SUKABUMIUPDATE.com - Mendengar nama ‘kayu Kaboa,’ banyak orang langsung mengaitkannya dengan Leuweung Sancang, sebuah hutan lindung yang terletak di selatan Kabupaten Garut.
Hutan ini, yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, terkenal dengan kisah-kisah mistis, termasuk legenda tentang hilangnya Prabu Siliwangi, raja Pajajaran, bersama para pengawalnya di dalam hutan tersebut.
Selain kisah Prabu Siliwangi, di Leuweung Sancang terdapat pohon unik bernama Kaboa. Pohon ini dianggap memiliki kesaktian dan dipercaya hanya tumbuh di kawasan tersebut.
Menurut cerita yang beredar, tongkat milik Prabu Siliwangi konon terbuat dari kayu pohon Kaboa. Sebelum menghilang di Leuweung Sancang, dikatakan bahwa Prabu Siliwangi menancapkan tongkatnya ke tanah, sehingga pohon ini dipercaya memiliki hubungan erat dengannya.
Mitos setempat menyebutkan bahwa pohon ini dijaga oleh makhluk gaib berupa harimau tak terlihat yang juga melindungi Leuweung Sancang. Kepercayaan ini masih hidup di kalangan warga sekitar hingga kini.
Menurut kisah yang beredar, setiap ruas kayu Kaboa diyakini menjadi tempat bersemayam seekor harimau gaib. Harimau ini dipercaya memberikan perlindungan bagi pemilik kayu Kaboa, asalkan dirawat dengan baik.
Jika dilihat dari tepi pantai, pohon Kaboa tampak seperti kumpulan bambu yang biasanya tumbuh di daerah rawa-rawa. Penampilannya berbeda dari pohon pada umumnya.
Banyak orang meyakini bahwa kayu Kaboa memiliki manfaat spiritual, seperti memberikan perlindungan, keberuntungan, kesejahteraan, kekuatan fisik, serta meningkatkan kepercayaan diri dan kewibawaan pemiliknya.
Kayu Kaboa diyakini mengandung energi mistis yang kuat, berasal dari harimau gaib yang dipercaya bersemayam di dalamnya, sehingga membuat kayu ini dianggap bertuah.
Terlepas dari mitosnya, pohon Kaboa yang tumbuh di tepi pantai Leuweung Sancang memiliki peran penting secara ekologis. Akar-akarnya yang kokoh mampu mencegah abrasi pantai.
Pohon Kaboa harus dilindungi karena merupakan spesies langka yang penting untuk dilestarikan. Dengan menjaga keberadaannya, generasi mendatang dapat melihat langsung pohon ini, yang penuh dengan cerita dan mitos.