SUKABUMIUPDATE.com - Di era digital yang semakin berkembang, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita. Mulai dari berinteraksi dengan teman, berbagi momen kehidupan, hingga mengikuti berita terkini, semua bisa dilakukan dalam hitungan detik. Namun, di balik kemudahan tersebut, ada sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Salah satu penelitian yang menarik adalah yang diterbitkan dalam Psychology of Popular Media Culture, berjudul "Social Media Use and Mental Health: A Review of Literature", yang membahas hubungan antara media sosial dan dampaknya terhadap kesehatan mental.
Penelitian ini tidak hanya menyelidiki dampak buruk dari penggunaan media sosial, tetapi juga memberi wawasan tentang bagaimana kita bisa mengelola penggunaan teknologi ini untuk menjaga keseimbangan mental kita. Berikut adalah beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil dari penelitian tersebut.
Baca Juga: Era Digital dalam Kehidupan Sosial: Menghubungkan Kita Lebih Dekat atau Lebih Jauh?
Dampak Positif Media Sosial
Meskipun media sosial sering kali dikritik, penelitian ini juga menunjukkan sisi positifnya. Media sosial bisa menjadi alat yang powerful untuk membangun hubungan sosial, terutama bagi orang yang merasa terisolasi atau kesulitan berinteraksi dalam kehidupan nyata. Misalnya, mereka yang memiliki teman-teman di luar kota atau bahkan di luar negeri dapat tetap terhubung dan menjaga persahabatan melalui platform-platform seperti WhatsApp, Facebook, atau Instagram.
Bagi sebagian orang, media sosial juga dapat memberikan dukungan emosional, terutama dalam komunitas online yang saling mendukung, seperti forum kesehatan mental atau kelompok berbagi pengalaman hidup. Dengan demikian, media sosial bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kesejahteraan mental apabila digunakan dengan bijak.
Perbandingan Sosial: Katalisator Kecemasan dan Depresi
Salah satu efek samping paling meresahkan dari penggunaan media sosial adalah fenomena perbandingan sosial. Dalam dunia maya, kita sering kali melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna liburan mewah, foto-foto kebahagiaan, pencapaian karier yang mengesankan, dan sebagainya. Tanpa disadari, hal ini dapat membuat kita membandingkan hidup kita dengan orang lain dan merasa tidak cukup baik.
Penelitian menunjukkan bahwa perbandingan sosial yang berlebihan di media sosial dapat memicu perasaan cemas dan rendah diri. Dalam jangka panjang, hal ini dapat meningkatkan risiko depresi, terutama jika kita sering merasa tertekan karena merasa hidup kita tidak sebaik orang lain yang kita lihat di platform sosial.
Kecanduan Media Sosial dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental
Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya kecanduan media sosial. Sama halnya dengan kecanduan lainnya, ketergantungan terhadap media sosial bisa mengganggu keseimbangan kehidupan kita. Penggunaan yang berlebihan dapat mengarah pada gangguan tidur, menurunnya produktivitas, serta kesulitan dalam fokus pada pekerjaan atau interaksi dunia nyata.
Studi juga mengungkapkan bahwa kecanduan media sosial dapat memperburuk masalah kesehatan mental yang sudah ada, seperti kecemasan atau depresi. Misalnya, seseorang yang tertekan secara emosional mungkin menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial untuk mencari pelarian, yang justru membuat perasaan tersebut semakin buruk.
Mengurangi Dampak Negatif: Strategi untuk Keseimbangan yang Sehat
Penelitian ini juga memberikan beberapa rekomendasi untuk memitigasi dampak negatif media sosial, agar kita bisa mendapatkan manfaat positif tanpa harus mengorbankan kesehatan mental. Beberapa strategi yang disarankan antara lain:
- Menetapkan Batas Waktu Penggunaan
Salah satu cara untuk mengurangi kecanduan adalah dengan menetapkan batasan waktu penggunaan media sosial. Misalnya, Anda bisa memutuskan untuk tidak mengakses media sosial lebih dari satu jam per hari atau hanya memeriksa media sosial beberapa kali sehari di waktu tertentu. - Kurangi Notifikasi
Salah satu sumber utama gangguan adalah notifikasi yang terus-menerus muncul di ponsel kita. Dengan mematikan atau mengatur notifikasi, kita dapat menghindari perasaan terdesak untuk selalu memeriksa perangkat kita, yang bisa meningkatkan stres. - Fokus pada Konten yang Positif
Alih-alih terjebak dalam dunia perbandingan sosial, cobalah untuk mengikuti akun yang memberikan inspirasi dan motivasi positif. Konten-konten seperti itu dapat membantu meningkatkan suasana hati dan memberikan perspektif yang lebih sehat. - Lakukan Detoks Digital
Mengambil waktu untuk "beristirahat" dari teknologi dapat sangat bermanfaat. Cobalah untuk menjauh dari ponsel atau komputer selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari, untuk memberi waktu bagi tubuh dan pikiran Anda untuk pulih dan fokus pada kehidupan nyata. - Bangun Hubungan Sosial di Dunia Nyata
Media sosial tidak bisa menggantikan interaksi langsung dengan orang-orang terdekat kita. Cobalah untuk meluangkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga atau teman tanpa gangguan digital. Interaksi langsung ini lebih bermakna dan bisa membantu meningkatkan kesejahteraan mental.
Baca Juga: 5 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Mental dalam Kehidupan Sehari-hari
Menjaga Keseimbangan Digital
Detoks digital dan kesadaran akan penggunaan media sosial adalah langkah-langkah penting dalam menjaga kesehatan mental di era digital. Penelitian yang dipublikasikan dalam Psychology of Popular Media Culture memperingatkan kita tentang pentingnya keseimbangan antara kehidupan dunia maya dan dunia nyata. Dengan menggunakan media sosial secara bijak, kita dapat meminimalkan dampak negatifnya dan memaksimalkan manfaat positifnya, seperti memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan kesejahteraan mental. Melalui langkah-langkah kecil yang konsisten, kita bisa menjaga diri kita tetap sehat, terhubung, dan bahagia di tengah dunia digital yang semakin terhubung ini.
Sumber : Psychology of Popular Media Culture – “Social Media Use and Mental Health: A Review of Literature”