SUKABUMIUPDATE.com – Pernahkah Anda terbangun di malam hari dengan rasa sesak napas, seolah ada yang menindih tubuh? Kondisi ini, yang dikenal dengan istilah ereup-ereup, sebenarnya adalah fenomena medis yang disebut sleep paralysis atau tidur lumpuh.
Sleep paralysis bisa dialami oleh siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin atau usia. Rata-rata, orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini pada usia 14-17 tahun. Saat terjadi, kondisi ini dapat berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit, di mana penderitanya merasa sadar namun tidak dapat bergerak, sering kali disertai halusinasi seperti melihat sosok misterius.
Di berbagai budaya, fenomena ini kerap diasosiasikan dengan hal mistis. Di dunia Barat, misalnya, dikenal sebagai mimpi buruk inkubus, sementara di abad pertengahan sering digambarkan sebagai sosok roh jahat yang menindih dada seseorang.
Peneliti dari Universitas Waterloo, Al Cheyne, menjelaskan bahwa sleep paralysis terjadi akibat malfungsi saat tidur, khususnya pada tahap rapid eye movement (REM). Jika seseorang mengalami kurang tidur atau kelelahan, proses tidur mereka dapat terganggu, menyebabkan transisi mendadak antara kesadaran dan tidur yang dalam.
Baca Juga: Sleep Training Hacks: 9 Cara Agar Anak Cepat Tidur di Malam Hari
Namun, penting untuk diwaspadai bahwa sleep paralysis juga bisa menjadi tanda kondisi medis lainnya, seperti narcolepsy atau sleep apnea. Untuk mencegahnya, disarankan untuk menjaga pola tidur yang teratur dan cukup tidur selama 8-10 jam setiap malam. Selain itu, mengubah posisi tidur juga dapat membantu mengurangi risiko mengalami sleep paralysis.
Bagi Anda yang sering mengalami kondisi ini disertai gejala lain, sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis tidur. Mencatat pola tidur dan gejala yang dialami bisa sangat membantu dalam diagnosis.
Dengan pemahaman yang tepat, diharapkan mitos seputar ereup-ereup dapat dipisahkan dari fakta medis, memberikan kejelasan bagi mereka yang mengalami fenomena ini.