SUKABUMIUPDATE.com - Tirakat adalah istilah dalam budaya Jawa yang merujuk pada upaya spiritual atau laku batin untuk mencapai tujuan tertentu.
Belakangan kata tirakat dipertanyakan usai Lagu Sampai Menutup Mata yang menjadi OST Film My Heart viral di media sosial. Lagu Sampai Menutup Mata versi Acha Septriasa maupun Mahalini tidak merubah liriknya sama sekali.
Penggalan Lirik Sampai Menutup Mata itu yakni "Tirakatku hanya untuk engkau", yang dinyanyikan di tengah-tengah lagu.
Lantas apa itu tirakat? Berikut penjelasannya sebagaimana merujuk Ensiklopedia NU:
Pengertian Tirakat
Tirakat sering kali dilakukan melalui berbagai bentuk pengendalian diri, seperti puasa, meditasi, atau mengurangi keinginan duniawi sebagai bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Tuhan atau mencapai kekuatan batin.
Baca Juga: Gadis Kretek Indonesia Menang Best Miniseries Seoul International Drama Awards 2024
Merujuk laman NU Online, kata "tirakat" berasal dari bahasa Arab, thariqah yang bermakna “jalan yang dilalui”. Sementara dari Bahasa Indonesia, kata ini diserap menjadi tirakat dan tirakatan.
Tirakat artinya menjalani hal-hal spiritual untuk mencapai sesuatu yang diiinginkan. Di kalangan pesantren, Tirakat disebut juga dengan riyadhah, yakni mengendalikan dan mengekang hawa nafsu.
Makna tirakatan sendiri adalah tradisi sebagian masyarakat untuk mengisi hari raya Idul Fitri dengan cara lek lekan (tidak tidur semalaman). Tradisi tirakatan diisi dengan berbagai kegiatan untuk mengasah kesadaran spiritual, tetapi kerap juga diawali dengan sambutan-sambutan dalam acara Syawalan.
Waktu tirakatan tidak sama antara satu kelompok masyarakat dengan masyarakat lain, meski pun tetap masih di bulan Syawal.
Baca Juga: 13 Tips Aman Berkendara Sepeda Motor untuk Wanita, Nomor 4 Sering Lupa!
Soal tirakatan, masyarakat pesantren menggabungkan pengekangan dan pengendalian hawa nafsu (riyadhah) dengan penempuhan jalan tertentu (thoriqat) untuk mencapai apa yang diinginkn.
Berbagai jenis tirakat yang dikenal di kalangan pesantren adalah puasa Daud, Puasa Senin Kamis hingga Puasa Mutih, diiringi dengan pembacaan hizib, doa, ratib, dan lainnya yang diperoleh dari guru.
Cara melakukan tirakat bisa berbeda antara satu dan lainnya, tergantung apa yang diberikan oleh gurunya.
Masyarakat NU meyakini tirakat bisa membuat kualitas spiritual, yakni semakin dekat dengan Allah dan hajat bisa dikabulkan, dengan catatan apabila dilakukan dengan benar dan diselesaikan secara purna.
Oleh sebab itu, tidak jarang orang tua di kalangan masyarakat NU menjalani tirakat agar anaknya dikaruniai ilmu yang bermanfaat, menjadi `arifin, dan lain-lain; dan untuk kepentingan-kepentingan lain.
Sumber: Ensiklopedia NU