banten terhadap penjajahan Belanda. (Sumber : Pixabay.com/@Franz26).

Ilustrasi - Nyimas Gamparan adalah sosok perempuan tangguh yang menjadi simbol perlawanan rakyat Banten terhadap penjajahan Belanda. (Sumber : Pixabay.com/@Franz26).

SUKABUMIUPDATE.com -Banten memiliki banyak pejuang yang berperan dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Salah satu tokoh yang dikenal adalah Nyimas Gamparan, yang memimpin Perang Cikande Udik pada tahun 1830-an.

Di Kampung Kadu Kacapi, Desa Tanjungsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, terdapat sebuah petilasan yang menjadi tempat berkumpul dan merancang strategi perang melawan Belanda

Petilasan ini merupakan peninggalan Nyimas Gamparan, seorang panglima perang wanita dari era Kesultanan Banten. Pada waktu-waktu tertentu, kampung ini ramai dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah.

Baca Juga: Watu Gilang: Batu Bersejarah Tempat Penasbihan Raja-raja Kesultanan Banten

Di tengah perkebunan, berdiri kokoh bangunan petilasan Nyimas Gamparan. Di dalamnya terdapat dua ruangan, satu untuk peziarah dan satu lagi yang ditutupi kain kafan. 

Konon, di ruangan itulah Nyimas Gamparan dulu duduk menyebarkan ajaran Islam serta mengatur strategi perang bersama rakyat.

Menurut sesepuh Desa Tanjungsari, Abah Gozi, Nyimas Gamparan juga berpesan kepada rakyatnya agar tidak percaya pada Belanda dan tidak mudah diadu domba.

Baca Juga: Pangeran Sake: Ulama Keturunan Kesultanan Banten dan Pejuang Agama Islam di Tatar Sunda

Di dekat petilasan, terdapat sumur Ciwasiat yang berdiameter sekitar 30 cm dan berada di tengah bongkahan batu dekat aliran sungai. 

Sumur ini diyakini memiliki karomah bagi siapa saja yang meminum airnya, berwudhu, atau mandi di sana. Konon, jika air sumur surut saat diambil, menandakan rezeki seseorang akan sulit. 

Sebaliknya, jika airnya penuh, maka rezekinya akan melimpah. Banyak peziarah yang membawa air dari sumur ini dengan harapan memperoleh kesembuhan atau kesuksesan.

Baca Juga: Kramat Sumur Tujuh Banten: Dipercaya Berkhasiat dan Konon Sering Didatangi Pejabat

Nyimas Gamparan juga meninggalkan warisan berupa alat musik gamelan, yaitu gambang caning dan gong Suprayoga, yang dulu digunakan untuk mengumpulkan masyarakat di kediamannya.

Pasca penghapusan Kesultanan Banten pada tahun 1813 di masa Sultan Muhammad Syafiuddin, keluarga kesultanan mengalami diaspora ke berbagai wilayah Indonesia. 

Dalam konteks ini, istilah diaspora juga merujuk pada pengasingan Nyimas Gamparan ke luar Pulau Jawa akibat kebijakan kolonial Belanda yang menghapus sistem kesultanan dan menindas anggota keluarga kesultanan. Selain itu, Belanda juga menyita aset-aset keluarga kesultanan di berbagai wilayah.

Baca Juga: Bendungan Pamarayan Banten: Dibangun Masa Kolonial dan Kisah Sosok Gaib Jahat Nyai Mujibah

Pada tahun 1836, Nyimas Gamparan kembali ke Banten dengan menyamar sebagai rakyat biasa dan diam-diam menggerakkan massa untuk melawan Belanda. Pemberontakan yang ia pimpin ini bahkan lebih besar dan masif dibandingkan pemberontakan Geger Cilegon.

Perjuangan Nyimas Gamparan dikenal sebagai Perang Cikande Udik, karena pusat gerakannya berada di wilayah timur Kecamatan Cikande. 

Perlawanan ini sangat menyulitkan Belanda, bahkan menyebabkan kematian seorang tuan tanah Belanda beserta keluarganya yang menguasai lahan dari Cikande hingga Maja, Kabupaten Lebak.

Baca Juga: Gunung Santri Banten: Kisah Ulama Sakti Syekh Muhammad Sholeh dan Misteri Keranda Terbang

Amarah Nyimas Gamparan semakin membesar setelah melihat penderitaan rakyat akibat sistem tanam paksa (cultuurstelsel) yang diterapkan Belanda

Sistem ini diberlakukan di masa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, yang juga memaksakan pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan dengan kerja paksa.

Karena tidak tahan melihat rakyat semakin menderita, Nyimas Gamparan bersama 30 milisi perempuan melancarkan perlawanan bersenjata terhadap Belanda

Baca Juga: Urban Legend Misteri Gantarawang di Banten, Konon Pusat Kerajaan Siluman dan Jin

Perang terus berlanjut di berbagai wilayah Banten dengan skala yang besar. Puncaknya, pada tahun 1836, perang besar yang dikenal sebagai Pemberontakan Cikande Udik meletus, di mana pasukan Nyimas Gamparan berhasil mengalahkan Belanda.

Pasukan yang dipimpin Nyimas Gamparan dikenal tangguh, disiplin, dan militan. Selain menguasai ilmu bela diri dan kesaktian kanuragan, mereka juga mahir dalam strategi perang gerilya, membuat pergerakan mereka sulit ditebak oleh Belanda

Pasukan ini dapat berpindah tempat dengan cepat dan memiliki basis persembunyian yang tidak terdeteksi, salah satunya di daerah Kubang, Kecamatan Sukamulya, Tangerang.

Baca Juga: Keraton Surosowan: Istana Sultan dan Pusat Pemerintahan Kerajaan Banten

Perlawanan Nyimas Gamparan menimbulkan kerugian besar bagi Belanda, baik secara militer maupun ekonomi. Tidak mampu menghadapi pasukan Nyimas Gamparan secara langsung, Belanda menerapkan strategi pecah belah dengan memanfaatkan kekuatan pribumi.

Belanda meminta bantuan Raden Tumenggung Karta Negara, seorang Demang di Jasinga, Bogor, untuk menumpas pasukan Nyimas Gamparan

Sebagai imbalannya, Kartanegara dijanjikan kekuasaan di Rangkasbitung. Akhirnya, pasukan Tumenggung Karta Negara bergabung dengan Belanda dan menghadapi pasukan Nyimas Gamparan dalam pertempuran sengit.

Baca Juga: Wisata Gunung Pinang Banten dan Kisah Legenda Anak yang Durhaka Kepada Ibunya

Strategi Belanda terbukti efektif, dan pada akhirnya pasukan Nyimas Gamparan mengalami kekalahan. Dengan cara licik, Belanda berhasil menghentikan perlawanan ini. 

Meskipun pemberontakan Nyimas Gamparan berhasil dipadamkan, kisah perjuangannya tetap membekas di hati masyarakat Banten.

Perjuangan Nyimas Gamparan menjadi simbol keberanian dalam melawan penjajahan Belanda. Hingga kini, masyarakat Banten tetap menghormatinya sebagai salah satu pejuang wanita yang berjasa membela rakyat.

Nyimas Gamparan adalah salah satu dari sedikit pendekar perempuan yang namanya tetap dikenang, terutama oleh masyarakat Banten.



Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi04 Februari 2025, 21:25 WIB

Bupati Marwan Raih Penghargaan sebagai Tokoh Penggerak ZIS di Sukabumi

Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, menerima penghargaan sebagai Tokoh Penggerak Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) pada acara Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sukabumi Award Tahun 2024 Ke-4
Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat menerima penghargaan sebagai tokoh penggerak Zakat Infak Sodaqoh dari di Baznas Kabupaten Sukabumi Award ke 4 | Foto : Dokpim
Sukabumi04 Februari 2025, 20:52 WIB

Bimtek TIK Ditutup, Disdik Sukabumi Harap Para Guru SD Tindaklanjuti dalam Pembelajaran

Disdik Kabupaten Sukabumi sebut digitalisasi sekolah adalah sebuah keniscayaan sebagai arah kebijakan ke depan.
Bimtek Pengelolaan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran di Era Digital yang digelar Disdik Kabupaten Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi04 Februari 2025, 20:52 WIB

DP2KBP3A Kota Sukabumi Beri Pendampingan Psikologi 2 Anak yang Viral Terlibat Perkelahian

DP2KBP3A Kota Sukabumi beri pendampingan psikologi terhadap anak serta mendalami latar belakang terjadinya perkelahian.
Tangkapan layar video dua anak perempuan di Kota Sukabumi yang viral terlibat perkelahian. | Foto: Istimewa
Sukabumi04 Februari 2025, 20:24 WIB

Warga Hadang Beko, Pembongkaran Warung di TWA Sukawayana Sukabumi Ricuh

Proses pembongkaran warung-warung di Kampung Taman Wisata Alam (TWA Sukawayana, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Selasa (4/2/2025), diwarnai aksi protes warga.
Warga menolak pembongkaran warung gunakan beko di TWA Sukawayana, Citepus, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Nasional04 Februari 2025, 20:22 WIB

Dasco Sebut Larangan Pengecer Jual Gas Elpiji 3 Kg Bukan Kebijakan Prabowo

Bahkan kata Dasco, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan agar gas melon bersubsidi tersebut kembali bisa dijual secara eceran per Selasa 3 Februari 2025.
Presiden Prabowo Subianto. (Sumber Foto: Instagram Bahlil Lahadalia)
DPRD Kab. Sukabumi04 Februari 2025, 20:05 WIB

Ketua DPRD Sukabumi Tekankan Pentingnya Transparansi dan Inovasi Pengelolaan Zakat

Menurut Budi, dengan kinerja yang transparan dan laporan yang jelas, masyarakat akan lebih terdorong untuk menunaikan kewajiban zakat mereka.
Budi Azhar Mutawali saat berfoto bersama penerima penghargaan dalam Baznas Kabupaten Sukabumi Award. (Sumber : Dok. DPRD)
Nasional04 Februari 2025, 20:03 WIB

Tiket Kereta Api Mudik Lebaran 2025 Sudah Dibuka Hari Ini, Catat Jadwal dan Cara Pesannya!

Kabar gembira bagi para pemudik! PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah resmi membuka penjualan tiket mudik Lebaran untuk tahun ini.
Ilustrasi - Kereta Api (KA) Pangrango di Stasiun Sukabumi. (Sumber : Dok. PT KAI Daop 1 Jakarta)
Entertainment04 Februari 2025, 20:00 WIB

Jakarta Belum Masuk List, Jisoo BLACKPINK Umumkan Asia Tour Pertamanya

Jisoo BLACKPINK mengumumkan akan menggelar Fanmeeting Asia Tour solo pertamanya bertajuk LIGHTS, LOVE, ACTION melalui akun instagram pribadinya pada Selasa, 4 Februari 2025.
Jakarta Belum Masuk List, Jisoo BLACKPINK Umumkan Asia TourPertamanya| Sumber: Instagram /@sooya__
Sukabumi04 Februari 2025, 19:50 WIB

Warga Sukabumi Pertanyakan Program Makan Bergizi Gratis Belum Merata

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto sejak 6 Januari 2025 ternyata belum merata di seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi
Ilustrasi Dapur Umum Makan Bergizi Gratis Badan Gizi Nasional (Sumber : IG/@badangizinasional.ri)
Inspirasi04 Februari 2025, 19:45 WIB

Buka Konferda IPPAT, Kepala Bapenda Sukabumi Tekankan Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi

Herdy Somantry menyampaikan pentingnya sinergitas antara Pemkab Sukabumi dengan IPPAT untuk meningkatkan akselerasi pembangunan daerah.
Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri saat memberikan sambutan dalam Konferda IPPAT di Hotel Augusta. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)