SUKABUMIUPDATE.com - Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang tentu menginginkan suasana yang damai dan nyaman, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Namun, perjalanan hidup seringkali membawa dinamika yang tidak selalu sejalan dengan harapan. Ada kalanya seseorang merasa lemah atau berada dalam kondisi paling sulit, yang mungkin diakibatkan oleh kesalahan sendiri atau kezaliman perlakuan orang lain.
Untuk mencegah diri dari situasi di mana seseorang merasa dilemahkan atau dianiaya oleh pihak lain, Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, KH Sujadi, memberikan ijazah berupa doa dari Al-Qur'an.
Mengutip NU Online, doa ini dianjurkan untuk diamalkan ketika seseorang merasa dizalimi orang lain atau sebagai upaya pencegahan.
Doa yang Dianjurkan Dibaca Ketika Dizalimi Orang Lain
رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Rabbi najjini minal qaumidhalimin.
Artinya: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim."
KH Sujadi menjelaskan bahwa doa ini dapat dibaca saat seseorang merasa dizalimi atau diamalkan setiap waktu, misalnya setelah shalat.
Selain doa tersebut, KH Sujadi juga menyarankan untuk menggabungkannya dengan doa lain yang berasal dari Surat Al-Anbiyaa ayat 87. Doa ini merupakan doa Nabi Yunus yang dipanjatkan ketika berada dalam perut ikan paus.
Ayat tersebut berbunyi:
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
"Lailaha illa Anta subhanaka inni kuntu minadhdhalimin'.
Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."
Allah SWT akan memberikan ganjaran kepada pelaku kezaliman pada hari kiamat, di mana semua manusia akan menyaksikan kebenaran dengan mata kepala mereka sendiri.
Imam Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi dalam kitab tafsirnya Ma’alimut Tanzil menyebutkan bahwa orang yang diperlakukan secara tidak adil tidak perlu khawatir, karena Allah akan memberi pahala berlipat ganda pada hari kiamat dan menghukum pelaku kezaliman dengan balasan yang setimpal.
Namun, bagi orang yang melakukan kezaliman, sebaiknya segera meminta maaf kepada korban, karena balasan dari Allah adalah suatu kepastian.
Di era digital seperti sekarang, ayat ini juga menjadi pengingat agar kita lebih berhati-hati saat berinteraksi di dunia maya. Memanfaatkan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab dapat menjauhkan kita dari ancaman ayat tersebut.
Sebaliknya, perilaku yang menyebarkan kebohongan atau kebencian melalui unggahan yang merugikan orang lain—baik dalam hal jiwa, harta, maupun kehormatan—adalah tindakan zalim yang sulit terlepas dari balasan Allah sebagaimana disebutkan dalam ayat tersebut.
Sumber: NU Online