SUKABUMIUPDATE.com - Cirebon dikenal sebagai kota militer dengan banyak catatan bersejarah dari zaman kolonial. Hingga kini, peristiwa penting dalam Sejarah Indonesia masih menjadi bagian penting dalam cerita kota di Jawa Barat ini.
Cirebon dikenal sebagai "Kota Militer" karena peran pentingnya dalam perjuangan melawan penjajah Belanda.
Salah satu peristiwa penting adalah Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947, yang melibatkan serangan udara dan darat terhadap Cirebon. Kala itu, Belanda melancarkan Agresi Militer I dengan tujuan untuk merebut daerah-daerah strategis dan memperkuat pengaruh mereka.
Baca Juga: 6 Karakteristik Generasi Beta, Anak yang Lahir Dari Gen Z dan Millenial
Pada tanggal 22 Juli 1947, Pasukan Kancil Merah, dipimpin oleh Letnan Abdul Qodir, bersama rakyat Cirebon melakukan serangan mendadak terhadap pasukan Belanda yang telah menduduki kota.
Meskipun berhasil menimbulkan kerugian besar pada pihak Belanda, Pasukan Kancil Merah akhirnya harus mundur karena kekurangan amunisi dan persenjataan.
Cirebon juga memiliki Monumen Perjuangan Rakyat Cirebon, yang dibangun untuk mengenang jasa para pejuang yang gugur dalam pertempuran melawan penjajah. Monumen ini terdiri dari lima patung yang menggambarkan petani, tentara, dan perempuan yang berjuang melawan penjajah.
Baca Juga: Gongsir, Jajanan Tradisional Jawa Barat dari Jagung dan Gula Pasir yang Mulai Langka
Pemboman Cirebon pada masa Agresi Militer Belanda I merupakan bagian dari perjuangan berat bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan.
Peristiwa bombardir di Cirebon ini tidak hanya menunjukkan pentingnya Cirebon secara strategis, tetapi juga menjadi pengingat akan pengorbanan rakyat dan TNI dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Sumber: kotacirebon.org | historyofcirebon.id