SUKABUMIUPDATE.com - Saat membahas tentang sosok pahlawan di Kota Depok, banyak orang akan langsung teringat dengan Margonda dan Tole Iskandar, dua pejuang muda yang berani mengorbankan jiwa dan raga mereka demi merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai bentuk penghormatan atas jasa mereka, Pemerintah Kota Depok mengabadikan nama Margonda dan Tole Iskandar sebagai nama jalan utama di kota yang dikenal dengan julukan Kota Belimbing ini.
Namun, sebenarnya masih banyak tokoh perjuangan lain yang melegenda di Kota Depok, salah satunya adalah Raden Sungging, seorang ulama sakti yang dikenal atas perjuangannya menyebarkan agama Islam di wilayah Citayam-Depok hingga Bekasi.
Raden Sungging juga dikenal karena kisah legendarisnya tentang bangkit dari kubur setelah dihukum mati oleh penjajah Belanda. Sosoknya cukup populer di kalangan warga Citayam, Pondok Terong, Depok, yang makamnya terletak di Pondok Jaya.
Makam Raden Sungging dianggap keramat oleh masyarakat Depok dan terletak dalam sebuah bangunan sederhana berwarna hijau. Namun, pada batu nisan makam tersebut tidak ada nama yang tertera, menambah misteri tentang siapa Raden Sungging sebenarnya.
Menurut Rusnandi, penjaga makam, nama Raden Sungging hanyalah sebuah julukan yang diberikan oleh masyarakat. Identitas asli Raden Sungging masih menjadi teka-teki, namun makamnya sudah lama menjadi tempat ziarah yang dikunjungi banyak orang untuk berbagai tujuan.
Banyak warga juga melaporkan kejadian-kejadian aneh di sekitar makam keramat tersebut, mulai dari suara-suara misterius hingga penampakan makhluk gaib yang sulit dijelaskan secara logika.
Wanita Haid Dilarang Berziarah
Jika ingin berziarah ke makam Raden Sungging, ada beberapa pantangan yang dipercaya tidak boleh dilanggar karena diyakini bisa membawa dampak buruk. Ziarah tidak dianjurkan bagi wanita yang sedang menstruasi dan juga tidak diperbolehkan untuk bermalam atau tidur di makam keramat Raden Sungging. Ketika berada di area makam, sangat dianjurkan untuk menjaga kesopanan serta kebersihan.
Selain diyakini memiliki darah bangsawan Banten, ada juga pendapat bahwa Raden Sungging merupakan keturunan dari Majapahit. Ia datang ke wilayah Pondok Terong, Depok, dengan tujuan menyebarkan agama Islam serta memperbaiki moral masyarakat yang saat itu terpengaruh oleh perilaku buruk orang-orang Belanda.
Melawan Belanda Hingga Bangkit dari Kubur
Raden Sungging menghentikan berbagai bentuk kemaksiatan yang dilakukan oleh orang-orang Belanda. Mereka tentu tidak tinggal diam dan akhirnya menyerang Raden Sungging. Namun, dengan kesaktiannya, Belanda justru berhasil dipukul mundur.
Tidak terima dengan kekalahan tersebut, Belanda kemudian mendatangkan pasukan bersenjata lengkap. Bersama warga, Raden Sungging melakukan perlawanan, tetapi senjata pasukan Belanda tidak berfungsi saat digunakan untuk menyerangnya, sehingga mereka kembali kalah.
Karena kesaktian Raden Sungging yang kebal terhadap senjata, Belanda panik dan menggunakan taktik licik dengan menyandera rakyat. Ini membuat Raden Sungging menyerah demi menyelamatkan warga Pondok Terong.
Akhirnya, ia dijatuhi hukuman mati oleh Belanda dan menjadi martir demi keselamatan penduduk. Sebelum di eksekusi, Raden Sungging meminta untuk dijamu oleh Belanda. Ia meminta makanan, minuman, dan rokok dan permintaan tersebut dipenuhi.
Namun, sebelum eksekusi berlangsung, Raden Sungging meninggal dunia. Setelah itu, Belanda menguburkannya dan menunggu di sekitar makam selama seminggu untuk memastikan tidak ada hal aneh yang terjadi.
Setelah merasa tidak ada yang mencurigakan, pasukan Belanda meninggalkan makam Raden Sungging. Namun, keanehan muncul setelah mereka pergi, di mana Raden Sungging dikisahkan bangkit dari kuburnya.
Cerita turun-temurun menyebutkan bahwa Raden Sungging memiliki ilmu rawa rontek, mirip seperti Si Pitung dari Betawi, di mana seseorang yang menguasai ilmu ini tidak bisa dibunuh selama masih ada darahnya yang menyentuh tanah.
Kebangkitan Raden Sungging disambut dengan suka cita oleh pengikutnya, dan ia melanjutkan perlawanan terhadap Belanda dengan menggalang kekuatan masyarakat.
Kesaktiannya yang kembali bangkit dari kubur membuat pasukan Belanda ketakutan.
Mereka tidak lagi berani bertindak sembarangan di wilayah Citayam hingga Depok, terutama setelah Raden Sungging mengancam mereka untuk segera meninggalkan wilayah Depok.