SUKABUMIUPDATE.com - Dalam budaya Sunda, terdapat berbagai mitos pamali yang diyakini oleh masyarakat sebagai larangan atau pantangan tertentu.
Pamali biasanya berkaitan dengan kepercayaan yang diwariskan turun-temurun dan dimaksudkan untuk menjaga keharmonisan dengan alam, keluarga, atau masyarakat.
Salah satu kalimat pamali yang dikenal oleh masyarakat Sunda termasuk di Sukabumi adalah, mitos duduk di atas meja. Dalam budaya Sunda, duduk di atas meja dianggap pamali dan diyakini bisa membawa berbagai hal negatif seperti banyak hutang alias "loba hutang".
Baca Juga: 5 Fakta Saki Tamogami, Wanita Jepang yang Hidup Hemat Ekstrem Demi Beli Rumah 7M
Ternyata, Mitos Kalimat Pamali memiliki banyak makna negatif selain banyak hutang. Berikut beberapa mitos yang sering dikaitkan dengan larangan duduk di atas meja, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:
Mitos Larangan Pamali: Duduk di Atas Meja "Bisi Loba Hutang"
1. Mendatangkan Kesialan
Mitos: Duduk di atas meja diyakini dapat membawa kesialan atau nasib buruk bagi orang yang melakukannya.
Alasan Tradisional: Meja biasanya digunakan untuk makan atau bekerja, dan duduk di atasnya dianggap tidak sopan serta tidak sesuai dengan fungsi meja itu sendiri.
2. Menghalangi Rezeki
Mitos: Duduk di atas meja dipercaya dapat menghalangi rezeki masuk ke rumah atau menyebabkan rezeki menjadi seret. Hal inilah yang kerap membuat masyarakat Sunda mengaitkan antara kebiasaan tidak sopan duduk di atas meja dengan penyebab banyak hutang.
Alasan Tradisional: Meja sering kali menjadi tempat makan, yang dalam banyak budaya diidentikkan dengan simbol rezeki. Larangan pamali duduk di atas meja muncul karena bisa dianggap mengotori simbol tersebut.
Baca Juga: Diuji Ulang Hidung Elektronik, Vieux Boulogne Jadi Keju Paling Bau di Dunia
3. Kurang Sopan
Mitos: Duduk di atas meja dianggap tidak sopan dan bisa menyinggung perasaan orang lain, terutama orang tua atau tamu.
Alasan Tradisional: Duduk di tempat yang tidak seharusnya seperti meja mungkin dilihat sebagai tindakan yang kurang beradab, mengingat meja biasanya diperlakukan sebagai tempat yang "bersih" dan dihormati.
4. Mengundang Makhluk Halus
Mitos: Dalam beberapa kepercayaan, duduk di atas meja bisa dianggap sebagai tindakan yang mengundang makhluk halus atau roh jahat untuk datang ke rumah.
Alasan Tradisional: Meja sering kali dikaitkan dengan tempat penting di rumah, dan berperilaku tidak pantas di atasnya dianggap bisa menarik energi negatif.
Baca Juga: Link Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi CPNS Kabupaten Sukabumi 2024
5. Menunjukkan Sikap Tidak Hormat
Mitos: Duduk di atas meja dianggap sebagai tanda tidak menghargai tempat makan atau ruang yang digunakan untuk kegiatan penting keluarga.
Alasan Tradisional: Meja sering digunakan untuk makan bersama keluarga, yang dalam budaya Sunda memiliki makna simbolis sebagai tempat berbagi dan menjaga kebersamaan.
Larangan pamali duduk di atas meja bisa dianggap melanggar kesakralan momen bersama keluarga.
Baca Juga: Kenapa Sukabumi Dijuluki Kota Mochi? 2 Versi Sejarah Ini Ungkap Alasannya!
Meskipun secara rasional larangan pamali duduk di atas meja tampak tidak berdasar, mitos tersebut tetap dijaga sebagai bentuk etika dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak pamali dalam budaya Sunda sebenarnya bertujuan untuk mendidik anak-anak agar berperilaku baik dan menjaga tata krama.