SUKABUMIUPDATE.com - Waduk Jatiluhur Purwakarta, Jawa Barat, selain populer sebagai salah satu bendungan terbesar di Indonesia, juga dikenal memiliki cerita-cerita misteri yang berkembang di masyarakat.
Waduk di Jawa Barat yang memiliki fungsi vital sebagai sumber irigasi, pembangkit listrik, dan pariwisata ini menyimpan kisah mistis bernama Mbah Jawer. Artinya, Cerita Mbah Jawer turut menambah dimensi lain dari Waduk Jatiluhur Purwakarta karena dianggap memiliki kekuatan gaib yang mempengaruhi kehidupan orang-orang di sekitarnya.
Cerita Mistis Mbah Jawer sering kali didasarkan pada pengalaman-pengalaman warga lokal, pekerja waduk, dan para pengunjung yang mengalami kejadian aneh di sekitar Waduk Jatiluhur.
Baca Juga: Misteri Jalan Tamansari Bandung, Konon Dihuni Kuntilanak dari Sungai Cikapundung
Legenda Urban Mbah Jawer di Waduk Jatiluhur Purwakarta
Mbah Jawer dipercaya sebagai sosok penunggu atau penjaga mistis yang menguasai area perairan Waduk Jatiluhur.
Dalam cerita rakyat yang dirangkum dari berbagai sumber, Mbah Jawer Penghuni Waduk Jatiluhur adalah keturunan pemukim Ciseuti (dekat Waduk Jatiluhur) asal Pekalongan, Jawa Tengah. Pemukim itu memiliki anak dengan penampilan tidak biasa, yakni memiliki jengger atau jaweran (mirip jambul ayam) di bagian kepalanya.
Karena merasa malu, pemukim asal Pekalongan beserta istrinya pun membuang sang anak yang berjawer ke sungai kecil bernama "Cijawer". Selepas itu, tersiar cerita misteri bahwa anak berjawer itu diasuh oleh makluk gaib dan dijadikan raja kaum gaib di sungai tersebut.
Dari cerita rakyat itu, roh sang anak di dunia gaib atau Mbah Jawer dipercaya sebagai penguasa saluran air di Waduk Jatiluhur.
Baca Juga: Patilasan Prabu Siliwangi, Gunung Padang Cianjur Piramida Tertua Di Dunia
Seperti cerita mistis lainnya, legenda Mbah Jawer di Purwakarta Jawa Barat berkembang melalui cerita turun-temurun dan pengalaman subjektif orang-orang di sekitar waduk.
Meskipun tidak ada bukti nyata tentang keberadaan makhluk tak kasat mata ini, cerita Mbah Jawer tetap menjadi bagian penting dari budaya dan tradisi masyarakat sekitar Waduk Jatiluhur.
Bagi masyarakat yang percaya, keberadaan Mbah Jawer adalah bagian dari cara mereka menjaga keseimbangan antara manusia dan alam, serta sebagai pengingat untuk selalu menghormati lingkungan tempat mereka tinggal.
Baca Juga: Muncul Saat Hujan Gerimis, Cerita Nenek Loyeh Penghuni Jalur Siluman Pangandaran
Seperti diketahui, Waduk Jatiluhur dibangun saat pemerintahan Presiden Soekarno, tepatnya tahun 1957 di bawah arahan kontraktor asal Prancis, Compagnie française d'entreprise. Selama kurang lebih sepuluh tahun dibangun, Waduk Jatiluhur akhirnya diresmikan tahun 1967 saat Indonesia berada di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
Kala itu pembangunan Waduk Jatiluhur membutuhkan lahan yang luas dan menghabiskan dana besar-besaran. Terkenal menjadi bendungan pertama dan terbesar di Indonesia, Pembangunan Bendungan Jatiluhur membutuhkan lahas seluas hampir 540 km2.