SUKABUMIUPDATE.com - Culture shock adalah perasaan disorientasi atau kebingungan yang dialami seseorang ketika mereka pindah atau berinteraksi dengan budaya yang sangat berbeda dari budaya asal mereka.
Perubahan lingkungan, kebiasaan, bahasa, dan norma sosial bisa membuat seseorang merasa canggung atau terkejut. Berikut beberapa contoh situasi di mana seseorang mungkin mengalami culture shock, seperti dirangkum dari berbagai sumber:
Culture Shock Indonesia dan Luar Negeri
1. Perbedaan Etika Makan
Contoh: Seorang mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang mungkin merasa terkejut saat melihat bahwa orang Jepang sering kali makan mie dengan suara slurping (menyedot) sebagai tanda bahwa mereka menikmati makanan tersebut. Di Indonesia, membuat suara saat makan dianggap tidak sopan.
Baca Juga: 4 Manfaat Tol Ciawi Sukabumi untuk Jawa Barat, Jalan Alternatif ke Bogor Jakarta
2. Pola Waktu dan Ketepatan
Contoh: Seorang pekerja dari Amerika Serikat yang bekerja di Spanyol mungkin mengalami culture shock ketika menyadari bahwa jam kerja di Spanyol lebih fleksibel, dengan siesta (waktu tidur siang) di tengah hari dan makan malam yang dimulai sangat larut malam dibandingkan dengan kebiasaan makan malam lebih awal di AS.
3. Sikap terhadap Privasi
Contoh: Seorang turis dari negara Eropa Utara mungkin merasa tidak nyaman ketika berkunjung ke negara-negara Timur Tengah di mana orang-orang cenderung lebih ramah dan suka bertanya tentang kehidupan pribadi, seperti pekerjaan, gaji, atau status pernikahan, yang mungkin dianggap terlalu pribadi di budayanya.
4. Perbedaan Gaya Komunikasi
Contoh: Seorang ekspatriat dari Jerman yang bekerja di negara Asia mungkin mengalami culture shock karena perbedaan dalam cara berkomunikasi.
Di Jerman, komunikasi cenderung langsung dan to the point, sementara di beberapa negara Asia, komunikasi bisa lebih tidak langsung dan mengutamakan kesopanan untuk menghindari konflik.
Baca Juga: Kampung Wisata Hanya 25 Menit Lewat Tol Bocimi, Ada Curug hingga Tracking!
5. Norma Berpakaian
Contoh: Seorang wanita Barat yang bepergian ke Timur Tengah mungkin merasa culture shock saat harus menyesuaikan diri dengan aturan berpakaian yang lebih konservatif, seperti memakai hijab atau pakaian yang menutupi seluruh tubuh di tempat umum, berbeda dengan kebebasan berpakaian di negara asalnya.
6. Kebiasaan Antri
Contoh: Seorang pendatang dari Inggris, di mana budaya antri sangat dijunjung tinggi, mungkin merasa frustrasi ketika berada di negara yang tidak memiliki budaya antri yang ketat, di mana orang-orang cenderung menyerobot antrian tanpa memperhatikan giliran.
7. Perbedaan dalam Cara Bersosialisasi
Contoh: Seorang pelajar dari Korea Selatan yang belajar di Amerika Serikat mungkin merasa culture shock dengan bagaimana orang Amerika lebih santai dalam bersosialisasi dan lebih sering berbicara dengan orang asing, dibandingkan dengan budaya di Korea Selatan yang lebih formal dan hierarkis.
Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Taste Sabrina Carpenter yang Viral di TikTok
8. Pengalaman Agama
Contoh: Seorang non-Muslim yang pindah ke negara mayoritas Muslim mungkin terkejut mendengar panggilan adzan lima kali sehari dari masjid-masjid, dan mungkin merasa tidak nyaman atau bingung pada awalnya, terutama jika belum pernah mengalami hal ini sebelumnya.
Culture shock bisa terjadi dalam berbagai tingkat, mulai dari ketidaknyamanan ringan hingga perasaan isolasi yang lebih dalam.
Biasanya, seseorang akan mengalami beberapa tahap adaptasi, mulai dari euforia awal, disorientasi, hingga akhirnya menerima dan menyesuaikan diri dengan budaya baru.
Baca Juga: Heboh Megathrust, Riset Ungkap 2 Wilayah di Palabuhanratu Ini Tidak Terdampak Tsunami