SUKABUMIUPDATE.com - Dalam Islam, hati memiliki peran yang sangat penting. Hati adalah pusat dari segala kebaikan dan keburukan yang ada pada diri manusia. Karena itu, menjaga kebersihan hati merupakan hal yang sangat penting.
Apa itu Penyakit Hati?
Penyakit hati dalam Islam merujuk pada segala penyakit yang menyerang hati nurani manusia, seperti:
- Ujub: Merasa bangga dengan amal ibadah sendiri dan meremehkan amal orang lain.
- Hasad: Iri hati terhadap nikmat yang Allah berikan kepada orang lain.
- Riya: Melakukan amal ibadah hanya untuk dilihat orang lain.
- Sombong: Merasa lebih tinggi dari orang lain.
- Dengki: Benci terhadap keberhasilan orang lain.
- Ghibah: Menggosip atau membicarakan keburukan orang lain.
- Namimah: Menyalahkan satu orang kepada orang lain.
Bahaya Penyakit Hati
Penyakit hati memiliki dampak yang sangat buruk bagi kehidupan seseorang, baik di dunia maupun di akhirat. Beberapa bahaya penyakit hati antara lain:
- Merusak ibadah: Amal ibadah yang dilakukan dengan hati yang sakit tidak akan diterima oleh Allah SWT.
- Menghancurkan hubungan sosial: Penyakit hati dapat merusak hubungan dengan orang lain, seperti keluarga, teman, dan masyarakat.
- Menjauhkan diri dari Allah: Orang yang hatinya sakit akan sulit untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW tentang hati baik, maka baiklah juga anggota badan yang lainnya. Sebaliknya juga, apabila hati rusak maka rusak pula yang lainnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Berikut ini beberapa ringkasan mengenai penyakit hati yang paling berbahaya dan tertulis di dalam kitab suci Al-Quran.
1. Qs: Luqman ayat 18
Ujub (Merasa Paling Sholeh)
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ ١٨
wa lâ tusha‘‘ir khaddaka lin-nâsi wa lâ tamsyi fil-ardli maraḫâ, innallâha lâ yuḫibbu kulla mukhtâlin fakhûr
Artinya: Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.
2. Qs: Al-Mu’minun ayat 71
Ananiah (Egois)
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ اَهْوَاۤءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ بَلْ اَتَيْنٰهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُّعْرِضُوْنَۗ ٧١
wa lawittaba‘al-ḫaqqu ahwâ'ahum lafasadatis-samâwâtu wal-ardlu wa man fîhinn, bal atainâhum bidzikrihim fa hum ‘an dzikrihim mu‘ridlûn
Artinya: Seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, niscaya binasalah langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya. Bahkan, Kami telah mendatangkan (Al-Qur’an sebagai) peringatan mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu.
3. Qs: Al-Baqarah ayat 264
Riya (Pamer)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًاۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْاۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ ٢٦٤
yâ ayyuhalladzîna âmanû lâ tubthilû shadaqâtikum bil-manni wal-adzâ kalladzî yunfiqu mâlahû ri'â'an-nâsi wa lâ yu'minu billâhi wal-yaumil-âkhir, fa matsaluhû kamatsali shafwânin ‘alaihi turâbun fa ashâbahû wâbilun fa tarakahû shaldâ, lâ yaqdirûna ‘alâ syai'im mimmâ kasabû, wallâhu lâ yahdil-qaumal-kâfirîn
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, lalu batu itu diguyur hujan lebat sehingga tinggallah (batu) itu licin kembali. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum kafir.
4. Qs: An-Nisa ayat 36
Takabur (Sombong)
۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ ٣٦
wa‘budullâha wa lâ tusyrikû bihî syai'aw wa bil-wâlidaini iḫsânaw wa bidzil-qurbâ wal-yatâmâ wal-masâkîni wal-jâri dzil-qurbâ wal-jâril-junubi wash-shâḫibi bil-jambi wabnis-sabîli wa mâ malakat aimânukum, innallâha lâ yuḫibbu mang kâna mukhtâlan fakhûrâ
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak ya tim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.
5. Qs Al-Hujurat ayat 12
Ghibah (Menggunjing)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ١٢
yâ ayyuhalladzîna âmanujtanibû katsîram minadh-dhanni inna ba‘dladh-dhanni itsmuw wa lâ tajassasû wa lâ yaghtab ba‘dlukum ba‘dlâ, a yuḫibbu aḫadukum ay ya'kula laḫma akhîhi maitan fa karihtumûh, wattaqullâh, innallâha tawwâbur raḫîm
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
6. Al-Qalam ayat 10-11
Namimah (Adu Domba)
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍۙ ١٠
wa lâ tuthi‘ kulla ḫallâfim mahîn
Artinya: Janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah lagi berkepribadian hina,
هَمَّازٍ مَّشَّاۤءٍ ۢ بِنَمِيْمٍۙ ١١
hammâzim masysyâ'im binamîm
Artinya: suka mencela, (berjalan) kian kemari menyebarkan fitnah (berita bohong),