SUKABUMIUPDATE.com - Baginda Nabi Muhammad SAW adalah contoh teladan baik yang dapat ditiru oleh umat Muslim. Ada tiga sifat mulia Beliau yang wajib kita jadikan pedoman hidup.
Dalam rangka memperingati Maulid Nabi, khutbah Jumat kali ini mengajak kita untuk merenungkan kembali akhlak Rasulullah SAW sebagai panduan dalam menjalani kehidupan.
Mari sebarkan pesan kebaikan dalam khutbah Jumat ini agar semakin banyak orang yang terinspirasi untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW.
Khutbah I
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ
أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه
اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وعلى اله وأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين
أما بعد: فيايها الإخوان، أوصيكم و نفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون، قال الله تعالى في القران الكريم: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمان الرحيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صدق الله العظيم
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Pertemuan mingguan di masjid senantiasa mengingatkan kita akan pentingnya bertaqwa kepada Allah SWT. Dengan ini, kita diajak untuk senantiasa menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Setiap pekan, saat berkumpul di masjid, kita diingatkan akan kewajiban sebagai seorang muslim untuk bertaqwa. Pesan-pesan yang berulang ini menunjukkan betapa pentingnya nilai-nilai ketakwaan dalam kehidupan kita.
Hadirin yang Berbahagia
Sebagaimana dikisahkan dalam kitab Maulid Al-Barzanji karya Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji, Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat rendah hati atau tawadhu’. Hal ini dapat ditemukan pada halaman 123 sebagaimana kutipan berikut:
وَكَانَ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَدِيْدَ اْلحَيَاءِ وَالتَّوَاضُعِ
Artinya: Rasulullah SAW adalah sangat pemalu (memiliki rasa malu dan rasa bersalah) dan sangat tawadhu’.
Keteladanan Rasulullah SAW dalam bersikap rendah hati dapat kita lihat dari berbagai peristiwa. Pertama ketika beliau menolak tawaran Abu Hurairah untuk membawakan belanjaannya, Kedua saat beliau mengizinkan sahabat-sahabatnya berjalan di depannya, dan Ketiga beliau selalu yang pertama mengucapkan salam saat bertemu dengan para sahabat.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Saat Rasulullah SAW sedang berbelanja, Abu Hurairah yang kebetulan berada di tempat yang sama, ingin membantu membawa belanjaan Nabi. Namun, Rasulullah SAW dengan lembut menolak kebaikan hati sahabatnya itu.
Rasulullah SAW ternyata tidak berkenan Abu Hurairah bermaksud seperti itu. Kepada Abu Hurairah, Rasulullah SAW mengatakan:
صَاحِبُ الشَّيْءِ أَحَقُّ بِشَيْئِهِ أَنْ يَحْمِلَهُ
Artinya: Pemilik sesuatu barang lebih berhak (pantas) membawa barang miliknya.
Sikap Rasulullah SAW yang menolak dibawakan barang oleh Abu Hurairah menunjukkan bahwa beliau tidak menginginkan perlakuan khusus yang berbeda dari orang biasa. Meskipun statusnya sebagai Nabi dan Rasul sangat mulia, beliau tetap memilih untuk hidup sederhana dan tidak ingin menyombongkan diri. Tindakan beliau ini menjadi contoh nyata tentang kerendahan hati yang sejati.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Bukti lain yang menunjukkan Rasulullah SAW tidak gila hormat adalah sebagaimana dikisahkan dalam kitab Maulid al-Barzanji, halaman 123. sebagaimana kutipan berikut:
يَمْشِيْ خَلْفَ أَصْحَابِهِ وَيَقُوْلُ خَلُوْا ظَهْرِيْ لِلْمَلَائِكَةِ الرُّوْحَانِيَّةِ
Artinya: Nabi Muhammad SAW berjalan di belakang para sahabatnya, dan berkata kepada mereka: Biarkan di belakangku malaikat saja yang tidak kelihatan.
Kisah ini mengajarkan kita tentang makna kerendahan hati yang sesungguhnya. Rasulullah SAW, sosok yang paling mulia, menunjukkan kepada kita bahwa seorang pemimpin sejati adalah yang selalu merendahkan diri dan tidak pernah merasa lebih tinggi dari orang lain.
Dari sudut pandang keamanan, peristiwa ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang baik tidak selalu berarti berada di garis depan, terutama ketika ancaman datang dari belakang. Ini adalah contoh nyata bagi para pemimpin lainnya.
Karena memiliki posisi di depan, para sahabat Nabi mampu melihat dan menghindari bahaya yang datang dari arah tersebut. Namun, Nabi Muhammad SAW lebih memilih untuk berserah diri kepada Allah untuk perlindungan dari serangan belakang, yakin akan adanya malaikat yang senantiasa menjaganya.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Bukti lain lagi, adalah Nabi lebih suka mendahului menyampaikan salam dari pada didahului sebagaimana dikisahkan dalam kitab Maulid al-Barzanji, masih di halaman 123, sebagaimana kutipan berikut:
وَيَبْدَؤُ مَنْ لَقِيَهُ بِالسَّلَامِ
Artinya: Nabi mendahului menyampaikan salam ketika bertemu dengan siapapun.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa kemuliaan seseorang tidak diukur dari kedudukannya, melainkan dari akhlaknya. Rasulullah SAW telah memberikan contoh nyata tentang bagaimana cara memuliakan sesama.
Padahal aturan secara umum sudah jelas sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, bahwa: Yang kecil memberi salam kepada yang besar. Yang berjalan kepada yang duduk. Yang sedikit kepada yang banyak. Yang berkendaraan kepada yang berjalan kaki.
Meskipun statusnya sebagai pemimpin umat, Nabi Muhammad SAW selalu mendahulukan umatnya dalam hal memberi salam. Padahal, secara hierarki, semestinya umatnya yang lebih dulu memberi salam kepada beliau.
Akan tetapi Rasulullah SAW tentu saja tidak salah dalam hal ini karena pada kesempatan lain Nabi SAW bersabda bahwa mendahului salam dianggap sebagai perbuatan yang lebih utama dibandingkan menerima salam. Hal ini sebagaimana diriwayatkan Abu Dawud dan Ahmad. Dalam hadits lain yang diriwayatkan Imam al-Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda bahwa mendahului menyampaikan salam dapat menghilangkan takabur.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Tiga bukti yang telah dipaparkan di atas sudah cukup kuat untuk menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki sifat tawadhu' yang tinggi, sebagaimana yang dikisahkan dalam kitab Maulid al-Barzanji. Masih banyak lagi riwayat yang menunjukkan akhlak mulia beliau yang dapat kita teladani.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Betapa mulianya akhlak Rasulullah SAW, terutama kerendahan hatinya. Sungguh, contoh beliau patut kita teladani dalam setiap langkah kehidupan. Mari kita tanamkan dalam hati untuk selalu rendah hati, meski Allah telah menganugerahkan kita berbagai nikmat. Ingatlah, Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang rendah hati. Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk meneladani Rasulullah SAW. Amin.
جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Sumber: NU Online Jatim