SUKABUMIUPDATE.com - Salah satu tempat bersejarah di Kebun Raya Bogor adalah Kompleks Pemakaman Belanda Kuno, yang berisi makam-makam tokoh yang pernah berkontribusi besar terhadap Kebun Raya Bogor.
Kompleks pemakaman ini bahkan sudah ada sebelum Kebun Raya Bogor diresmikan pada tahun 1817 oleh Caspar Georg Karl Reinwardt, pendiri sekaligus pemimpin pertamanya.
Di area kompleks pemakaman terdapat 42 makam, dengan 38 diantaranya memiliki nama, sementara sisanya tidak dikenal.
Di antara yang dimakamkan adalah D.J. de Ee Erens, seorang gubernur jenderal yang menjabat pada tahun 1836-1840, dan Mr. Ary Prins, seorang ahli hukum yang sempat menjadi pejabat sementara gubernur jenderal Hindia Belanda.
Selain itu ada juga Heinrich Kuhl dan J.C. Van Hasselt, dua ahli biologi muda dari "The Netherlands Commission for Natural Sciences" yang bekerja di Kebun Raya Bogor dan dikuburkan dalam satu makam.
Makam tertua di pemakaman ini adalah Cornelis Potmans, seorang administrator toko obat asal Belanda yang wafat pada 2 Mei 1784.
Sementara makam yang paling baru adalah milik Prof. Dr. A.J.G.H. Kostermans, ahli botani terkenal yang meninggal pada tahun 1994 dan menjadi warga negara Indonesia sejak 1958.
Kompleks makam ini menjadi saksi sejarah perkembangan kota Bogor dan mereka yang dimakamkan disini bukanlah orang yang sembarangan.
Hal ini bisa dikenali dari nisan dan monumen prasasti dengan berbagai bentuk, seperti tugu obelisk, tugu balok vertikal, piramida terpotong, dan balok panjang.
Semua makam ini mencerminkan perkembangan ilmu pengetahuan di masa kolonial Hindia Belanda. Meskipun memiliki nilai sejarah tinggi, pemakaman ini jarang dikunjungi karena posisinya yang tersembunyi di antara pepohonan bambu, dan kesan seram yang ditimbulkannya.
Cerita yang beredar di masyarakat menyebutkan bahwa di lokasi ini sering terdengar suara-suara aneh, bahkan ada penampakan sosok wanita berambut panjang dan makhluk besar berbulu yang kerap mengganggu.
Sejarahnya, banyak tokoh botani dan pejabat kolonial yang dimakamkan di sini merupakan korban malaria yang merebak di Hindia Belanda pada abad ke-18. Salah satunya adalah Olivia Mariamne Raffles, istri Thomas Stamford Raffles, yang menjadi korban wabah ini.
Makam Belanda kuno yang berusia ratusan tahun ini menyimpan sejarah tokoh-tokoh penting yang berperan besar dalam perkembangan Kebun Raya Bogor. Ragam ornamen dan bentuk makam yang ada di kompleks ini menjadi kekayaan sejarah yang bernilai tinggi bagi generasi mendatang.