5 Mitos Larangan Pamali Duduk di Atas Meja, "Bisi Loba Hutang"?

Kamis 19 September 2024, 15:53 WIB
Ilustrasi - Orang yang duduk sambil marah-marah. Soal Mitos Larangan Pamali Duduk di Atas Meja yang Dianggap "Bisi Loba Hutang". (Sumber : Freepik.com/@luis_molinero)

Ilustrasi - Orang yang duduk sambil marah-marah. Soal Mitos Larangan Pamali Duduk di Atas Meja yang Dianggap "Bisi Loba Hutang". (Sumber : Freepik.com/@luis_molinero)

SUKABUMIUPDATE.com - Dalam budaya Sunda, terdapat berbagai mitos pamali yang diyakini oleh masyarakat sebagai larangan atau pantangan tertentu.

Pamali biasanya berkaitan dengan kepercayaan yang diwariskan turun-temurun dan dimaksudkan untuk menjaga keharmonisan dengan alam, keluarga, atau masyarakat.

Ilustrasi. Ada beberapa mitos yang sering dikaitkan dengan larangan duduk di atas meja. Foto: Instagram/annashrIlustrasi. Ada beberapa mitos yang sering dikaitkan dengan larangan duduk di atas meja. Foto: Instagram/annashr

Salah satu kalimat pamali yang dikenal oleh masyarakat Sunda termasuk di Sukabumi adalah, mitos duduk di atas meja. Dalam budaya Sunda, duduk di atas meja dianggap pamali dan diyakini bisa membawa berbagai hal negatif seperti banyak hutang alias "loba hutang".

Baca Juga: 5 Fakta Saki Tamogami, Wanita Jepang yang Hidup Hemat Ekstrem Demi Beli Rumah 7M

Ternyata, Mitos Kalimat Pamali memiliki banyak makna negatif selain banyak hutang. Berikut beberapa mitos yang sering dikaitkan dengan larangan duduk di atas meja, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:

Mitos Larangan Pamali: Duduk di Atas Meja "Bisi Loba Hutang"

1. Mendatangkan Kesialan

Mitos: Duduk di atas meja diyakini dapat membawa kesialan atau nasib buruk bagi orang yang melakukannya.

Alasan Tradisional: Meja biasanya digunakan untuk makan atau bekerja, dan duduk di atasnya dianggap tidak sopan serta tidak sesuai dengan fungsi meja itu sendiri.

2. Menghalangi Rezeki

Mitos: Duduk di atas meja dipercaya dapat menghalangi rezeki masuk ke rumah atau menyebabkan rezeki menjadi seret. Hal inilah yang kerap membuat masyarakat Sunda mengaitkan antara kebiasaan tidak sopan duduk di atas meja dengan penyebab banyak hutang.

Alasan Tradisional: Meja sering kali menjadi tempat makan, yang dalam banyak budaya diidentikkan dengan simbol rezeki. Larangan pamali duduk di atas meja muncul karena bisa dianggap mengotori simbol tersebut.

Baca Juga: Diuji Ulang Hidung Elektronik, Vieux Boulogne Jadi Keju Paling Bau di Dunia

3. Kurang Sopan

Mitos: Duduk di atas meja dianggap tidak sopan dan bisa menyinggung perasaan orang lain, terutama orang tua atau tamu.

Alasan Tradisional: Duduk di tempat yang tidak seharusnya seperti meja mungkin dilihat sebagai tindakan yang kurang beradab, mengingat meja biasanya diperlakukan sebagai tempat yang "bersih" dan dihormati.

4. Mengundang Makhluk Halus

Mitos: Dalam beberapa kepercayaan, duduk di atas meja bisa dianggap sebagai tindakan yang mengundang makhluk halus atau roh jahat untuk datang ke rumah.

Alasan Tradisional: Meja sering kali dikaitkan dengan tempat penting di rumah, dan berperilaku tidak pantas di atasnya dianggap bisa menarik energi negatif.

Baca Juga: Link Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi CPNS Kabupaten Sukabumi 2024

5. Menunjukkan Sikap Tidak Hormat

Mitos: Duduk di atas meja dianggap sebagai tanda tidak menghargai tempat makan atau ruang yang digunakan untuk kegiatan penting keluarga.

Alasan Tradisional: Meja sering digunakan untuk makan bersama keluarga, yang dalam budaya Sunda memiliki makna simbolis sebagai tempat berbagi dan menjaga kebersamaan.

Larangan pamali duduk di atas meja bisa dianggap melanggar kesakralan momen bersama keluarga.

Baca Juga: Kenapa Sukabumi Dijuluki Kota Mochi? 2 Versi Sejarah Ini Ungkap Alasannya!

Meskipun secara rasional larangan pamali duduk di atas meja tampak tidak berdasar, mitos tersebut tetap dijaga sebagai bentuk etika dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak pamali dalam budaya Sunda sebenarnya bertujuan untuk mendidik anak-anak agar berperilaku baik dan menjaga tata krama.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Inspirasi20 September 2024, 01:10 WIB

Refleksi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Peringatan Maulid Nabi SAW yang rutin diadakan setiap tahun dalam realitasnya belum sepenuhnya mampu mengubah perilaku keagamaan
Refleksi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW | Foto : Pixabay
Sukabumi20 September 2024, 00:27 WIB

Terbang ke Aceh, Sekda Ade Beri Dukungan ke Atlet PON XXI Asal Kabupaten Sukabumi

Sekretaris Daerah, Ade Suryaman, bersama sejumlah pejabat Pemkab Sukabumi terbang ke Aceh untuk memberikan dukungan kepada para atlet asal Kabupaten Sukabumi yang bertanding di PON XXI
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman dan jajaran saat bertemu para atlet asal Kabupaten Sukabumi di PON XXI di Aceh | Foto : Dokpim
Sukabumi19 September 2024, 23:23 WIB

Desa Wisata Hanjeli Sukabumi Sabet Penghargaan Wonderful Indonesia Impact Kemenparekraf

Enam desa wisata terbaik mendapat penghargaan Wonderful Indonesia Impact dari Menparekraf bekerja sama dengan MarkPlus. Salah satunya adalah Desa Wisata Hanjeli, Kabupaten Sukabumi
Asep Hidayat saat menerima Penghargaan Wonderful Indonesia Impact dari Menparekraf Sandiaga Uno di Jakarta, Kamis (19/9/20204) | Foto : Istimewa
Sukabumi19 September 2024, 21:47 WIB

Sepakat Damai Cabut Laporan Usai Bentrok, PP dan Garis Sukabumi Saling Memaafkan

Pasca insiden yang melibatkan dua kelompok ormas PP Kota Sukabumi dan ormas Garis Sukabumi Raya pada Jumat 13 September 2024 lalu, kedua belah pihak bersepakat untuk islah atau berdamai.
Para Pimpinan kedua ormas usai tandatangani nota perdamaian di MWC Pemuda Pancasila (PP) Kota Sukabumi. Kamis (19/9/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi19 September 2024, 21:18 WIB

Puluhan Perahu Wisata Terparkir Sepi Imbas Keringnya Curug Cikaso Sukabumi

Puluhan perahu angkutan wisata yang biasa mengantar jemput wisatawan ke Curug Cikaso kini terparkir sepi di dermaga apung Sungai Cikaso, Kampung Ciniti, Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi.
Puluhan perahu wisata terparkir di sungai cikaso imbas keringany curug Cikaso di Sukabum | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi Memilih19 September 2024, 20:58 WIB

KPU Kabupaten Sukabumi Tetapkan DPT Pilkada 2024, Terjadi Penurunan Jumlah Pemilih

Jumlah DPT Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024 terdiri dari 1.001.764 pemilih laki-laki dan 981.642 perempuan.
Rapat pleno terbuka rekapitulasi DPSHP dan penetapan DPT yang diselenggarakan KPU Kabupaten Sukabumi. (Sumber : SU/Ibnu)
Sukabumi19 September 2024, 20:42 WIB

Tepergok Curi Helm, Pria Cianjur Babak Belur Diamuk Massa di Dago Sukabumi

Berikut kronologi pria Cianjur nyaris tewas diamuk massa di Dago Sukabumi karena tepergok curi helm.
Tangkapan layar video viral pria babak belur diamuk massa karena tepergok curi helm di Dago Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi Memilih19 September 2024, 20:40 WIB

Panwaslu Sukaraja Sosialisasi Netralitas ASN, TNI/Polri dan Perangkat Desa di Pilkada Sukabumi

Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kecamatan Sukaraja mengadakan kegiatan sosialisasi pengawasan netralitas ASN, TNI, Polri, Kepala Desa, dan perangkat desa dalam Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024.
Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Sukaraja saat melakukan sosialisasi netralitas ASN, TNI/Polri dan Aparat Desa, Kamis (19/9/2024) | Foto : SU
Sukabumi Memilih19 September 2024, 20:19 WIB

Tak Ada Tanggapan Masuk, KPU Menuju Tahap Penetapan Paslon Pilbup Sukabumi 2024

Nihin tanggapan dan masukan dari masyarakat terkait 2 bapaslon Pilbup Sukabumi 2024. KPU bersiap menuju tahapan berikutnya.
Ketua Divisi Teknis dan Penyelenggara KPU Kabupaten Sukabumi, Abdullah Ahmad Mulya. (Sumber : SU/Ibnu)
Life19 September 2024, 20:00 WIB

Usir Muda Mudi yang Meresahkan, Kota di Finlandia Ini Putar Musik Klasik untuk Atasinya!

Kota di Finlandia ini punya cara unik mengusir pemuda yang selalu meresahkan di daerahnya.
Ilustrasi - Kota di Finlandia ini punya cara unik mengusir pemuda yang selalu meresahkan di daerahnya. (Sumber : Freepik.com).