SUKABUMIUPDATE.com - Lembayung adalah istilah yang merujuk pada warna langit yang kemerahan atau keunguan saat matahari terbenam. Dalam budaya Sunda, lembayung disebut layung.
Fenomena langit Layung yang berwarna merah saat matahari terbenam sering dikaitkan dengan berbagai mitos dan kepercayaan tradisional. Warna merah di langit senja itu membuat fenomena langit Lembayung disebut "Layung Beureum" oleh orang Sunda.
Salah satu mitos yang terkenal di kalangan masyarakat Sunda terkait Layung Beureum adalah anggapan bahwa warna merah di langit sore menandakan adanya pertumpahan darah atau pertanda buruk.
Tak hanya di Sunda, Mitos Lembayung juga dikenal di Banjar dengan nama 'sanja kuning'. Menurut tradisi orang Banjar di Kalimantan Selatan (Kalsel), orang tua segera meminta anaknya untuk masuk ke dalam rumah ketika langit senja dan matahari mulai berwarna kuning.
Cerita Sanja Kuning ini serupa dengan Layung Beureum di tanah Sunda. Ya, orang tua Sunda zaman dahulu sering memberi tahu anak-anak untuk tidak keluar rumah saat Layung Beureum karena dipercaya bahwa ada bahaya atau malapetaka yang mungkin terjadi.
Baca Juga: One Direction Berduka Atas Kematian Liam Payne, Tertanda: Louis, Zayn, Niall & Harry
Dalam konteks spiritual, Layung Beureum juga dipandang sebagai waktu transisi antara siang dan malam, yang dianggap sebagai waktu di mana dunia manusia dan dunia gaib lebih dekat. Oleh karena itu, masyarakat tradisional sering menghindari aktivitas di luar rumah pada saat Layung Beureum, untuk menghindari gangguan dari makhluk halus atau roh yang dipercaya lebih aktif saat itu.
Layung Beureum biasanya bertepatan dengan Waktu Maghrib dalam agama Islam. Itulah mengapa, orang tua selalu memastikan anak-anak sudah berada di rumah sebelum Waktu Maghrib tiba.
Merujuk GNFI, Sanja Kuning atau Layung Beureum identik dengan mitos akan datangnya malapetaka, seperti datangnya suatu penyakit bernama sangga (penyakit kuning), angin pidara (kepidaraan), bahkan dikaitkan karena adanya orang mati terbunuh. Mitos Layung Beureum atau Sanja Kuning juga sarat cerita mistis karena dikaitkan dengan hantu hingga santet.
Meski begitu, bagi sebagian masyarakat Sunda modern, kepercayaan makhluk halus yang datang saat Layung Beureum lebih dipandang sebagai bagian dari warisan budaya daripada sesuatu yang benar-benar ditakuti.
Warna merah di langit saat Layung Beureum bahkan kerap dipandang sebagai pemandangan alam yang indah dan menakjubkan, tanpa harus dikaitkan dengan kepercayaan mistis. Pecinta senja adalah julukan populer kekinian bagi mereka yang menyukai pemandangan langit yang indah saat Layung Beureum.
Baca Juga: Cerita Prabu Siliwangi Gagal Kabur Lewat Tegalbuleud Sukabumi Karena Ombak Pasang
Hingga artikel ini ditayangkan, mitos makhluk astral saat Layung Beureum masih dipercaya oleh sebagian masyarakat. Meski belum ada bukti ilmiah, cerita Layung Beureum memperkaya warisan budaya Sunda dan menunjukkan bagaimana fenomena alam sering kali dihubungkan dengan kepercayaan dan nilai-nilai tradisional yang diwariskan turun-temurun.