SUKABUMIUPDATE.com - Si Cepot adalah salah satu Tokoh Wayang Golek yang populer di masyarakat Sunda.
Pada cerita pewayangan, Cepot dikisahkan sebagai satu dari tiga anak punakawan sakti bernama Semar.
Astrajingga atau Si Cepot adalah anak tertua Semar yang identik dengan Ki lurah Bagong, tokoh punakawan dalam kisah pewayangan yang berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Menyadur penelitian Andrew Limelta, Sinta Paramit dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara di Jurnal Untar Vol. 4, No. 1, Maret 2020, Gen Z dan Millenial berpendapat soal Si Cepot Tokoh Wayang Golek. Riset itu bertajuk "Makna Wayang Golek si Cepot pada Masyarakat Sunda Milenial dan Generasi Z".
Riset budaya Sunda ini mengungkap soal Makna Wayang Golek tokoh Si Cepot pada masyarakat Sunda Generasi Millenial dan Z.
Baca Juga: Kenapa Namanya Sukabumi? Sebelum Like Earth Kekinian, Ini Cerita Historis Kota Mochi!
Penelitian menyebut, Si Cepot memiliki ciri khas kulit berwarna merah, giginya yang maju dan bibir yang tebal, dengan makna, nilai, dan gambaran yang bersifat berani. Biasanya, masyarakat Sunda menganggap tokoh si Cepot sebagai karakter yang konyol dan lucu alias bodor.
Lebih lengkap berikut penjabaran terkait makna tokoh Si Cepot dalam Wayang Golek menurut Masyarakat Sunda Milenial dan Generasi Z:
Makna Si Cepot Wayang Golek Menurut Millenial Gen Z
1. Si Cepot Wayang Golek Sebagai Jati Diri Sunda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Si Cepot tak hanya merupakan bagian dari kesenian wayang golek melainkan juga sebagai jati diri orang Sunda sekaligus sejarah budaya. Ini merupakan Makna Si Cepot menurut referensial, yakni merujuk satu kata (lambang) yang diartikan sebagai objek, pikiran, gagasan, dan konsep.
2. Hiburan Si Cepot Wayang Golek
Makna Si Cepot menurut Millenial Gen Z berikutnya adalah Significance, yakni soal kata atau karakter Si Cepot itu sendiri. Si Cepot Wayang Golek menjadi satu representasi hiburan dan praktik agama sebagai bagian dalam sejarah budaya.
3. Si Cepot Wayang Golek Jadi Sosok Penyemangat
Terakhir, Makna Intentional Si Cepot menurut Millenial Gen Z menyangkut pemakai simbol. Masyarakat yang menjadi responden penelitian ini mengartikan tokoh si Cepot sebagai sosok penyemangat.
Berdasarkan penelitian, Si Cepot Wayang Golek memiliki banyak makna sesuai dengan preferensi masing-masing. Si Cepot bisa menjadi jati diri sunda, kekayaan budaya lokal, kesenian Wayang Golek, hiburan, agama hingga penyemangat. Nah, apa Makna Si Cepot Wayang Golek menurut Updaters?
Baca Juga: 5 Fakta Saki Tamogami, Wanita Jepang yang Hidup Hemat Ekstrem Demi Beli Rumah 7M
Kesenian Sunda Wayang Golek
Seperti diketahui, kesenian wayang telah diakui oleh UNESCO sebagai karya agung dunia sekaligus warisan budaya tak benda atau WBTB sejak tahun 2003. Wayang memiliki berbagai macam ragam, yaitu wayang beber, wayang wong, wayang klitik, wayang kulit, dan wayang golek.
Wayang Golek dimainkan oleh seorang dalang yang menggerakkan boneka kayu tersebut sambil menceritakan berbagai kisah, biasanya diiringi oleh musik gamelan.
Pertunjukan Wayang Golek mengandung unsur seni teater, musik, dan sastra yang kental dengan nilai-nilai budaya dan tradisi lokal.
Wayang Golek adalah bagian penting dari kesenian dan kebudayaan Sunda, dan terus dilestarikan hingga saat ini melalui berbagai pementasan, baik dalam acara adat maupun festival budaya.
Sumber: Jurnal Untar