SUKABUMIUPDATE.com - Saat ini, banyak orang tua yang secara sadar atau tidak, menggunakan berbagai bentuk kekerasan dalam mendidik dan membesarkan anak mereka. Kekerasan ini bisa berbentuk kekerasan verbal, psikologis, hingga fisik.
Padahal, tindakan semacam ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental anak, bahkan bisa meninggalkan luka emosional yang mendalam hingga anak dewasa.
Oleh karenanya penting untuk memahami lima dampak kekerasan pada anak terhadap kesehatan mental, seperti berikut ini, dihimpun dari laman emc.
1. Kesulitan Mengendalikan Emosi
Anak yang mengalami kekerasan biasanya mengalami gangguan dalam pengendalian emosinya. Setelah kejadian kekerasan, anak lebih sulit mengatur emosi, sehingga cenderung mudah merasa sedih, marah, atau ketakutan secara berlebihan.
Anak yang mengalami kekerasan juga sering mengalami gangguan tidur dan mimpi buruk. Efek ini bisa bertahan lama, bahkan hingga dewasa, dan mempengaruhi perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari serta interaksinya dengan lingkungan sosial.
2. Cenderung Menarik Diri
Anak yang menjadi korban kekerasan dari orang tua cenderung memiliki pandangan negatif dan sulit mempercayai orang lain. Sering kali, mereka menjadi curiga dan menghindari hubungan sosial, yang akhirnya membuat mereka merasa kesepian.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa anak yang pernah mengalami kekerasan lebih rentan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan asmara atau membina rumah tangga saat dewasa.
3. Rentan Terhadap Serangan Panik dan Depresi
Kekerasan yang dialami anak dapat menyebabkan trauma mendalam, yang meningkatkan risiko masalah kesehatan mental seperti serangan panik atau depresi. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa mendorong mereka mencari pelarian dengan mengonsumsi zat terlarang seperti alkohol dan narkoba.
Selain itu, trauma yang mendalam dapat memunculkan pemikiran negatif, termasuk dorongan untuk mengakhiri hidup.
4. Potensi Menjadi Pelaku Kekerasan di Masa Depan
Anak yang mengalami kekerasan cenderung membawa pengalaman ini ke kehidupan dewasa mereka, dengan risiko tinggi untuk mengulangi pola kekerasan yang pernah mereka alami.
Ada kecenderungan bahwa saat mereka menjadi orang tua, mereka melakukan hal yang sama kepada anak-anak mereka. Siklus kekerasan ini akan terus berulang kecuali ada intervensi yang tepat untuk membantu anak mengatasi trauma mereka.
5. Penurunan Fungsi Otak
Kekerasan pada anak dapat berdampak negatif pada struktur dan perkembangan otak, yang menyebabkan penurunan fungsi di beberapa area. Anak mungkin mengalami kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi di sekolah, yang akhirnya berdampak buruk pada prestasi akademik mereka.
Risiko ini bahkan bisa terbawa hingga lanjut usia, meningkatkan kemungkinan gangguan seperti demensia.