SUKABUMIUPDATE.com - Tahun Baru Imlek merupakan perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa. Perayaan ini menandai awal tahun baru dalam kalender Tionghoa yang berdasarkan siklus bulan. Biasanya, Tahun Baru Imlek dirayakan pada bulan Januari atau Februari dan berlangsung selama dua minggu.
Tahun Baru Imlek menjadi momen penting untuk berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Seperti hari besar lainnya, perayaan ini menekankan pentingnya ikatan kekeluargaan yang erat.
Selain itu, Tahun Baru Imlek juga menjadi waktu untuk berdoa agar diberkahi dengan rezeki, perlindungan, serta keberuntungan sepanjang tahun. Oleh karena itu, terdapat banyak tradisi yang dijalankan selama perayaan ini.
Berikut adalah beberapa tradisi unik dalam perayaan Tahun Baru Imlek yang dihimpun dari laman Indo Indians.
1. Berkumpul Bersama Keluarga
Seperti halnya perayaan Idul Fitri dalam Islam, Imlek juga berfokus pada nilai kekeluargaan. Oleh sebab itu, jutaan orang Tionghoa di berbagai belahan dunia akan kembali ke kampung halaman mereka (“Pai Nian [拜年]”) untuk merayakan bersama orang tua dan saudara.
Bagi mereka yang tinggal atau bekerja jauh dari keluarga, Imlek menjadi momen istimewa. Perayaan ini bukan hanya tentang berkumpul dan menikmati hidangan khas, tetapi juga kesempatan untuk memberikan penghormatan kepada leluhur.
2. Menyaksikan Pertunjukan Barongsai
Barongsai adalah salah satu atraksi yang paling sering dijumpai saat Imlek, baik dalam pertunjukan langsung maupun dalam film. Tarian tradisional ini menggunakan kostum berbentuk singa dengan warna mencolok, seperti merah atau kuning, yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran.
Dalam pertunjukan Barongsai, dua orang penari bekerja sama untuk menghidupkan gerakan tubuh dan kepala. Barongsai sering kali tampil dalam pertunjukan yang bertujuan untuk mengusir roh jahat, yang dalam tradisi Tionghoa dikenal dengan nama Nian.
Menurut kepercayaan, suara tabuhan gendang dan simbal yang keras, serta gerakan Barongsai yang dinamis, dapat menghalau roh-roh jahat. Selain itu, banyak orang yang memberikan angpau atau sesaji kepada Barongsai sebagai bentuk harapan agar mendapat keberuntungan di tahun yang baru.
3. Doa Tahun Baru Imlek
Doa dalam perayaan Imlek merupakan ungkapan rasa syukur serta harapan agar seluruh anggota keluarga diberikan rezeki dan kesehatan di tahun mendatang. Selain itu, doa ini juga ditujukan untuk mengenang dan menghormati para leluhur.
Saat berdoa, berbagai makanan khas biasanya disajikan sebagai persembahan. Beberapa makanan yang sering dijadikan sesaji antara lain ikan bandeng, babi, jeruk, dan kue keranjang.
4. Menyantap Ikan Bandeng
Dalam tradisi masyarakat Tionghoa di Indonesia, ikan dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan. Konsumsi ikan bandeng dalam perayaan Imlek dikenal dengan istilah Nian-Nian Yu Yi, yang secara harfiah berarti keberlimpahan setiap tahun.
Secara fonetik, kata "ikan" (yu) terdengar mirip dengan kata "lebih", sehingga dipercaya bahwa makan ikan dapat membawa rezeki yang terus mengalir.
Ada aturan tertentu dalam menyantap ikan bandeng saat Imlek. Ikan yang dihidangkan tidak boleh dibalik, melainkan harus disantap dari satu sisi hingga habis sebelum mengambil daging dari sisi lainnya. Selain itu, ikan yang dimakan sebaiknya tidak dihabiskan dalam satu hari, melainkan disisakan untuk keesokan harinya sebagai simbol rezeki yang tidak pernah habis.
Semakin besar ukuran ikan yang disajikan, semakin besar pula keberuntungan yang diharapkan.
5. Menyiapkan Makanan Khas
Beberapa makanan wajib dalam perayaan Imlek adalah kue keranjang dan jeruk. Ketika dijadikan persembahan, jumlah makanan yang disajikan biasanya berkisar lima, delapan, atau sembilan buah, dan tidak boleh berjumlah tiga atau empat.
Angka tiga dianggap terlalu sedikit, sedangkan angka empat dalam bahasa Mandarin memiliki pengucapan yang mirip dengan kata "kematian", sehingga dihindari. Sementara itu, angka lima melambangkan kesempurnaan lima elemen alam, angka delapan melambangkan rezeki yang tak terputus, dan angka sembilan melambangkan kesempurnaan.
Selain itu, masyarakat Tionghoa juga menyajikan 12 jenis makanan sebagai perlambang dari 12 zodiak dalam kepercayaan mereka. Beberapa makanan keberuntungan lainnya adalah mie panjang yang belum dipotong serta telur abad, yang diyakini membawa umur panjang.
6. Makan Bersama Keluarga
Makan malam bersama atau Tuan Yuan Fan [团圆 饭] merupakan tradisi yang penting dalam perayaan Imlek. Biasanya, makan malam ini berlangsung pada malam sebelum Tahun Baru Imlek.
Hidangan biasanya disajikan di meja bundar dengan piring berputar, dan anggota keluarga tertua mendapat kesempatan pertama untuk mengambil makanan.
Di pagi hari saat Imlek, keluarga juga kembali berkumpul untuk makan bersama. Namun, pada momen ini, biasanya hidangan yang disajikan tidak mengandung daging, sebagai bentuk penghormatan kepada para dewa.
7. Tradisi Angpao
Salah satu tradisi yang paling ditunggu oleh anak-anak dan mereka yang belum menikah adalah pembagian angpao. Orang tua dan kerabat yang telah menikah biasanya memberikan angpao kepada anak-anak atau anggota keluarga yang masih lajang.
Angpao berasal dari kata Hong Pao, yang berarti kantong merah. Uang yang diberikan di dalam angpao tidak harus dalam jumlah besar, tetapi sebaiknya berupa uang kertas baru, bukan koin.
Menurut kepercayaan, memberikan angpao dapat memperlancar rezeki di masa depan. Warna merah pada angpao melambangkan keberuntungan dan kemakmuran.
Bagi yang ingin menerima angpao, biasanya harus mengucapkan selamat tahun baru dengan cara mengepalkan tangan kanan ke dalam tangan kiri sebagai simbol penghormatan.
8. Mengenakan Pakaian Berwarna Merah
Dalam kepercayaan Tionghoa, Nian adalah makhluk mitologis yang muncul pada awal musim semi dan kerap menakuti manusia, terutama anak-anak. Warna merah dipercaya dapat mengusir makhluk ini.
Oleh karena itu, masyarakat Tionghoa akan mengenakan pakaian berwarna merah, mendekorasi rumah dengan pernak-pernik merah, serta mengenakan aksesori berwarna merah sebagai simbol perlindungan, keberuntungan, dan kemakmuran.
9. Menyalakan Petasan dan Kembang Api
Petasan dan kembang api selalu menjadi bagian dari perayaan besar, termasuk Tahun Baru Imlek. Selain sebagai simbol perayaan, suara keras dari petasan dan kembang api dipercaya dapat mengusir nasib buruk dari tahun sebelumnya serta membawa keberuntungan di tahun yang baru.
10. Berdoa untuk Turunnya Hujan
Selain warna merah, hujan juga menjadi elemen penting dalam perayaan Imlek. Masyarakat Tionghoa sering kali berharap hujan turun saat Imlek, karena dipercaya sebagai tanda datangnya rezeki dan berkah.
Dengan berbagai tradisi ini, perayaan Tahun Baru Imlek menjadi lebih meriah dan penuh makna, baik dalam aspek spiritual, budaya, maupun kebersamaan keluarga.