SUKABUMIUPDATE.com - Kepemilikan dua smartphone sering kali dianggap sebagai cara untuk meningkatkan produktivitas atau memisahkan urusan pribadi dan pekerjaan.
Namun, di balik kemudahan itu, risiko kesehatan mental juga mengintai, terutama jika dikaitkan dengan fenomena Fear of Missing Out (FOMO) dan sifat neurotisme.
FOMO, rasa takut tertinggal informasi atau pengalaman, dapat meningkat karena paparan konten media sosial dari berbagai perangkat, membuat pengguna merasa perlu terus terhubung.
Sementara itu, individu dengan sifat neurotisme cenderung lebih rentan terhadap kecemasan, stres, dan perasaan negatif yang muncul akibat notifikasi berlebih atau ekspektasi untuk selalu merespons cepat.
Kombinasi FOMO dan neurotisme, ditambah dengan penggunaan dua smartphone, dapat memicu kelelahan mental, menurunkan kualitas hidup, serta meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
Benarkah Dua Ponsel, Jadi Sumber Kecemasan?
Menghimpun dari Suara.com, menurut Profesor David Sheffield dari University of Derby, kepemilikan dua perangkat sering kali dikaitkan dengan neurotisme—kecenderungan terhadap kecemasan, keraguan diri, atau pikiran negatif lainnya.
"Mereka yang lebih neurotik mungkin merasa lebih aman memiliki dua ponsel, karena khawatir dengan hal-hal seperti masa pakai baterai," jelasnya dikutip dari UNILAD pada Rabu (18/12/2024).
Dr. Zaheer Hussain dari Universitas Nottingham Trent menambahkan, kebiasaan ini juga bisa menjadi indikasi seseorang mengalami FOMO (Fear of Missing Out), yaitu rasa takut ketinggalan informasi penting.
"Kehadiran media sosial yang terus-menerus menyediakan konten mendorong kebiasaan menggulir layar tanpa sadar," katanya.
Di sisi lain, tuntutan untuk selalu tersedia, baik secara profesional maupun pribadi, menciptakan tekanan tambahan. Maxi Heitmayer dari London School of Economics menyebutkan, memiliki dua perangkat justru dapat meningkatkan persaingan untuk mendapatkan perhatian pengguna, yang pada akhirnya memperburuk kecemasan.
Bukan Sekadar Masalah Dua Ponsel
Namun, dampak buruk teknologi tidak hanya terjadi pada pengguna dua perangkat. Kebiasaan menggunakan ponsel secara berlebihan juga dapat memengaruhi kesehatan, terutama kualitas tidur.
Dr. Biquan Luo, CEO LumosTech, menjelaskan bahwa menggunakan ponsel sebelum tidur bisa memperparah insomnia. Ia menyarankan untuk menjauhkan diri dari media sosial saat sulit tidur.
Sebagai gantinya, lakukan aktivitas menenangkan seperti membaca buku di tempat yang nyaman hingga rasa kantuk kembali.
Mencari Keseimbangan Digital
Meskipun teknologi memudahkan kehidupan, kebiasaan penggunaannya perlu diperhatikan. Membatasi waktu penggunaan ponsel dan memisahkan waktu pribadi dari pekerjaan adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan hidup dan kesehatan mental.
Kebiasaan kecil seperti mematikan perangkat setelah jam kerja atau menjauh dari layar sebelum tidur dapat membantu mengurangi kecemasan akibat tekanan dunia digital yang tak ada habisnya.
Kuncinya adalah memanfaatkan teknologi secara bijak tanpa membiarkannya menguasai hidup Anda.
Sumber: Suara.com