SUKABUMIUPDATE.com - Hari ini, Minggu 6 Oktobert 2024 adalah puncak dari rangkaian serentaun Kasepuhan Gelaralam Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Warga ada yang dulunya bernama Kasepuhan Ciptagelar kini berusia 656 tahun, tradisi menjaga alam sebagai spirit kehidupan.
Lewat akun medsos officialnya, kampung adat yang berada di wilayah Cisolok Kabupaten Sukabumi ini menyurat narasi tentang hal ini.
Serentaun merupakan sebuah Tradisi yang telah berlangsung sejak 656 tahun di Kasepuhan Gelaralam. Serentaun adalah bagian dari Tradisi Ngalalakon yang wajib dilaksanakan oleh Kasepuhan pada setiap tahunnya. Beberapa Upacara dilaksanakan selama perhelatan ini dari mulai Salamet hingga Rasul yang menjadikan Serentaun bukan hanya berbicara mengenai perayaan, lebih dariitu Serentaun adalah Spirit berkehidupan,” tulis postingan instagram Kasepuhan Gelaralam Official.
Baca Juga: Mengapa Kereta Api Tidak Bisa Berhenti Mendadak? Ini Jawabannya
Rangkaian acara Serentaun Kasepuhan Gelaralam ke 656 ini berlangsung dari tanggal 3-6 Oktober 2024. Sejumlah acara mewarnai event Seren Taun Kasepuhan Gelar Alam Ke-656 tersebut.Mulai dari prosesi angkat ampih pare ka leuit, saresehan bersama Baris Olot Kasepuhan, debus,seni laes dan ragam kesenian Sunda lainnya yang dinikmati para pengunjung dan masyarakat.
Di acara puncaknya, hadir Bupati Marwan Hamami beserta Forkompimda Kabupaten Sukabumi. Bupati menyebutkan pagelaran seren taun ke-656 Kasepuhan Adat Gelaralam merupakan media pemersatu antar kasepuhan yang ada di Kabupaten Sukabumi, seperti Kasepuhan Gelaralam, Sinaresmi dan Ciptamulya.
"Saya bangga melihat kebersamaan ketiga Kasepuhan adat yang ada di Kab. Sukabumi ini. Perkuat kebudayaan kita dengan satu tekad yang sama" ucap Marwan Hamami dilansir dari akun medsos resmi Pemkab Sukabumi.
Menurut Bupati, pelestarian budaya dinilai penting era modernisasi saat ini agar adat istiadat yang melekat tersebut dapat dirasakan oleh generasi muda dimasa depan. "Pertahankan budaya adat di tiga kampung kasepuhan ini jangan sampai luntur karena kemajuan zaman," pintanya.
Baca Juga: Akhirnya Jalur Ganda KA Paledang Cicurug Sukabumi Rp2,2 Triliun Selesai Dibangun
Bupati juga mengajak kepada masyarakat adat untuk bersama-sama menjaga dan memelihara lingkungan dengan sebaik-baiknya.
Sesepuh Adat Kasepuhan Gelar Alam, Abah Ugi Sugriana Rakasiwi menjelaskan tradisi seren taun sudah ada sejak ratusan tahun lalu yang bermakna sebagai ungkapan rasa syukur dari hasil panen yang melimpah. "Serentaun ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada tuhan yang maha esa Allah SWT atas hasil bumi yang diperoleh,"ujarnya.
Pada sarentaun ke 656 ini, Bupati Hamami menyerahkan legalitas perlindungan Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia kepada Kasepuhan Gelar Alam. (adv)