SUKABUMIUPDATE.com - Pamali dalam budaya Sunda memang sering dianggap sebagai sekadar mitos untuk menakut-nakuti atau mendisiplinkan anak-anak, namun jika dilihat dari perspektif yang lebih mendalam, pamali memiliki fungsi sosial dan budaya yang penting.
Pamali berfungsi sebagai cara untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan sikap yang baik sesuai dengan adat Sunda. Nilai-nilai seperti tarapti (ketertiban), siloka (bijaksana dalam berbicara agar tidak menyakiti perasaan), someah (sopan dan ramah), serta handap asor (rendah hati) merupakan prinsip hidup masyarakat Sunda yang terkandung dalam larangan pamali.
Sebagai bagian dari budaya Sunda, pamali juga sering dikaitkan dengan aspek-aspek sebab-akibat. Meskipun alasan-alasan yang diberikan bisa terdengar mistis, banyak dari pamali ini pada dasarnya berfungsi sebagai peringatan untuk menjaga keselamatan atau menghindari perbuatan yang bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.
Berikut adalah beberapa mitos dalam masyarakat Sunda yang sering dianggap pamali atau tabu jika dilakukan:
1. Potong Kuku di Malam Hari
Memotong kuku di malam hari dipercaya dapat membawa sial atau kemalangan bagi pelakunya. Zaman dulu, penerangan di malam hari tidak seterang sekarang, sehingga memotong kuku di malam hari dianggap berbahaya karena bisa menyebabkan luka. Mitos ini mungkin diciptakan sebagai peringatan untuk menghindari luka.
2. Nangkuban atau Tengkurap dengan Kaki Diangkat
Posisi tidur tengkurap dengan kaki diangkat dianggap tidak sopan dan bisa mendatangkan hal buruk seperti ibu kandung meninggal. Masyarakat Sunda menganggap posisi tengkurap ini sebagai bentuk perilaku yang tidak sopan atau malas, dan dipercaya bisa memengaruhi nasib buruk atau menjadi cermin kebiasaan buruk.
3. Bersiul di Malam Hari
Bersiul di malam hari dianggap dapat mengundang makhluk halus atau roh jahat dan di malam hari, suasana biasanya lebih tenang dan sepi. Suara bersiul yang tajam dapat dianggap mengganggu dan tidak sopan.
4. Menyapu Rumah di Malam Hari
Menyapu rumah pada malam hari dipercaya dapat menyapu rezeki keluar dari rumah. Mitos ini mungkin berasal dari kebiasaan tradisional yang menghindari kegiatan di malam hari agar tidak mengganggu orang lain yang sedang beristirahat. Menyapu di malam hari juga dikhawatirkan bisa membuat barang-barang kecil terbuang tanpa disadari.
5. Duduk di Depan Pintu
Duduk di depan pintu dipercaya akan menghalangi rezeki atau jodoh datang. Namun sebenarnya duduk di depan pintu dianggap menghalangi jalan masuk dan keluar. Secara fungsional, ini dianggap mengganggu sirkulasi orang di rumah, dan mitos ini mungkin dimaksudkan sebagai pengingat untuk bersikap sopan.
6. Memakai Baju Hijau di Pantai Selatan
Nyi Roro Kidul
Mengenakan baju hijau di Pantai Selatan, khususnya di daerah sekitar Laut Selatan Jawa yang meliputi Pantai Selatan di wilayah Sunda, dipercaya dapat mengundang murka Nyi Roro Kidul, ratu laut yang konon menyukai warna hijau.
Ini merupakan salah satu mitos yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Jawa dan Sunda. Dipercaya bahwa warna hijau adalah warna yang disukai Nyi Roro Kidul, sehingga jika seseorang memakai warna ini, mereka bisa "dibawa" atau "disukai" olehnya dan mungkin tenggelam di laut.