SUKABUMIUPDATE.com - Jawa Barat memang kaya akan cerita rakyat dan mitos yang sarat dengan nuansa mistis, terutama yang berkaitan dengan tempat-tempat bersejarah atau alam yang dianggap angker.
Seperti kisah terowongan-terowongan angker yang ada di Jawa Barat. Terowongan-terowongan tua ini seringkali dikaitkan dengan berbagai peristiwa mistis, mulai dari penampakan hingga suara-suara aneh.
Berikut adalah kisah terowongan-terowongan angker di Jawa Barat yang menyimpan cerita misteri.
Terowongan Sasaksaat, yang terletak di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung, dibangun pada awal abad ke-20, tepatnya antara tahun 1902 dan 1903, atas perintah kolonial Belanda.
Terowongan kereta api ini memiliki panjang sekitar 949 meter dan dikenal masyarakat dengan berbagai kisah mistis, menjadikannya salah satu terowongan paling angker di Indonesia.
Salah satu cerita yang sering didengar adalah bau amis darah yang kerap tercium oleh penumpang kereta saat melintasi terowongan ini.
Setelah ditelusuri, kabarnya saat terowongan ini dibangun, Belanda mempekerjakan banyak rakyat Indonesia secara paksa tanpa istirahat, sehingga banyak dari mereka yang meninggal dalam proses pengerjaannya.
Sesepuh setempat menceritakan bahwa jasad para pekerja tidak dikuburkan dengan layak, hanya ditumpuk di sekitar terowongan.
Terowongan Wilhelmina, yang panjangnya mencapai 1.116 meter dan berada di Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, dinamai sesuai dengan Ratu Wilhelmina Helena Pauline Maria dari Kerajaan Belanda.
Meskipun nama resminya adalah Terowongan Wilhelmina, masyarakat setempat lebih mengenalnya dengan nama Terowongan Sumber. Terowongan ini dibangun dengan melubangi pegunungan batuan andesit yang keras.
Terowongan ini dibangun pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1914, dan mulai dioperasikan pada 1921 sebagai bagian dari jalur kereta api Banjar-Pangandaran-Cijulang.
Seiring sejarah panjangnya, terowongan ini juga dikenal dengan cerita mistis yang telah lama beredar di masyarakat. Konon, pada tahun 1916, banyak pekerja yang tiba-tiba jatuh sakit dan meninggal tanpa penyebab yang jelas.
Konon ada pula tradisi memberikan sesajen berupa seekor domba setiap tanggal 17 Agustus juga dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menghindari bala.
Terowongan Lampegan, salah satu terowongan tertua di Indonesia, menjadi terowongan kereta api pertama yang dibangun di Jawa Barat. Dibangun pada tahun 1879-1882, terowongan ini berlokasi di Pasir Gunung Keneng, Desa Cibokor, Kabupaten Cianjur.
Pembangunan terowongan ini dilakukan oleh Perusahaan Kereta Api Negara Staatsspoorwegen (SS) sebagai bagian dari jalur kereta api Sukabumi-Cianjur yang membentang sepanjang 39 kilometer.
Banyak pekerja yang kehilangan nyawa selama pembangunan terowongan ini, baik karena kecelakaan seperti tertimpa reruntuhan maupun karena kondisi kerja yang keras.
Namun, yang paling terkenal dari Terowongan Lampegan adalah legenda Nyi Sadea, seorang penari ronggeng cantik yang konon menghilang secara misterius di dalam terowongan ini.
Kisah mistis Nyi Sadea telah lama menjadi bagian dari cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun, menambah aura mistis pada terowongan ini, yang terletak di antara Stasiun Cireungas dan Stasiun Lampegan.