SUKABUMIUPDATE.com - Isra Miraj adalah peristiwa luar biasa dalam sejarah Islam, di mana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan spiritual dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, lalu naik ke Sidratul Muntaha.
Uniknya, perjalanan ini berlangsung hanya dalam satu malam. Isra Miraj menjadi momen penting yang mengajarkan nilai-nilai ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT, terutama melalui perintah salat lima waktu.
Isra mengacu pada perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, sementara Miraj adalah proses kenaikan beliau dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha. Perjalanan ini menggambarkan keagungan Allah SWT dan keistimewaan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah.
Sebagaimana disebutkan dalam artikel NU Online berjudul “Tanda-tanda Keagungan Allah dalam Isra Miraj”, peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur'an, tepatnya dalam surat Al-Isra ayat 1:
"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sungguh Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Salah satu momen terpenting dalam Isra Miraj adalah diturunkannya perintah salat lima waktu. Perintah ini langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW tanpa perantara, yang menjadikannya sebagai salah satu rukun Islam yang utama.
Peringatan Isra Miraj 27 Rajab menjadi momen bagi umat Muslim untuk meningkatkan ibadah dan memperbanyak doa. Amalan seperti memperbanyak salawat, doa, dan introspeksi diri sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Doa Isra Miraj untuk Mengabulkan Hajat
Umat Muslim dianjurkan membaca doa khusus di malam Isra Miraj, yang diyakini dapat menjadi wasilah untuk mengabulkan segala hajat dan kebutuhan. Berikut adalah doanya.
اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمُشَاهَدَةِ أَسْرَارِ الْمُحِبِّيْنَ، وَبِالْخَلْوَةِ الَّتِي خَصَّصْتَ بِهَا سَيِّدَ الْمُرْسَلِيْنَ حِيْنَ أَسْرَيْتَ بِهِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ أَنْ تَرْحَمَ قَلْبِيَ الْحَزِيْنَ وَتُجِيْبَ دَعْوَتِيْ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ
Latin: Allāhumma innī as’aluka bi musyāhadati asrāril muhibbīn, wa bil khalwatil latī khashshashta bihā sayyidal mursalīn hīna asraita bihī lailatas sābi’i wal ‘isyrīn an tarhama qalbiyal hazīna wa tujība da‘watī yā akramal akramīn.
Artinya: “Ya Allah, dengan keagungan diperlihatkannya rahasia-rahasia orang-orang pecinta, dan dengan kemuliaan khalwat (menyendiri) yang hanya Engkau khususkan kepada pimpinan para rasul, ketika Engkau memperjalankannya pada malam 27 Rajab, sungguh aku memohon kepada-Mu agar Kau merahmati hatiku yang sedih dan Kau mengabulkan doa-doaku, wahai Yang Maha Memiliki kedermawanan.”
Sumber: NU Online