SUKABUMIUPDATE.com - Cerita mengenai Kian Santang dan Sancang adalah bagian dari tradisi lisan masyarakat Sunda.
Kian Santang, juga dikenal sebagai Raden Sanggara atau Syeh Sunan Rohmat Suci, adalah putra dari Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran. Saat kecil, Kian Santang dikenal dengan nama Radja Sangara.
Cerita rakyat menyebutkan bahwa Kian Santang pernah menemui Sayyidina Ali di Makkah dan kemudian diberi keleluasaan untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Kerajaan Pajajaran.
Beberapa tradisi menyebutkan bahwa nama "Sancang" adalah nama kecil yang diberikan kepada Kian Santang sebelum ia memilih untuk masuk Islam. Namun cerita versi lain menyebut, nama Santang yang kini dikenal adalah kesalahan penyebutan nama dari "Sancang".
Baca Juga: Sebut Prabu Siliwangi, Mitos Maung Lodaya Hewan Mitologi Raja Pajajaran
Berikut Ringkasan Sejarah Kian Santang berdasarkan rujukan dari berbagai sumber:
Asal Usul Kian Santang
Kian Santang, yang juga dikenal sebagai Raden Sanggara atau Syeh Sunan Rohmat Suci, adalah putra dari Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran, dan Nyi Subang Larang. Raden Kian Santang memiliki dua saudara kandung, yaitu Walangsungsang (Pangeran Cakrabuana) dan Rara Santang (ibu Sunan Gunung Jati).
Perjalanan Kian Santang ke Mekkah
Kian Santang lahir pada sekitar abad ke-15 dan belajar agama Islam di Mekkah. Setelah kembali ke Nusantara, ia diberi misi oleh Sayyidina Ali untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Pajajaran.
Penobatan dan Penyerahan Tongkat Pusaka Kian Santang
Pada usia 22 tahun, Kian Santang diangkat menjadi Dalem Bogor ke-2, yang bertepatan dengan upacara penyerahan tongkat pusaka kerajaan dan penobatan Prabu Munding Kawati sebagai panglima besar Pajajaran. Peristiwa ini dicatat dalam prasasti Batu Tulis Bogor.
Baca Juga: Cerita Prabu Siliwangi Gagal Kabur Lewat Tegalbuleud Sukabumi Karena Ombak Pasang
Pengaruh dan Warisan Kian Santang
Kian Santang dikenal sebagai penyebar agama Islam yang berpengaruh di Jawa Barat.
Cerita rakyat menyebutkan bahwa Kian Santang bertemu dengan Sayyidina Ali di Mekkah dan kemudian diberi keleluasaan untuk menyebarkan agama Islam di seluruh wilayah Kerajaan Pajajaran.
Sumber: berbagai sumber.