SUKABUMIUPDATE.com - Keraton dalam sebuah kerajaan memiliki peran yang sangat penting karena menjadi bangunan inti yang memiliki fungsi ganda. Selain berfungsi sebagai pusat pemerintahan kerajaan, keraton juga menjadi pusat kota.
Berdasarkan pandangan kosmologis dan religius-magis, keraton dianggap sebagai pusat kekuatan gaib yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Salah satu keraton yang memiliki peranan penting dalam sejarah Indonesia adalah Keraton Surosowan. Keraton ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Banten dari abad ke-16 hingga awal abad ke-19.
Sepanjang sejarahnya, Keraton Surosowan telah mengalami beberapa kali perubahan bentuk dan struktur.
Menurut peta kuno, peta tertua dari tahun 1596 menunjukkan bahwa Keraton Surosowan pada awalnya merupakan bangunan sederhana berupa rumah tunggal yang dikelilingi pagar serta beberapa bangunan kecil di bagian selatan alun-alun.
Pada peta tahun 1624, Keraton Surosowan digambarkan sebagai bangunan bertingkat dengan desain berundak dan dikelilingi rumah-rumah.
Desain serupa juga terlihat pada peta tahun 1726, di mana bangunan utama keraton memiliki bagian bawah yang berundak dan atap yang semakin mengecil ke atas, dengan ukuran keseluruhan keraton yang semakin besar.
Dalam perjalanan sejarahnya, Keraton Surosowan mengalami banyak perubahan. Keraton ini pertama kali dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin pada tahun 1552–1570. Namun, keraton ini sempat hancur dan dibangun kembali oleh Sultan Haji pada tahun 1680–1681.
Pada tahun 1808, Keraton Surosowan kembali dihancurkan oleh Belanda dibawah pimpinan Daendels. Sejak saat itu, keraton ini hanya menyisakan reruntuhan.
Sebagian besar puing-puing bangunan masih terkubur di dalam tanah, sementara sebagian kecil telah digali dan ditampilkan melalui beberapa ekskavasi arkeologis.
Penelitian arkeologis menunjukkan bahwa sisa-sisa bangunan yang menarik dan masih dapat diamati meliputi tembok keliling, struktur pondasi, lantai, saluran air, kolam pemandian, serta beberapa bagian bangunan lainnya yang menjadi saksi sejarah kejayaan Kerajaan Banten.
Terletak di Kota Serang, keraton ini dulunya merupakan tempat tinggal Sultan beserta keluarga dan pengikutnya.
Di sinilah pusat pemerintahan Kerajaan Banten berlangsung. Jika Anda memiliki minat mendalam terhadap sejarah, terutama sejarah Banten, mengunjungi Keraton Surosowan menjadi pilihan yang sangat disarankan.
Keraton Surosowan memiliki dinding benteng setinggi 7,25 meter yang dulunya digunakan untuk mengawasi kondisi sekitar. Terdapat empat gerbang di masa lalu, namun kini hanya tersisa dua, yaitu di sisi timur dan utara.
Di tengah keraton, terdapat kolam pemandian yang dahulu sering digunakan Sultan, termasuk kolam-kolam bernama Pancuran Mas dan Enok yang mendapatkan air dari Tasikardi, danau buatan di selatan keraton.
Selain puing-puing bersejarah, pengunjung juga bisa menikmati keindahan alam sekitar yang masih asri dan menawarkan suasana sejuk, terutama pada sore hari.
Cerita Mistis dan Kepercayaan Masyarakat
Keraton Surosowan tidak hanya dikenal karena sejarahnya, tetapi juga cerita mistis yang menyelimutinya. Salah satu kisah yang terkenal adalah tentang dua macan gaib bernama Si Kumbang (berwarna hitam) dan Si Kapuk (berwarna putih).
Banyak masyarakat percaya bahwa kedua macan ini adalah peliharaan Sultan dan konon bisa terlihat pada tengah malam di area alun-alun keraton.
Aktivitas Menarik di Keraton Surosowan
Ketika mengunjungi Keraton Surosowan, pengunjung dapat menyusuri reruntuhan yang menyimpan cerita masa kejayaan Kerajaan Banten. Spot ini juga menawarkan peluang fotografi yang menarik dengan puing-puing bersejarahnya yang estetik dan instagramable.
Keraton Surosowan menawarkan pengalaman wisata yang unik dan sarat akan sejarah, menjadikannya destinasi yang tidak boleh dilewatkan saat berada di Provinsi Banten, khususnya Kota Serang.
Sumber: Kemendikbud dan Berbagai Sumber