7 Penyebab Kekerasan di Kalangan Remaja dan Cara Mencegahnya

Selasa 21 Januari 2025, 10:30 WIB
Ilustrasi. Kekerasan remaja bisa dipengaruhi oleh kondisi keluarga. (Sumber : Pexels/CottonBroStudio)

Ilustrasi. Kekerasan remaja bisa dipengaruhi oleh kondisi keluarga. (Sumber : Pexels/CottonBroStudio)

SUKABUMIUPDATE.com - Kekerasan di kalangan remaja adalah masalah serius yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari lingkungan, individu, maupun sosial.

Dengan memahami penyebab kekerasan di kalangan remaja, masyarakat dapat bekerja sama untuk mencegahnya dan menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi generasi muda.

Berikut beberapa penyebab utama yang sering menjadi akar permasalahan kekerasan di kalangan remaja, dirangkum dari berbagai sumber:

Penyebab Kekerasan di Kalangan Remaja

1. Pengaruh Keluarga

Remaja yang kurang mendapatkan perhatian atau pengawasan dari orang tua cenderung lebih mudah terlibat dalam perilaku agresif. Lingkungan keluarga yang penuh dengan konflik atau kekerasan juga dapat menjadi contoh buruk bagi remaja, sehingga mereka meniru perilaku tersebut.

Penyebab penting dari keluarga berikutnya yakni tidak adanya pembentukan nilai-nilai moral dan empati sejak dini dapat membuat remaja sulit mengontrol emosinya.

2. Pengaruh Sekolah atau Lingkungan Sosial

Remaja sering menghadapi tekanan untuk menunjukkan keberanian atau mengikuti kelompok tertentu, yang terkadang melibatkan tindakan kekerasan. Soal perundungan, baik sebagai pelaku maupun korban, bullying dapat menciptakan siklus kekerasan di kalangan remaja.

Remaja yang merasa tidak memiliki teman atau dukungan sosial juga mungkin melampiaskan frustasi mereka melalui kekerasan.

3. Faktor Media dan Teknologi

Paparan terhadap film, video game, atau media sosial yang memuat kekerasan dapat memengaruhi cara pandang remaja terhadap perilaku agresif. Di era digital, cyberbullying atau konflik yang terjadi di dunia maya pun sering kali memicu kekerasan fisik di dunia nyata.

Baca Juga: 8 Cara Merawat Kulit Sehat Agar Kencang dan Awet Muda, Simak Tips Berikut!

4. Faktor Psikologis dan Emosional

Masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan pengendalian emosi dapat membuat remaja lebih rentan melakukan kekerasan.

Remaja yang tidak diajarkan cara mengelola emosi dan menyelesaikan konflik secara sehat juga sering kali memilih kekerasan sebagai solusi.

5. Kurangnya Pendidikan dan Nilai Sosial

Sistem pendidikan yang kurang menekankan pada pembentukan karakter dapat membuat remaja tidak memahami pentingnya empati dan toleransi. Selain itu, dalam beberapa komunitas, kekerasan di kalangan remaja mungkin dianggap sebagai cara untuk membuktikan kekuatan atau menyelesaikan masalah.

6. Faktor Ekonomi dan Lingkungan

Kondisi ekonomi yang sulit dapat menciptakan tekanan emosional yang memicu kekerasan. Kemudian, tinggal di lingkungan yang penuh konflik atau kriminalitas tinggi meningkatkan risiko perilaku agresif pada remaja, sehingga berpotensi melakukan kekerasan.

7. Penyalahgunaan Narkoba atau Alkohol

Penggunaan narkoba atau alkohol dapat menurunkan pengendalian diri dan memicu perilaku kekerasan.

Baca Juga: 20 Contoh Babasan Sunda dan Artinya: Ngarasa Ieu Aing Alias Adigung

Cara Mencegah Kekerasan di Kalangan Remaja

Mencegah kekerasan di kalangan remaja perlu dilakukan bersama-sama antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan lembaga lainnya.

1. Pendidikan Penyelesaian Masalah

Mengajarkan remaja tentang cara mengatasi konflik dan menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif dapat membantu mereka menghindari situasi yang dapat berujung pada kekerasan.

2. Pendidikan Emosi

Membantu remaja mengenali dan mengelola emosi mereka secara sehat dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya tindakan kekerasan akibat frustrasi atau kemarahan yang tidak terkendali.

3. Pendidikan tentang Empati

Mengajarkan remaja untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain dapat membantu mengurangi kemungkinan terlibat dalam perilaku kekerasan.

4. Pengembangan Keterampilan Sosial

Mendorong remaja untuk mengembangkan keterampilan sosial yang positif, seperti berkomunikasi dengan baik, bekerjasama, dan membangun hubungan yang sehat, dapat membantu mengurangi risiko kekerasan.

5. Model Perilaku Positif

Penting bagi orang tua, guru, dan tokoh yang dihormati lainnya untuk menjadi contoh perilaku positif bagi remaja. Hal ini dapat membantu membentuk pandangan mereka tentang cara menangani konflik dan masalah.

6. Pengawasan Orang Tua

Orang tua perlu terlibat aktif dalam kehidupan remaja mereka dengan memberikan pengawasan dengan komunikasi terbuka dan mengajak anak untuk berbicara tentang pengalaman dan masalah mereka. Hal itu penting untuk mengetahui kegiatan remaja dan masalah apa yang dihadapinya.

7. Kurangi Paparan Kekerasan

Kontrol terhadap paparan remaja terhadap media yang mengandung kekerasan, baik itu film, permainan video, atau program televisi, dapat membantu mengurangi normalisasi tindakan kekerasan.

8. Program Anti Bullying

Sekolah dapat memperkenalkan program anti perundungan (anti-bullying) yang memberikan pemahaman tentang dampak negatif dari perilaku kekerasan dan mengajarkan cara mencegah dan mengatasi perundungan.

9. Pengembangan Rasa Kemandirian

Membantu remaja untuk merasa memiliki kontrol atas hidup mereka dan memberikan mereka rasa kemandirian dapat mengurangi frustasi dan kemungkinan terlibat dalam perilaku kekerasan.

10. Intervensi dan Konseling

Jika seorang remaja telah terlibat dalam perilaku kekerasan atau menunjukkan kecenderungan, intervensi yang tepat seperti konseling individu atau kelompok dapat membantu mereka mengatasi masalah dan belajar cara mengatasi konflik dengan cara yang sehat.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat21 Januari 2025, 13:30 WIB

Tes Medical Check Up Calon ASN: Apakah MCU CPNS/PPPK Menggugurkan Kelulusan?

MCU Calon ASN melibatkan pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani untuk memastikan bahwa calon atau pegawai pemerintah dalam kondisi sehat.
Ilustrasi. Tes Medical Check Up Calon ASN: Apakah MCU CPNS/PPPK Menggugurkan Kelulusan? (Sumber : Pexels/PavelDanilyuk)
Food & Travel21 Januari 2025, 13:00 WIB

Sunset dan Pasir Putih di Pantai Marbella Anyer, Wisata Banten Cuma 2 Jam 49 Menit dari Jakarta

Terkenal dengan pasir putihnya yang lembut, deburan ombak yang menenangkan, dan berbagai aktivitas menarik, pantai Marbella Anyer menjadi tujuan favorit bagi wisatawan yang ingin menikmati liburan pantai.
Pantai Marbella Anyer merupakan salah satu destinasi wisata pantai yang paling populer di Banten. (Sumber : Instagram/@marvercas).
Entertainment21 Januari 2025, 12:30 WIB

Sudah Pertemuan Keluarga, Al Ghazali-Alyssa Daguise Direncanakan Nikah Tahun Ini

Kabar pernikahan Al Ghazali dengan Alyssa Daguise sangat dinantikan oleh banyak orang. Dari penggemar maupun netizen ingin tahu kapan tanggal pasti pasangan tersebut melangkah ke jenjang serius.
Sudah Pertemuan Keluarga, Al Ghazali-Alyssa Daguise Direncanakan Nikah Tahun Ini (Sumber : Instagram/@maiaestiantyreal)
Bola21 Januari 2025, 12:00 WIB

Badai Cedera Persib Bandung, Rachmat Irianto Cedera ACL dan Harus Absen Hingga Akhir Musim

Kini giliran Rachmat Irianto yang absen membela Persib Bandung hingga akhir musim karena alami ceder ACL.
Rachmat Irianto alami Cedera ACL dan harus naik meja operasi. (Sumber : X@persib).
Life21 Januari 2025, 11:30 WIB

10 Cara Mudah Menghapal Kata-kata Babasan Sunda, Ikuti Tips Ini!

Berikut beberapa cara mudah untuk menghapal kata-kata Babasan Sunda.
Ilustrasi. Orang Tua atau Sepuh membajak Sawah. Begini Cara Mudah Menghapal Kata-kata Babasan Sunda. (Sumber : Pexels/IdamKholid)
Film21 Januari 2025, 11:09 WIB

Film Horor Indonesia "Sebelum Tujuh Hari" Siap Hantui Bioskop: Simak Sinopsis dan Jadwal Tayangnya

Film horor Indonesia kembali hadir dengan karya terbaru yang akan segera menghantui bioskop Tanah Air. "Sebelum Tujuh Hari", yang disutradarai oleh Awi Suryadi sutradara yang sebelumnya sukses dengan KKN di Desa Penari.
Film Horor Indonesia "Sebelum Tujuh Hari" (Sumber : Twitter/@MDPictures)
Entertainment21 Januari 2025, 11:00 WIB

Rayakan Ulang Tahun Bersama, Ruben Onsu Dikabarkan Tengah Dekat dengan Desy Ratnasari

Presenter Ruben Onsu tengah menjadi sorotan di media sosial karena dikabarkan tengah dekat dengan artis sekaligus anggota DPR RI, Desy Ratnasari.
Rayakan Ulang Tahun Bersama, Ruben Onsu Dikabarkan Tengah Dekat dengan Desy Ratnasari (Sumber : Instagram/@ruben_onsu)
Internasional21 Januari 2025, 10:40 WIB

Bagaimana Nasib WNI? Gempa M6,2 Guncang Taiwan Selatan, BMKG: Picu Kerusakan dan Korban Luka

Banyak bangunan rusak dan korban luka dilaporkan sebagai dampak gempa kerak dangkal yang mengguncang Taiwan pada Selasa 21 Januari 2025 pukul 01.17.28 WIB.
Parameter gempa taiwan selatan, magnitudo M6,2, pada koordinat 23,17 LU dan 120,82 BT, 64 km arah timur laut Kota Tainan, Taiwan dengan kedalaman hiposenter 23 km. (Sumber: dok BMKG)
Life21 Januari 2025, 10:30 WIB

7 Penyebab Kekerasan di Kalangan Remaja dan Cara Mencegahnya

Paparan terhadap film, video game, atau media sosial yang memuat kekerasan dapat memengaruhi cara pandang remaja terhadap perilaku agresif.
Ilustrasi. Kekerasan remaja bisa dipengaruhi oleh kondisi keluarga. (Sumber : Pexels/CottonBroStudio)
Sukabumi21 Januari 2025, 10:25 WIB

Ini Arsip Pemerintahan Tertua Milik Pemkab Sukabumi, Bagaimana Diarpus Mengelola Ribuan Berkas Daerah?

Arsip-arsip yang tidak boleh dimusnahkan adalah bernilai sejarah, hukum, dan memiliki nilai administrasi tinggi tetap dipertahankan.
Diarpus Kabupaten Sukabumi musnahkan berkas arsip yang sudah melewati masa retensi 10 tahun oleh (Sumber: dok Diarpus)