SUKABUMIUPDATE.com - Orang yang menyakiti diri sendiri saat stres atau menghadapi tekanan emosional biasanya melakukannya sebagai cara untuk mengatasi atau mengalihkan perhatian dari perasaan yang sangat menyakitkan atau tak tertahankan.
Perilaku menyakiti diri sendiri disebut juga "self harm", yang kerap dilakukan sebagaian orang ketika mengalami stres dan tekanan mental.
Berikut beberapa penyebab umum mengapa seseorang mungkin menyakiti diri sendiri ketika sedang stres. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasannya:
Penyebab Orang Stres Menyakiti Diri Sendiri
1. Pengalihan Rasa Sakit Emosional
Mengatasi Emosi Intens: Ketika seseorang merasa kewalahan oleh emosi seperti kesedihan, marah, atau cemas, mereka mungkin merasa tidak tahu bagaimana mengatasinya, sehingga memilih self harm.
Ya, menyakiti diri sendiri bisa menjadi cara untuk mengalihkan perhatian dari rasa sakit emosional dengan fokus pada rasa sakit fisik.
Merasakan Kendali: Beberapa orang yang suka self harm merasa bahwa mereka tidak bisa mengendalikan emosi mereka, sehingga mereka mencari kendali melalui tindakan fisik seperti menyakiti diri sendiri.
Baca Juga: 7 Gaya Hidup Sederhana Orang Sunda yang Membuatnya Bahagia
2. Perasaan Mati Rasa atau Kehampaan
Mencari Sensasi: Ada kalanya seseorang merasa mati rasa atau kehilangan perasaan akibat stres atau trauma.
Dalam kasus ini, menyakiti diri sendiri mungkin dilakukan untuk "merasakan sesuatu" atau mencoba mengisi kehampaan tersebut.
Mencoba Menghubungkan dengan Realitas: Beberapa orang yang melakukan self harm mungkin merasa sangat terputus dari realitas atau diri mereka sendiri. Rasa sakit fisik bisa membuat mereka merasa lebih terhubung atau lebih "nyata."
3. Pelepasan Ketegangan
Menurunkan Tegangan: Menyakiti diri sendiri bisa menjadi cara untuk melepaskan ketegangan emosional yang terpendam. Rasa sakit fisik bisa memberi rasa lega sementara dari tekanan internal yang dirasakan.
Melampiaskan Rasa Marah atau Frustrasi: Jika seseorang merasa sangat marah atau frustrasi dan tidak bisa mengekspresikannya dengan cara yang sehat, mereka mungkin melampiaskannya pada diri sendiri.
4. Menyampaikan Rasa Sakit
Mencari Bantuan atau Perhatian: Meskipun tidak selalu terjadi, beberapa orang mungkin menyakiti diri sebagai cara untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka sedang kesulitan atau membutuhkan bantuan.
Perilaku menyakiti diri sendiri bisa menjadi cara untuk mengekspresikan rasa sakit yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Mengkomunikasikan Rasa Tidak Berharga: Seseorang mungkin merasa sangat tidak berharga atau bersalah, dan menyakiti diri sendiri bisa menjadi cara untuk "menghukum" diri mereka atau mengekspresikan perasaan ini secara fisik.
Baca Juga: 7 Manfaat Rutin Mencuci Muka Setiap Pagi, Wajah Cantik Bersih Berseri!
5. Pengaruh Trauma Masa Lalu
Pengalaman Trauma: Orang yang melakukan self harm yang memiliki riwayat trauma, seperti kekerasan fisik atau emosional, mungkin mengembangkan perilaku menyakiti diri sebagai cara untuk mengatasi atau menanggapi trauma tersebut.
Mengulang Pola Lama: Beberapa orang yang pernah mengalami kekerasan atau penyiksaan di masa lalu mungkin mengulang pola menyakiti diri karena ini adalah satu-satunya cara mereka tahu untuk merespon stres atau rasa sakit emosional.
6. Gangguan Mental Tertentu
Gangguan Kepribadian Borderline (BPD): Self harm sering dikaitkan dengan BPD, di mana individu memiliki kesulitan besar dalam mengatur emosi dan mungkin menggunakan self-harm sebagai cara untuk mengatasi emosi yang sangat intens.
Depresi dan Kecemasan: Orang dengan depresi berat atau kecemasan mungkin merasa sangat kewalahan dan tidak tahu cara lain untuk mengatasi rasa sakit emosional mereka selain melalui self-harm.
Gangguan Makan: Self-harm kadang-kadang dikaitkan dengan gangguan makan, di mana kontrol atas tubuh (melalui kelaparan atau cedera) digunakan sebagai cara untuk mengatasi perasaan yang sangat kuat.
7. Pengaruh Sosial atau Budaya
Pengaruh Teman Sebaya: Dalam beberapa kasus, perilaku menyakiti diri sendiri bisa dipengaruhi oleh teman sebaya yang juga melakukan hal yang sama.
Perilaku menyakiti diri sendiri ini bisa menjadi cara untuk "cocok" atau untuk meniru perilaku orang lain yang dekat dengan mereka.
Eksposur Media atau Konten Online: Paparan terhadap media atau konten online yang menggambarkan self-harm bisa membuat perilaku ini tampak seperti cara yang layak atau "normal" untuk mengatasi stres, meskipun sebenarnya berbahaya.
Baca Juga: Ada Nyi Mas Suradewi, Konon Ini 3 Asal Usul Nama Surade Sukabumi
8. Merasa Tidak Didengar atau Dipahami
Putus Asa terhadap Dukungan: Seseorang mungkin merasa bahwa tidak ada yang mendengarkan atau memahami rasa sakit mereka, dan self-harm menjadi satu-satunya cara untuk mengekspresikan perasaan tersebut.
Self harm adalah tanda dari masalah emosional yang serius dan kompleks.
Orang yang melakukan self harm biasanya membutuhkan dukungan dan bantuan profesional untuk mengatasi masalah mendasar dan menemukan cara yang lebih sehat untuk mengelola stres dan emosi mereka.