SUKABUMIUPDATE.com - Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah sebuah pertemuan penting yang diselenggarakan antara pemerintah Republik Indonesia (RI) dan pemerintah Belanda pada tahun 1949, yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik dan memformalkan pengakuan kemerdekaan Indonesia.
Konferensi Meja Bundar (KMB) dalam bahasa Belanda dikenal sebagai Nederlands-Indonesische rondetafelconferenti. Pertemuan diplomatik Indonesia-Belanda ini diadakan di Den Haag, Belanda, dari tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949.
Konferensi Meja Bundar melibatkan perwakilan dari Republik Indonesia, Kerajaan Belanda, dan Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), yang mewakili berbagai negara yang diciptakan oleh Belanda di kepulauan Indonesia. Merujuk Ruang Guru, delegasi atau perwakilan dari Indonesia diketuai oleh Mohammad Hatta, delegasi Belanda dipimpin oleh Van Maarseven, delegasi BFO diwakili oleh Sultan Hamid II, dan delegasi UNCI selaku mediator diwakili oleh Tom Crichley.
Baca Juga: Wisata Kawah Talaga Bodas Garut Jawa Barat, HTM Mulai Rp. 7.000 Aja!
KMB merupakan titik balik dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, karena menghasilkan Pengakuan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda setelah hampir empat tahun Indonesia berjuang untuk memperoleh kemerdekaannya.
Latar Belakang Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar terjadi setelah beberapa perundingan dan pertempuran panjang, termasuk dua agresi militer Belanda yang berlangsung setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Meskipun Indonesia sudah merdeka, Belanda belum mengakui kemerdekaan tersebut dan terus berusaha mengembalikan kekuasaannya di Indonesia melalui agresi militer. Beberapa catatan sejarah yang melatarbelakangi munculnya KMB, diantaranya:
Agresi Militer Belanda I (1947) dan Agresi Militer Belanda II (1948) memperburuk hubungan antara Indonesia dan Belanda, serta meningkatkan ketegangan internasional.
Perundingan Renville pada tahun 1948 dan kesepakatan lain, seperti Perjanjian Linggarjati (1947) dan Perjanjian Renville, sempat memberikan harapan untuk perdamaian, namun permasalahan belum sepenuhnya terselesaikan.
Tekanan internasional, terutama dari Amerika Serikat, yang tidak mendukung kebijakan Belanda untuk menguasai Indonesia, akhirnya mendorong Belanda untuk kembali duduk bersama Indonesia dalam sebuah perundingan yang lebih definitif.
KMB diadakan setelah Belanda menghadapi tekanan internasional yang besar, baik dari negara-negara sahabat maupun dari rakyat Indonesia sendiri yang terus melawan penjajahan. Belanda menyadari bahwa mempertahankan kekuasaannya di Indonesia sudah tidak memungkinkan lagi.
Proses perundingan berlangsung dalam suasana yang penuh ketegangan, namun juga menunjukkan sikap diplomasi yang tinggi dari pihak ang bergabung.
Tujuan Konferensi Meja Bundar 1949
Tujuan utama dari Konferensi Meja Bundar adalah untuk menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda mengenai kedaulatan Indonesia. Hasil KMB 1949 adalah Belanda menyerahkan kedaulatan atas Indonesia kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) tanpa syarat.
Konferensi Meja Bundar diakhiri dengan penandatanganan perjanjian pada tanggal 2 November 1949, yang diikuti oleh penyerahan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949.
Baca Juga: Lyodra Nyanyikan Soundtrack Film Moana 2 Versi Bahasa Indonesia
Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB)
- Indonesia diakui sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS)
- RIS akan memberikan izin baru kepada perusahaan Belanda untuk beroperasi di Indonesia
- RIS bertanggung jawab atas semua hutang bekas Hindia Belanda sejak 1942
- Status Irian Barat (Papua) akan ditentukan dalam waktu satu tahun setelah penyerahan kedaulatan
- TNI dan Pasukan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan bergabung dalam pasukan Angkatan Perang RIS (APRIS)
- RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda berdasarkan kerjasama, sukarela dan sederajat
Dampak Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar menjadi tonggak penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia karena berhasil mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda melalui diplomasi. Dengan penyerahan kedaulatan, Indonesia dapat memperoleh kemerdekaan penuh dari penjajahan Belanda.
Sumber: Berbagai Sumber.