SUKABUMIUPDATE.com - Kabupaten Sukabumi menjadi satu dari 3 daerah di Indonesia yang menjadi lokus GEMA CITA. Ini relevan karena Provinsi Jawa Barat masih menghadapi tantangan perkawinan anak, meskipun prevalensinya menurun menjadi 6,79% di tahun 2023.
Kolaborasi banyak pihak, termasuk Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dan pemerintah Kabupaten Sukabumi, melakukan berbagai upaya pencegahan melalui penerapan peraturan daerah, kampanye stop perkawinan anak, serta penguatan kapasitas anak, orang tua, tenaga pendidik, dan tokoh agama serta adat.
Adalah program GEMA CITA atau Generasi Emas Bangsa Bebas Perkawinan Usia Anak menjadi upaya selama tiga tahun terakhir untuk mencegah perkawinan anak yang dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk pendidik sebaya, pihak sekolah, Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), dan tim Sekolah Ramah Anak (SRA).
GEMA CITA fokus pada pencegahan kehamilan remaja, kekerasan terhadap anak, dan perkawinan anak. Program ini bertujuan agar anak dan kaum muda, khususnya perempuan, mampu membuat keputusan yang tepat untuk hidup bebas dari perkawinan anak dan kehamilan remaja. melalui peningkatan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan di Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Nagekeo.
Implementasinya dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah desa, sekolah, remaja, dan kaum muda. Khususnya, dalam membentuk dan menjalankan Kelompok Perlindungan Anak Desa (KPAD) di 6 desa, juga mewujudkan Sekolah Ramah Anak (SRA) di 13 sekolah di 3 Kabupaten tersebut, sejak Januari 2022.
Menutup program ini, Rabu 25/9/2024 di Aula PKK Pendopo Bupati Sukabumi, seluruh pemangku kepentingan yang telah terlibat berkumpul dalam lokakarya “Pembelajaran Perjalanan Program GEMA CITA – Praktik Baik dan Tantangan”.
Baca Juga: Wisata Salju Trans Snow World Bintaro, Bisa Ketemu Olaf di Film Frozen!
Dalam rilis Plan Indonesia yang diterima redaksi sukabumiupdate.com, menjelaskan Ade Suryaman Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, mewakili Bupati membuka acara dengan menyampaikan apresiasi terhadap kerja mencegah perkawinan anak di wilayah ini.
“Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah perkawinan anak seperti Pergub 18/2021. Pemerintah daerah tentunya tidak bisa berdiri sendiri. Hal ini juga mengingat bahwa Kabupaten Sukabumi memiliki banyak generasi muda dan membutuhkan dukungan dari berbagai mitra. Kami mengapresiasi program Gema Cita yang berhasil menjangkau total partisipan sebanyak 1.153. Berharap tidak ada lagi perkawinan anak,” ucap Ade.
Dalam sambutannya di acara itu, Nazla Mariza, Influencing and Programme Implementation Director Plan Indonesia menyampaikan apresiasi kepada berbagai mitra yang berhasil menurunkan angka perkawinan anak di Sukabumi di bawah target RPJMN.
“Kami mengapresiasi pemerintah Kabupaten Sukabumi atas berbagai upaya seperti Stranas PPA, masuknya kesejahteraan anak dalam RPJMD, dan pembentukan Satgas. Melalui Gema Cita, kami hadir untuk mendorong kolaborasi dan peningkatan kapasitas peer educator, serta penguatan PATBM dan SRA yang bahkan telah direplikasi. Kami senang program kami telah menjadi upaya yang berkelanjutan. Ini adalah modal awal, dan kami berharap kapasitas yang sudah ada dapat terus berkembang dan mendapatkan dukungan yang bermakna dan berarti,” ungkap Nazla.
GEMA CITA berhasil mendampingi 222 pendidik sebaya yang keberlanjutannya terlihat dengan komitmen sekolah untuk meneruskan upaya baik ini. Bahkan dua sekolah melatih pendidik sebaya baru selain yang dilatih Plan Indonesia, masing-masing berjumlah 31 dan 35.
Sebagai bagian dari program ini, berbagai upaya advokasi juga telah dilakukan oleh 20 advokat muda GEMA CITA untuk mendorong Pemerintah Kabupaten Sukabumi (Bupati) menandatangani revisi Peraturan Bupati (Perbup) Pencegahan Perkawinan Anak (PPA) dengan memasukkan Rencana Aksi Daerah (RAD) PPA dan Mekanisme Alur Pelaporan dan Penanganan Kasus serta Surat Keputusan Tim Satuan Tugas (Satgas) PPA.
Baca Juga: Nikmati Suasana Indah Hutan Pinus dari Jembatan Panjang di Orchid Forest Cikole
Elis saja’ah Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak Kabupaten Sukabumi, menjelaskan bahwa kehadiran program GEMA CITA berkontribusi terhadap peningkatan kesadaran masyarakat akan pencegahan perkawinan anak serta penanganannya yang lebih efektif di Kabupaten Sukabumi.
“Selain mekanisme alur pelaporan dan penanganan kasus, GEMA CITA telah memperkuat PATBM dan tim SRA yang juga menjadi garda terdepan dalam pencegahan perkawinan anak. Selain itu, dukungan dana juga diperlukan untuk keberlanjutan upaya baik ini,” tambah Elis.
Hal ini disambut oleh Reni dari PATBM Warungkiara yang menyatakan PATBM Desa Warungkiara dan PATBM Desa Sukaraja mendapatkan dukungan anggaran dari Dana Desa, masing-masing 10 juta rupiah setahun dan 17 juta rupiah setahun setelah adanya advokasi dari GEMA CITA.
Rati Handayani, Perencana Ahli Pertama Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda, dan Olahraga (KPAPO) Bappenas yang turut hadir dalam lokakarya ini juga menyampaikan Bappenas sudah memasukkan pencegahan perkawinan anak di Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sebagai prioritas dan rancangan RPJMN 2025-2029 diisi dengan visi dan misi presiden terpilih.
Program Gema Cita menjadi pembelajaran bahwa pelibatan kaum muda serta upaya advokasi bersama telah menghasilkan berbagai perubahan positif dan akhirnya mencapai tujuan untuk menghapus perkawinan anak di Indonesia. Harfi, salah satu pendidik sebaya dan Advokat Muda GEMA CITA, mengutarakan bahwa penting untuk kaum muda agar dilibatkan dalam program-program terutama berkaitan dengan pencegahan perkawinan anak dan lainnya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan.
“Dengan dilibatkan, kami jadi lebih memahami akar masalah dan jalan keluarnya. Kami pernah mendampingi teman yang mengalami kehamilan dan akan dinikahkan serta rencana keluar dari sekolah, namun berhasil kami cegah dan sekolah memasukkan ke sekolah terbuka agar teman kami masih bisa tetap bersekolah,” tandas Harfi.
Baca Juga: Amalkan Doa Ini Agar Terlindung dari Segala Keburukan, Kejelekan dan Gangguan Orang Jahat
Lokakarya yang diadakan pada hari ini (25/09) di Aula PKK Pendopo Bupati Sukabumi melibatkan partisipan program dan mitra pembangunan lainnya yang ada di Kabupaten Sukabumi termasuk Kemendagri, KPPPA, Pemerintah Provinsi Sukabumi yang berbagi pembelajaran, berbagai Organisasi Perangkat Daerah tingkat kabupaten, pemerintah desa, forum anak, tim SRA, dan PATBM dan tokoh agama dan adat.