SUKABUMIUPDATE.com - Menyatu di antara Kabupaten Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat, Gunung Salak dikenal sebagai salah satu gunung paling mistis di tanah Sunda.
Dengan ketinggian puncak sekitar 2.211 meter, gunung ini tak hanya disakralkan, tetapi juga menjadi tujuan favorit para pendaki. Dari kejauhan, keindahan gunung yang terkenal angker ini begitu memukau.
Misteri Gunung Salak telah menjadi buah bibir di kalangan masyarakat dan para pendaki. Kisah-kisah mistis yang beredar tentang gunung ini sangatlah beragam, mulai dari cerita tentang kerajaan gaib yang konon masih eksis hingga peristiwa-peristiwa aneh yang sering terjadi dan bahkan memakan korban jiwa.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang misteri-misteri yang menyelimuti Gunung Salak, simak ulasan berikut ini.
1. Kerajaan Gaib Pajajaran
Gunung Salak ada erat kaitannya dengan kerajaan gaib Pajajaran. Kerajaan Pajajaran sendiri merupakan kerajaan yang berada di tatar Sunda. Kerajaan Pajajaran berdiri sekitar 1030 Masehi.
Banyak masyarakat Sunda percaya, jika arwah dari raja, ratu, prajurit serta masyarakat kerajaan Pajajaran, bersemayam di gunung Salak. Hal itu tak lepas dari cerita masyarakat yang kerap kali melihat wujud orang-orang tengah bertugas dengan seragam khas jaman kerajaan.
Selain itu, sebagian masyarakat juga percaya jika arwah dari Prabu Siliwangi yang dikenal sebagai sosok raja di kerajaan Pajajaran masih ada di sekitar Gunung Salak.
2. Kecelakan Pesawat Sukhoi Superjet 100
Belum lupa dalam ingatan ketika kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di sekitar Gunung Salak pada 2012 silam. Kecelakaan pesawat itu menelan korban jiwa hingga 45 orang.
Kejadian itu kemudian memunculkan cerita mistis dibalik keangkeran gunung Salak. Banyak orang-orang yang mengaitkan dengan kerajaan gaib gunung Salak.
Gunung Salak sendiri memang dikenal oleh semua orang sebagai salah satu gunung terangker di Jawa Barat. Gunung Salak juga tidak sembarangan bisa dilewati diatasnya.
Konon, jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 disebabkan oleh ulah makhluk astral penunggu Gunung Salak.
3. Ritual Mistis Lempar Minyak
Cerita mistis ini datang dari kisah penambang emas ilegal di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Para penambang ini memiliki ritual khusus sebelum menggali lubang tambang.
Ritual mistisnya, dimana para penambang akan melemparkan minyak wangi jenis apel jin yang telah diberi ajian oleh dukun. Ketika minyak wangi apel jin itu jatuh dilempar dan jatuh, maka disitulah lokasi yang mengandung kadar emas.
4. Pantangan Gunung Salak
Di gunung Salak ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilanggar bagi siapapun. Pantangan ini adalah dilarang memetik bunga anggrek dan tidak boleh mengatakan buah salak.
Sebab, kata salak bertolak belakang dengan nama salak yang digunakan dari bahasa Sansekerta yaitu ‘Salaka’ atau berarti ‘Perak’. Dengan kata lain, Gunung Salak memiliki artu Gunung Perak.
5. Suara Gamelan
Cerita mistis gunung Salak selanjutnya adalah misteri suara gamelan. Di gunung Salak terdapat suara gamelan yang terdengar jika mendaki ke arah puncak. Kesaksian itu diceritakan oleh para pendaki yang mendengar suara gamelan ketika mendaki gunung Salak.
Tak sedikit juga para pendaki yang terhipnotis dan mengikuti suara gamelan tersebut. Bahkan, menurut cerita ada beberapa pendaki yang mengikuti suara gamelan itu dan hilang tanpa jejak sampai sekarang.
6. Kabut yang Menyesatkan
Kabut di Gunung Salak sering kali dianggap "menghilangkan" jalur pendakian. Banyak pendaki melaporkan bahwa mereka merasa seperti sedang berjalan di tempat yang sama berulang kali, meskipun sebenarnya sudah berjalan jauh. Ini menciptakan perasaan terjebak dan ketidakpastian yang memicu rasa takut.
7. Sering Memakan Korban Jiwa
Gunung Salak memang gunung yang indah namun sangat misterius. Gunung ini kerap kali memakan korban jiwa di kalangan pendaki. Ada beberapa spot yang sering menelan korban jiwa yaitu Kawah Ratu dan Curug Seribu.
Kedua lokasi itu seringkali membuat pendaki tersesat dan hilang arah dan akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Kisah mistis itu kemudian memunculkan anggapan jika dua tempat itu mengambil nyawa tumbal.