6 Mitos Masyarakat Sunda yang Sering Dianggap Pamali Jika Dilakukan

Sabtu 05 Oktober 2024, 16:00 WIB
Ilustrasi - Sejak dulu kala, masyarakat Sunda telah mengembangkan beragam kepercayaan dan mitos yang diwariskan dari generasi ke generasi. (Sumber : pexels.com/@Kun Fotografi).

Ilustrasi - Sejak dulu kala, masyarakat Sunda telah mengembangkan beragam kepercayaan dan mitos yang diwariskan dari generasi ke generasi. (Sumber : pexels.com/@Kun Fotografi).

SUKABUMIUPDATE.com - Pamali dalam budaya Sunda memang sering dianggap sebagai sekadar mitos untuk menakut-nakuti atau mendisiplinkan anak-anak, namun jika dilihat dari perspektif yang lebih mendalam, pamali memiliki fungsi sosial dan budaya yang penting.

Pamali berfungsi sebagai cara untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan sikap yang baik sesuai dengan adat Sunda. Nilai-nilai seperti tarapti (ketertiban), siloka (bijaksana dalam berbicara agar tidak menyakiti perasaan), someah (sopan dan ramah), serta handap asor (rendah hati) merupakan prinsip hidup masyarakat Sunda yang terkandung dalam larangan pamali.

Sebagai bagian dari budaya Sunda, pamali juga sering dikaitkan dengan aspek-aspek sebab-akibat. Meskipun alasan-alasan yang diberikan bisa terdengar mistis, banyak dari pamali ini pada dasarnya berfungsi sebagai peringatan untuk menjaga keselamatan atau menghindari perbuatan yang bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.

Berikut adalah beberapa mitos dalam masyarakat Sunda yang sering dianggap pamali atau tabu jika dilakukan:

1. Potong Kuku di Malam Hari

Memotong kuku di malam hari dipercaya dapat membawa sial atau kemalangan bagi pelakunya. Zaman dulu, penerangan di malam hari tidak seterang sekarang, sehingga memotong kuku di malam hari dianggap berbahaya karena bisa menyebabkan luka. Mitos ini mungkin diciptakan sebagai peringatan untuk menghindari luka.

2. Nangkuban atau Tengkurap dengan Kaki Diangkat

Posisi tidur tengkurap dengan kaki diangkat dianggap tidak sopan dan bisa mendatangkan hal buruk seperti ibu kandung meninggal. Masyarakat Sunda menganggap posisi tengkurap ini sebagai bentuk perilaku yang tidak sopan atau malas, dan dipercaya bisa memengaruhi nasib buruk atau menjadi cermin kebiasaan buruk.

3. Bersiul di Malam Hari

Bersiul di malam hari dianggap dapat mengundang makhluk halus atau roh jahat dan di malam hari, suasana biasanya lebih tenang dan sepi. Suara bersiul yang tajam dapat dianggap mengganggu dan tidak sopan.

4. Menyapu Rumah di Malam Hari

Ilustrasi - Menyapu Malam Hari. | Freepik.comIlustrasi - Menyapu Malam Hari. | Freepik.com

Menyapu rumah pada malam hari dipercaya dapat menyapu rezeki keluar dari rumah. Mitos ini mungkin berasal dari kebiasaan tradisional yang menghindari kegiatan di malam hari agar tidak mengganggu orang lain yang sedang beristirahat. Menyapu di malam hari juga dikhawatirkan bisa membuat barang-barang kecil terbuang tanpa disadari.

5. Duduk di Depan Pintu

Duduk di depan pintu dipercaya akan menghalangi rezeki atau jodoh datang. Namun sebenarnya duduk di depan pintu dianggap menghalangi jalan masuk dan keluar. Secara fungsional, ini dianggap mengganggu sirkulasi orang di rumah, dan mitos ini mungkin dimaksudkan sebagai pengingat untuk bersikap sopan.

6. Memakai Baju Hijau di Pantai Selatan

Bukan Nyi Roro! Kanjeng Ratu Kidul Roh Suci Dewa Pemimpin Gaib Pantai SelatanNyi Roro Kidul. | Instagram/@yande_zetia

Mengenakan baju hijau di Pantai Selatan, khususnya di daerah sekitar Laut Selatan Jawa yang meliputi Pantai Selatan di wilayah Sunda, dipercaya dapat mengundang murka Nyi Roro Kidul, ratu laut yang konon menyukai warna hijau.

Ini merupakan salah satu mitos yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Jawa dan Sunda. Dipercaya bahwa warna hijau adalah warna yang disukai Nyi Roro Kidul, sehingga jika seseorang memakai warna ini, mereka bisa "dibawa" atau "disukai" olehnya dan mungkin tenggelam di laut.

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel22 November 2024, 09:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa