G30S/PKI: Bagaimana Pelanggaran HAM Berat Menurut Generasi Baby Boomers & Milenial?

Senin 30 September 2024, 14:00 WIB
Peristiwa G30S/PKI terjadi pada dini hari 30 September hingga 1 Oktober 1965. Foto: Instagram/albahjahtv

Peristiwa G30S/PKI terjadi pada dini hari 30 September hingga 1 Oktober 1965. Foto: Instagram/albahjahtv

SUKABUMIUPDATE.com - Pelanggaran HAM Berat adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang sangat serius, dan biasanya melibatkan tindakan yang melanggar hak-hak dasar manusia.

Pelanggaran HAM Berat sering menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap kehidupan, kesejahteraan, dan martabat individu atau kelompok.

G30S/PKI atau Gerakan 30 September 1965 adalah salah satu contoh nyata Pelanggaran HAM Berat sehingga menjadi sebuah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Hal itu sebagaimana diperkuat dari pengumuman Laporan Komnas HAM tentang tragedi 65 di Jakarta, 23 Juli 2012, bahwa G30S/PKI tahun 1965 merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Baca Juga: Si Multitasking dan Fast Learner, Ini 9 Tipe Gen Z di Tempat Kerja!

G30S/PKI melibatkan upaya kudeta yang diduga dilakukan oleh kelompok dalam Partai Komunis Indonesia (PKI).

Peristiwa G30S/PKI terjadi pada dini hari 30 September hingga 1 Oktober 1965. Foto: Instagram/thetaneaaaPeristiwa G30S/PKI terjadi pada dini hari 30 September hingga 1 Oktober 1965. Foto: Instagram/thetaneaaa

Peristiwa G30S/PKI terjadi pada dini hari 30 September hingga 1 Oktober 1965. Saat itu, puncak ketegangan politik terjadi secara nasional, yakni Pemberontakan G30S/PKI yang berada di bawah pimpinan Letnan Kolonel (Letkol) Untung.

Sekelompok perwira militer yang menamakan diri mereka sebagai Gerakan 30 September (G30S/PKI) diketahui menculik dan membunuh enam jenderal TNI Angkatan Darat, serta satu perwira pertama. Mereka adalah Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jendral Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo dan Letnan Satu Pierre Andreas Tendean.

Adapun Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil meloloskan diri dalam peristiwa G30S/PKI ini.

Baca Juga: Menolak Lupa! Ini 7 Perwira TNI AD yang Diculik dalam Peristiwa G30S/PKI

Persepsi Generasi Baby Boomers dan Milenial Terhadap Peristiwa G30S/PKI 1965

Menarik diketahui, sebuah riset mengungkap soal "Perbedaan Persepsi Generasi Baby Boomers (Lanjut Usia) dan Milenial Terhadap HAM Berat 1965".

Peristiwa G30S/PKI terjadi pada dini hari 30 September hingga 1 Oktober 1965. Foto: Instagram/himasepulmPeristiwa G30S/PKI terjadi pada dini hari 30 September hingga 1 Oktober 1965. Foto: Instagram/himasepulm

Riset yang ditulis oleh Stefanus Lau dan Donatus Sermada dari Universitas STFT Widya Sasana ini dipublikasikan pada tahun 2023 dalam JERUMI: Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary.

Soal Pelanggaran HAM Berat atau Peristiwa G30S/PKI, ternyata ada perbedaan persepsi antara dua kelompok generasi ini. Perbedaan cara pandang tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan media.

Generasi Baby Boomers dan Milenial diteliti secara kualitatif tentang cara merespon dan melihat peristiwa secara obyektif serta tidak mempercayai berita hoax yang tersebar di media.

Perbedaan persepsi antara generasi Baby Boomers dan Milenial terkait HAM Berat 1965 bukan untuk dihakimi. Lebih dari itu, bermanfaat agar setiap dari kita mengakui peran pendidikan dan media dalam membentuk pandangan generasi Indonesia.

Baca Juga: Menguak Tragedi Takokak 1948: Pembantaian Sadis Terlupa di Perbatasan Sukabumi

Seperti diketahui, menurut Tapscoot tahun 1998, Baby Boomers adalah generasi yang lahir di rentang waktu 1946-1964, sedangkan Milenial atau Generasi X lahir pada rentang tahun 1965-1975.

Hasil penelitian menunjukkan Generasi Baby Boomers secara umum mengalami secara langsung peristiwa yang terjadi pada tahun 1965, sedangkan generasi milenial tidak mengalami peristiwa 1965 secara langsung.

Generasi Baby Boomer berbicara terkait peristiwa 1965 berbicara dari segi pengalaman konkret, sedangkan generasi milenial, yang lahir setelah Peristiwa G30S/PKI, berbicara terkait Pelanggaran HAM Berat 1965 berdasarkan referensi dari media massa, buku, dan internet.

Meski begitu, Gen X atau Milenial mampu bersikap kritis dalam menilai peristiwa G30S/PKI.

Generasi milenial dinilai tidak mudah dikooptasi, termasuk dalam wacana terkait Peristiwa G30S/PKI 1965. Generasi Milenial juga tidak mudah percaya begitu saja pada narasi versi Orde Baru yang kian tersebar baik secara lisan maupun di media sosial.

Baca Juga: Patilasan Prabu Siliwangi, Gunung Padang Cianjur Piramida Tertua Di Dunia

Walaupun berbeda secara pengalaman, baik Generasi Baby Boomers maupun Milenial, keduanya memiliki persepsi yang sama soal pengaruh media terhadap penyebaran informasi Peristiwa G30S/PKI. Padahal, menurutnya (responden dalam riset), peristiwa G30 S dalam kacamata media sosial modern masih tergolong "gelap", dalam artian masih termasuk satu peristiwa kelam dalam sejarah panjang kehidupan bangsa Indonesia.

Namun demikian, Milenial, yang tidak mengalami peristiwa tersebut secara langsung, cenderung memiliki persepsi lebih positif atau netral terhadap Peristiwa G30S/PKI. Milenial melihat Peristiwa G30S/PKI sebagai tragedi nasional yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk konflik politik, perbedaan ideologi, dan kesalahpahaman, sehingga menjadi bagian sejarah Indonesia yang perlu dipelajari.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Life18 Januari 2025, 18:00 WIB

Amalkan Doa Ini Insya Allah Rezeki datang dari Segala Penjuru!

Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.
Ilustrasi berdoa - Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.(Sumber : Foto: Pixabay.com)
Sukabumi18 Januari 2025, 17:55 WIB

Sidak Peternakan Sapi Tanpa Izin Di Cicurug, Ini Arahan DPMPTSP Sukabumi

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi melakukan inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai ternak sapi di Kampung Nangklak, RT 06/06, Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug
DPMPTSP Kabupaten Sukabumi inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai kandang sapi di Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug, Sabtu (18/1/2025) | Foto : Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 17:34 WIB

Terdampak Gempa Magnitudo 4,3, Tembok Rumah Warga Ambruk Di Loji Sukabumi

Satu unit rumah warga di Kampung Babakan, RT 014/RW 010, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (18/1/2025).
Tembok rumah warga ambruk di Loji Sukabumi, akibat diguncang gempa magnitudo 4,3  | Foto : Ilyas
Sukabumi18 Januari 2025, 17:07 WIB

Longsor Gerus Rumpun Bambu, Satu Rumah Warga Di Benda Sukabumi Terdampak

Longsor terjadi di Kampung Bangkongreang RT 1/4, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025) sekitar pukul 05.00 WIB
Longsor timpa teras rumah warga di Benda Cicurug Sukabumi | Foto : P2BK Cicurug
Musik18 Januari 2025, 17:00 WIB

Lirik Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ - Icha Yolanda dan Om Nirwana

Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral.
Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral. (Sumber : Screenshot YouTube/ iYon Nirwana).
Bola18 Januari 2025, 16:00 WIB

Prediksi Madura United vs Barito Putera: Duel Dua Tim Papan Bawah!

Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini.
Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini. (Sumber : Instagram).
Sukabumi18 Januari 2025, 15:45 WIB

Buruh dan Pelajar Collab Edarkan Hexymer-Tramadol di Sukabumi, Ditangkap saat Transaksi

Barang bukti yang disita adalah empat paket hexymer dan lima setrip tramadol.
Kedua terduga pelaku kasus obat keras terbatas yang ditangkap di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Polsek Sagaranten
Sukabumi18 Januari 2025, 15:23 WIB

Lindas Material Longsor, Truk Terguling di Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Longsor ini sempat menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua.
Truk terguling di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cisarakan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara