SUKABUMIUPDATE.com - Peran seorang pemimpin dalam Islam sangatlah sentral. Imam Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-Iman menggambarkan pemimpin sebagai 'naungan Allah SWT di bumi'.
Perumpamaan ini menunjukkan bahwa pemimpin memiliki kedudukan yang sangat mulia dan bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Pemimpin bukan hanya sekadar penguasa, tetapi juga sebagai teladan bagi masyarakat.
Tugas seorang pemimpin memang berat, namun pahala yang akan diperoleh jauh lebih besar. Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa pemimpin yang adil akan mendapatkan tempat istimewa di surga sebagai balasan atas segala jerih payahnya dalam memimpin umat.
Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang adil bukan hanya sekedar tugas duniawi, namun juga merupakan ibadah yang sangat mulia.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Ada tujuh kelompok orang yang dinaungi oleh Allah pada hari tiada naungan selain naungan-Nya, yaitu pemimpin yang adil."
Lalu bagaimana dengan Pemimpin yang zalim dan tidak adil kepada rakyatnya?
Pemimpin yang zalim adalah seseorang yang menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, dengan mengabaikan kepentingan umum dan keadilan. Mereka sering kali bertindak sewenang-wenang, menindas rakyat, dan melanggar hukum.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah menyinggung perkara pemimpin curang yang tidak akan masuk surga.
Mengutip NU Online, dalam hadis riwayat Imam al-Bukhari:
ماَ مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيْهِ اللَّهُ رَعِيَّةً، يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ، وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Artinya: “Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga.” (Hadis riwayat Imam al-Bukhari)
Berikut adalah beberapa ciri pemimpin zalim dalam Islam yang dihimpun dari laman ibadah.
Ciri-ciri Pemimpin Zalim
Buku karya Rohidzir Rais berjudul “Khutbah Rasulullah”, menerangkan beberapa ciri-ciri pemimpin zalim diantaranya:
1. Akhlak Buruk
Pemimpin zalim seringkali menunjukkan perilaku yang jauh dari etika dan moral yang baik. Mereka mungkin tidak memiliki rasa tanggung jawab, kejujuran, atau integritas dalam menjalankan tugasnya.
Akhlak yang buruk ini terlihat dalam keputusan yang mereka ambil, yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok kecilnya daripada rakyat yang dipimpinnya. Mereka juga cenderung bersikap angkuh dan tidak menerima kritik atau nasihat yang baik dari orang lain.
2. Eksploitasi atau Menindas Rakyat
Salah satu tanda nyata dari seorang pemimpin zalim adalah kebiasaan mengeksploitasi rakyatnya untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Mereka bisa melakukan penindasan ekonomi, politik, maupun sosial.
Pemimpin seperti ini biasanya memanfaatkan kekuasaan untuk mengambil sumber daya secara tidak adil, memperburuk kesenjangan sosial, dan memberlakukan aturan atau kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat kecil.
Contoh nyata adalah penarikan pajak yang berlebihan tanpa memberikan manfaat nyata kepada masyarakat.
3. Tidak Peduli terhadap Penderitaan Rakyat
Ketidakpedulian terhadap kondisi dan penderitaan rakyat merupakan salah satu ciri khas dari pemimpin zalim. Mereka tidak memperhatikan keluhan, kesulitan, atau kebutuhan rakyat.
Pemimpin ini biasanya lebih fokus pada kepentingan mereka sendiri, termasuk menjaga status, kekayaan, dan kekuasaan mereka. Mereka tidak berupaya mencari solusi atau tindakan nyata untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat.
Bahkan dalam situasi bencana atau krisis, mereka cenderung lamban atau acuh tak acuh dalam memberikan bantuan.
4. Kebencian Rakyat
Seiring dengan kebijakan yang menindas dan ketidakpedulian terhadap kebutuhan masyarakat, rakyat sering kali mulai merasa marah dan kecewa terhadap pemimpinnya. Kebencian rakyat terhadap pemimpin zalim bisa terlihat dari meningkatnya kritik, protes, atau bahkan pemberontakan.
Hubungan antara pemimpin dan rakyat yang semakin memburuk ini menandakan bahwa pemimpin tersebut sudah kehilangan legitimasi moral di mata rakyatnya. Masyarakat mulai tidak mempercayai segala keputusan dan tindakannya, dan hal ini bisa memicu instabilitas politik.
5. Kebencian Pemimpin Terhadap Rakyatnya
Pemimpin yang zalim seringkali menunjukkan rasa benci atau antipati terhadap rakyatnya, terutama ketika mereka merasa terancam oleh kritik atau perlawanan dari masyarakat. Mereka melihat rakyat sebagai ancaman yang harus ditekan, bukannya sebagai pihak yang harus dilayani.
Kebencian ini dapat terlihat dari tindakan represif yang dilakukan terhadap mereka yang bersuara kritis atau menentang pemerintah. Selain itu, pemimpin ini sering kali menggunakan aparat keamanan atau hukum untuk menindas rakyatnya, bahkan dengan kekerasan.
Akibat dari Kepemimpinan yang Zalim
Al-Qur’an dan hadis menyebutkan akibat yang akan dialami oleh pemimpin yang zalim:
Azab yang Pedih Surah Asy Syura 42
اِنَّمَا السَّبِيْلُ عَلَى الَّذِيْنَ يَظْلِمُوْنَ النَّاسَ وَيَبْغُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ٤٢
Latin: innamas-sabîlu ‘alalladzîna yadhlimûnan-nâsa wa yabghûna fil-ardli bighairil-ḫaqq, ulâ'ika lahum ‘adzâbun alîm
Artinya: Sesungguhnya alasan (untuk menyalahkan) itu hanya ada pada orang-orang yang menganiaya manusia dan melampaui batas di bumi tanpa hak (alasan yang benar). Mereka itu mendapat siksa yang sangat pedih.
Tafsir Wajiz
Sesungguhnya jalan untuk menyatakan kesalahan dan perbuatan dosa hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa mengindahkan kebenaran. Mereka itu mendapat siksa yang pedih atas perbuatan mereka di hari akhirat kelak.